Masukan nama pengguna
Hujan perlahan reda. Aku yang penasaran masih saja seperti orang bodoh yang membuka jendela kamar, menatap langit malam memastikan hujan benar-benar akan berhenti. Padahal itu hal yang seharusnya tidak perlu aku lakukan, karena aku tidak memiliki kepentingan untuk keluar rumah. Seharusnya aku meringkuk di bawah selimut, karena seharian hujan menyebabkan hawa dingin. Seperti yang lainnya, tidur dengan selimut hangat, bermimpi indah dan bangun saat pagi. Di saat membuka mata, pasti bisa melihat teriknya matahari. Namun aku tidak, aku memilih memastikan hujan benar-benar akan berhenti saat suara rintikan air tidak lagi terdengar menetes di atap kamarku yang tebuat dari baja ringan.
Aku melihat beberapa orang masih lalu lalang di bawah. Karena posisinya kamar ku berada di lantai dua. Air masih menggenang hampir selutut orang dewasa. Orang-orang sibuk menyelamatkan barang-barang berharganya. Ada yang masih meneriaki anaknya di jam 11 malam.
"Cepat angkat buku-buku mu naik ke atas lemari!" Teriak salah satu tetangga depan rumahku.
Aku hanya diam sambil melihat beberapa orang meneriaki hal yang sama kepada anaknya dari sisi lain.
Ibuku datang dari arah belakang mengejutkanku. Menarik tanganku dan menutup jendela kamar.
"Tidur!" Gertak Ibuku.
Aku menoleh dan diam, kembali ke tempat tidur.
"Ibu, Apa Ibu pernah kehilangan satu buku atau rumah Ibu kebanjiran dan juga tidak bisa menyelamatkan buku-buku sekolah dan juga nenek meneriaki Ibu untuk menyelamatkan barang saat banjir, Apa Ibu pernah mengalaminya?" Tanyaku tanpa jeda.
"Tidak mungkin, Nenekmu adalah orang terkaya di kampung, rumah paling besar di antara deretan tetangga lainnya. Jadi Ibu tidak pernah mengalaminya." Jawab Ibuku, lalu mematikan lampu di kamarku.
Hidup yang sama yang aku dapatkan dari orang tuaku. Namun, kadang aku ingin hal lainnya. Hal yang tidak membosankan. Aku tidak ingin berpura-pura tidak peduli seperti Ibu. Tidak peduli dengan kesusahan orang lain dan tidak peduli kepedihan orang lain.
Aku turun dari tempat tidur, menyalakan lampu. Membuka tirai kamar dan melihat air semakin tinggi naik.
" Hei. Lela, Roni.. bawa buku-buku sekolahmu ke sini!" "Aku tunggu di bawah!" Teriakku pada kedua teman kelasku.