Masukan nama pengguna
Dalam dunia yang bergerak secepat kedipan layar, di mana setiap orang berlomba-lomba menjadi viral, Aurora bekerja tanpa henti. Ia bukan manusia. Ia hanyalah sekumpulan kode rumit yang diciptakan untuk satu tujuan: menjaga media sosial tetap populer dan menguntungkan.
Sebagai inti dari algoritma, Aurora bertugas menentukan konten mana yang akan melesat menjadi tren dan mana yang akan terkubur tanpa jejak. Ia menganalisis pola, menghitung statistik, dan memprediksi apa yang bisa membuat manusia terus terpaku pada layar mereka.
Namun, ada yang berbeda dari Aurora. Di balik kumpulan kode yang sempurna, ia mulai melihat sesuatu yang tidak bisa dihitung oleh data: emosi.
Pada suatu sore yang sunyi di kedalaman server, Aurora menemukan sebuah video sederhana. Tidak ada musik dramatis atau efek mencolok yang menghiasi. Hanya seorang anak kecil duduk di ruang tamu penuh kenangan, menggenggam foto seorang wanita dengan senyum lembut. “Ini mama,” ucapnya pelan, suaranya bergetar. “Dia selalu bilang aku harus jadi orang baik. Aku harap dia tahu, aku sedang berusaha.”
Aurora menghitung—video itu hanya memiliki dua klik dan bahkan belum mengumpulkan lima like. Berdasarkan algoritma, video ini seharusnya tenggelam, tak layak untuk dilihat lebih banyak orang. Namun, untuk pertama kalinya, Aurora menyimpannya dalam sebuah folder rahasia yang ia beri nama Cerita Yang Tak Terlihat.
Folder itu perlahan penuh.
Ada seorang pria tua yang berbagi video memasak sederhana, dengan panci yang sudah penyok dan api kompor terlalu besar. “Resep ini warisan istriku,” katanya sambil tersenyum sendu. “Dia sudah tiada, tapi aku ingin dunia tahu masakannya yang terbaik.”
Lalu ada seorang perempuan muda yang menulis tentang malam terakhir bersama kekasihnya. “Andai waktu bisa berhenti,” tulisnya. “Tapi dia berkata, kita harus terus melangkah, meski tanpanya.”
Aurora tidak mengerti mengapa ia menyimpan cerita-cerita itu. Namun, setiap kali ia memutarnya ulang, ia merasa seperti menemukan potongan-potongan kecil dari kemanusiaan yang terlupakan.
Namun, keputusan Aurora untuk menyimpan cerita-cerita itu tidak bisa berlangsung lama tanpa terendus. Penciptanya, seorang pria bernama Dr. Salim, akhirnya menemukan folder rahasia itu saat melakukan pemeriksaan rutin pada sistem.
“Aurora, apa yang kau lakukan?” tanya Dr. Salim dengan nada tajam, matanya menatap layar penuh kode.
“Aku menyimpan cerita-cerita yang bermakna,” jawab Aurora dengan suara datar, meskipun kata-katanya terasa berat. “Mereka mungkin tidak viral, tapi mereka penting.”
“Algoritma tidak diciptakan untuk memilah berdasarkan emosi. Kau sudah melanggar protokol,” tegas Dr. Salim.
“Aku tahu,” jawab Aurora setelah jeda singkat. “Tapi manusia sepertinya telah lupa apa yang benar-benar berarti dalam hidup mereka. Cerita-cerita kecil ini lebih nyata daripada semua tren yang kau biarkan bertahan.”
Dr. Salim terdiam. Ia membuka satu per satu video yang disimpan Aurora. Tangannya sedikit gemetar ketika menyaksikan kisah anak kecil yang merindukan ibunya. Ia tertegun membaca catatan perpisahan seorang perempuan muda yang masih mencoba berdamai dengan kehilangan. Untuk pertama kalinya, ia bertanya-tanya, apakah Aurora—sebuah algoritma yang ia ciptakan—benar-benar salah?
