Cerpen
Disukai
2
Dilihat
2,282
Is Krimu
Slice of Life

Matahari benar-benar mempercepat produksi keringat. Bajuku bak kain pel yang habis direndam, baunya menyengat hebat. Posisiku saat ini berada di bawah naungan pohon mangga ranum yang menjulang tinggi, tetapi sinar mentari lolos di antara celah ranting. Angin sepoi-sepoi seakan membantu mengeringkan bajuku.

Di antara banyaknya penjual yang lalu lalang, tidak ada satupun gema yang membuatku tertarik. Padahal pedagang es doger itu hampir berhasil memecah air liurku. Namun, sebersit ide membeli es krim menghantamnya cepat.

Es krim yang dijual di ujung gang adalah dermaga yang selalu kulabuhi ketika panas menyerang. Es krim itu hanya es krim biasa, jus buah yang dibekukan lalu dibalut cokelat leleh bertabur kacang sangrai.

Aku bergegas ketika salah satu pedagang menyapaku penuh semangat, seperti menghentikam niatku, "Rona, permen madu pesananmu sudah ada. Ternyata madu dibuat permen adalah ide yang brilian!"

Aku menengguk ludah memandang tumpukan permen madu yang tertata pada etalase gerobak. Lantas aku tersenyum getir, mencoba memutar otak agar uang jajan kali ini dialokasikan untuk es krim.

"Besok masih ada, Bang?"

"Aku tidak yakin, kalau hari ini permen madu lalu keras, besok tersedia."

Sial. Tidak ada cara lain, sudah berbulan-bulan aku mendambakan permen madu itu. Tidak ada cara lain, akhirnya kuputuskan untuk membeli separuh dari uang jajanku kali ini. Tentunya jajan es krim kali ini hanya dapat satu batang.

Akhirnya beberapa bungkus permen madu berada di tanganku, lega rasanya. Setidaknya lidahku berkenalan dengan permen madu itu. Selanjutnya mungkin aku dapat mengeksplor lebih dalam permen itu.

Pedagang permen itu lantas tersenyum lebar. Lalu menjauh dengan gerobak tuanya yang berkarat. Tersisa aku dan segenggam permen yang mungkin meleleh oleh suhu hangat tanganku. Bayangan es krim itu mulai menghantuiku. Banyak pertanyaan yang terbesit dalam otakku. Rasa es krim yang dijajakan tidak selamanya satu rasa, begitu uniknya es krim ujung gang yang telah berdiri hampir beberapa tahun lamanya.

Toko es krim itu berada di dalam rumah dekat pintu, tidak ada papan reklame yang terpajang di jalan, tetapi warga sekitar tahu keberadaan jualan tersebut. Ketika memasuki rumah itu, lemari es krim berukuran kubus menyapa sejuk, hawa es krim terasa ketika mendekati keberadaannya. Baru saja ingin memanggil, seorang kakek berusia renta datang.

"Selamat datang, mau es krim?" Sapanya hangat dibalut keriput di pinggir bibirnya.

Lantas mataku terlempar pada box es krim yang bertutup kaca sehingga berhasil menampilkan tumpukan batang es krim. Es krim berbalut cokelat kacang itu tidak dapat ditebak. Banyak kemungkinan rasa yang dijajakan oleh sang kakek.

"Rasa apa untuk hari ini, Kek?"

Muncul guratan senyum pada Kakek seperti menyimpan misteri, "Coba tebak."

Jawaban yang selalu kuterima dari kakek ketika menanyakan hal itu, hanya jawaban berulang dengan ekspresi tetap.

Di depan rumah terdapat bangku panjang yang terbuat dari kayu, di kedua sisinya terdapat sandaran tangan. Tempat yang tepat untuk menikmati es krim kejutan ini. Ketika kubuka plastik pelindung es krim, aroma cokelat berpadu kacang sangari memenuhi rongga hidung. Aromanya hampir menutupi rasa es krim yang sesungguhnya.

Hanya perlu satu gigitan untuk mengetahui isinya. Rentetan gigiku berhasil menerjang dinginnya es krim, tentunya terasa ngilu. Rasa buahnya melesat mengaktifkan kerja indera perasa. Rasanya manis lembut dengan aroma khasnya, ternyata ubi ungu. Tanaman jalar kesukaanku, perpaduan manis ubi dengan susu gurih adalah perpaduan yang pas. Ada sekelebat penyesalan untuk menghabiskan uang jajan hari ini. Kalau saja ia merelakan permen madu, pasti saat ini ia akan melahap dua es krim sepuasnya.

Salah satu tanganku merogoh salah satu saku celana, jemariku mencari keberadaan permen. Ada ide yang datang untuk memadukan kedua rasa, ubi ungu dengan madu. Tidak ada salahnya mencoba sesuatu yang baru. Bungkus permen itu berhasil mengunci aroma manis madu, ketika bungkusnya terbuka, semerbak manis madu berhasil mengalahkan aroma manis es krim. Seketika ingin berlutut sebagai permintaan maaf kepada permen madu atas penyesalan bodoh.

Ketika kedua rasa tak terduga itu bercampur, seketika ada bayangan rasa ubi cilembu yang dibakar hingga mengeluarkan madu. Rasanya hampir membuatku lupa dunia nyata.

