Masukan nama pengguna
Cuplikan Bab 2
Satu persatu bingkai foto pecah dan berserakan di lantai. Membuang semua foto yang terpampang tidak cukup untuk melepaskan beban di hati wanita yang hidup sendirian tanpa seseorang yang di cintai singgah di sampingnya hampir 4 bulan belakangan ini.
"Tidak!" Teriak Ibunya yang menggema di dalam kamar.
Dengan nafas ter engah-engah membuang semua bingkai foto yang rapi berbaris di meja. Tidak cukup sampai di situ, beberapa baju di dalam lemari juga dikeluarkan dan di lempar ke arah manapun sepanjang mata berkeliling.
Setelah tenaga terkuras, tubuh yang lemah itu terkulai di lantai. Sepasang mata menatap atap, dan air mata mulai turun tanpa di inginkan.
Perasaan kuat yang selama ini di tunjukkan seperti sirna dan perasaan takut keluar dari tempat persembunyiannya.
Di tangannya hanya ada sebuah syal berwarna merah muda dengan motif bunga lili yang di genggam dengan erat. Mengingat hadiah pertama dari seorang pria yang menikahinya selama 25 tahun lalu berpisah hanya karena ada wanita muda lainnya yang lebih berhasil mendapatkan cinta suaminya kali ini.
Tubuh lemas itu masih tergeletak, tidak ada daya dan rasa semangat yang keluar dari dalam diri untuk melanjutkan kehidupan.
"Mungkin jika tidak ada Yuda, aku akan gantung diri," Gumam Ibunya, lalu tersenyum tipis menertawai takdirnya yang tidak pernah beruntung.
Ha... Ha... Ha...,
Suara tawa pecah pada akhirnya, ketika selalu menyadari dirinya tidak berarti untuk siapapun. Bahkan setelah lepas dari Pria yang berselingkuh, kali ini harus menghabiskan waktu mengurus anak remajanya yang penuh dengan rahasia dan selalu berhalusinasi hingga membuat perasaan seorang Ibu was-was tiap menit.
Insomnia bukan sebuah penyakit lagi di dalam hidup, melainkan teman setia di setiap malam yang sepi untuk tetap terjaga mengawasi anaknya yang mulai bersikap aneh.
Sepasang mata berkeliling, menatap barang yang berserakan di lantai. Semua tak karuan seperti batinnya.
"Aku lelah," Keluh orang yang pandai dalam berhalusinasi dan menciptakan diri.