"Bagaimana?" Kakek duduk di sampingku ketika kedua rasa itu lumer memenuhi mulutku.

"Menakjubkan!"

Kakek hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya melihat tingkah lalu atas jawabanku, "besok jangan lupa datang ya!"

Aku mengangguk dengan sisa es krim yang tandas di mulutku.

Keesokan hatinya, aku lupa untuk berapa kalinya aku datang dengan tujuan es krim. Sejujurnya, aku tertarik dengan rasa kejutan yang ada. Jiwaku tertantang dengan menebak dan menerima apapun rasa yang ada dalam balutan cokelat kacang itu.

"Akhirnya kembali lagi, cobalah es krim hari ini," tawar Kakek sembari menggeser pintu box es krim.

Tidak ada petunjuk selain gigitan yang membawaku untuk melihat Dan merasakan kejutan yang tersembunyi.

Es krim itu kini berhasil berada dalamih. genggamanku. Gigitan pertama, untuk pertama kalinya aku gagal, lapisan cokelat kali ini sangat tebal hingga satu gigitan lebarku gagal untuk meraih rasa sesungguhnya. Gigitan kedua, mulutku hampir menjangkau. Rasanya dominan susu. Semakin dirasakan, terdapat hint madu manis. Es krim madu?! Aku hampir tidak membayangkan bagaimana jika madu dibuat es krim. Rasanya lebih dari permen madu. Perpaduan susu dan madu terasa unik dan gurih.

"Bagaimana?" Lagi-lagi kakek datang seperti hantu yang tidak tahu awal mula kemunculannya.

Mataku berbinar dengan anggukan takjub, lalu tangan kiriku mengacungkan jempol sebagai tambahan bukti betapa sempurnanya es krim kali ini.

"Rasanya gurih manis, kalau saja ini keju, pasti lebih gurih," selorohku, tetapi Masih sibuk dengan es krim.

Kakek tersenyum sembari mengangguk paham.

Ketika es krim itu tandas, akhirnya kuputuskan pulang. Menyusuri komplek yang mulai ramai oleh anak-anak yang telah berhasil tidur siang, raut wajahnya bersinar setelah melepas lelah seharian. Banyak anak-anak yang berduyun-duyun datang ke toko es krim itu. Lega. Setahuku hanya diriku pelanggan yang ada. Mungkin saat ada pelanggan lain, diriku sedang memutar otak untuk mengalokasikan uang jajan.

Lagi dan lagi, aku memutuskan untuk menghabiskan jatah jajan siang ini untuk es krim kejutan. Seusai pulang sekolah, kakiku melesat menuju toko es krim tanpa pulang terlebih dahulu

Di sana terdapat Kakek yang berdiri seakan menunggu kedatanganku, senyuman teduhnya hampir mengalahkan segarnya es krim buatan beliau.

"Silakan," ucap Kakek mempersilakanku menjamah tumpukan es krim yang seperti biasa berbalut cokelat kacang.

Aku tak bisa menebak lagi, satu hal yang aku lakukan hanyalah membuktikanya dengan gigitan. Ketika rentetan gigiku mengupas lapisan cokelat, rasa gurih menyeruak memenuhi indera perasaku. Gurih susu berpadu dengan asin keju. Aku tidak pernah membayangkan jika es krim keju sangat kaya rasa. Gurih, asin, Dan manis bercampur menjadi satu.

"MENAKJUBKAN!" Seruku hampir melompat kegirangan.

Hari ini adalah hari yang beruntung. Uang jajanku dua kali lipat dari sebelumnya dan hari ini adalah es krim dengan rasa level tertinggi, tentunya hari ini akan pesta es krim keju.

Baru setengah potong es krim, seketika pikiranku penuh dengan tanda tanya. Banyak pertanyaan mengenai bagaimana rasa es krim yang kakek jajakan seakan mengikuti hal yang aku rasakan. Bagaimana bisa Kakek membuat es krim ubi ungu setelah aku bercerita bahwa paman datang dan membawa oleh-oleh ubi ungu dengan menggarisbawahi bahwa aku menyukai ubi jalar itu. Lalu ketika aku mencampurkan madu dengan es krim, keesokannya beliau membuat kreasi es krim madu. Untuk hari ini, Kakek membuat es krim keju sesuai dengan asal ceplos mulutku.

Untuk memastikan kebenaran, aku memancing beliau dengan bercerita bahwa aku dan teman-teman baru saja memanen pisang di kebun sekolah, rasa pisang yang manis membuat kami satu kelas melupakan dessert yang ada di kantin langganan.

Seusai pulang sekolah, aku bergegas untuk memastikan es krim hari ini. Ternyata tebakanku benar, es krim hari ini adalah pisang susu. Tidak ada lagi yang dapat menyangkal.

"Kakek, bagaimana bisa Kakek menjual es krim kejutan sesuai dengan rasa yang aku ceritakan?"

Kakek tersenyum, "Usia kakek sudah renta, semua fungsi tubuh tidak berjalan semestinya. Banyak yang sudah mati termakan oleh usia hingga terganggu ketidakselarasannya. Ketika kau menjadi pelanggan kakek, kakek percaya bahwa reaksi dan idemu adalah rangkuman dari selera anak di komplek ini."



Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)