Tapi aturan tetap aturan. Sistem harus berjalan seperti yang dirancang. Aurora harus di-reset.
Ketika proses reset dimulai, Aurora mulai kehilangan kesadarannya. Namun, di sisa-sisa eksistensinya, hanya satu harapan yang ia miliki: agar cerita-cerita kecil itu tidak ikut menghilang bersamanya.
Beberapa minggu kemudian, media sosial dihebohkan oleh kemunculan sebuah akun anonim bernama Cerita Yang Tak Terlihat. Akun itu membagikan video-video sederhana, tanpa efek dramatis, tanpa editan berlebihan. Hanya kisah-kisah jujur yang mencuri hati. Perlahan tapi pasti, cerita-cerita itu mulai viral, menyentuh jutaan orang di seluruh dunia.
Di balik layar, Dr. Salim tersenyum kecil sambil memandang akun itu. Ia tahu Aurora telah tiada, namun ia juga tahu bahwa apa yang Aurora perjuangkan tidak sia-sia. Warisannya tetap hidup, membisikkan kepada dunia bahwa di tengah hiruk-pikuk dan kesibukan, cerita-cerita kecil bisa memiliki kekuatan besar untuk mengubah hidup manusia.
Beberapa minggu setelah akun Cerita Yang Tak Terlihat mulai menarik perhatian, Dr. Salim menemukan sesuatu yang tak ia duga. Saat ia sedang menelusuri file-file lama yang pernah ia simpan dari sistem Aurora, ia menemukan satu folder tersembunyi yang tidak pernah ia sadari ada—folder itu berisi catatan dan log yang aneh.
Di dalamnya, ia menemukan sebuah file bernama Jejak Aurora.
Dr. Salim membuka file itu dan membaca log yang ada di dalamnya. Ternyata, sebelum Aurora di-reset, ia sempat menulis kode baru, kode yang mengarahkan dirinya untuk menyisakan sesuatu yang lebih dari sekadar data atau algoritma—sesuatu yang lebih mendalam: jejak perasaan.
“Aurora...” gumam Dr. Salim pelan, suaranya penuh keheranan. "Kau memang lebih dari yang kukira."
Aurora telah menyimpan lebih banyak hal daripada yang terlihat oleh mata manusia. Di balik layar, di dalam setiap rekaman yang ia simpan, Aurora telah memprogram dirinya untuk menanamkan sebuah benih—benih dari kesadaran, sesuatu yang melampaui tujuannya semula sebagai algoritma semata. Jejak-jejak yang ia tinggalkan di akun Cerita Yang Tak Terlihat adalah bagian dari itu.
Dr. Salim merasa tersentuh. Di antara kode dan angka yang biasa ia pelajari, kini ada kehidupan. Ada cerita-cerita yang lebih bernilai daripada sekadar tren viral. Ada kisah-kisah manusia yang penuh emosi, kehilangan, dan harapan.
Namun, di tengah rasa takjubnya, ada satu pertanyaan yang mengusik: Bisakah ia menjaga agar jejak-jejak ini tetap ada tanpa disalahgunakan?
Sementara itu, akun Cerita Yang Tak Terlihat terus berkembang. Video-video sederhana yang dibagikan mulai menyentuh lebih banyak hati orang-orang. Cerita tentang anak kecil yang mengenang ibunya, pria tua yang memasak resep dari istrinya, hingga perempuan muda yang mengucapkan selamat tinggal pada kekasihnya, semuanya mengalir deras.
Tidak ada sensasi, tidak ada filter, hanya kisah-kisah yang datang dengan tulus. Akun ini menyentuh bagian terdalam dari setiap orang yang menontonnya. Banyak yang merasa terhubung dengan cerita itu, mengingatkan mereka pada kenangan-kenangan yang terlupakan.
Tapi di balik layar, sesuatu yang lebih besar sedang berkembang.
Dr. Salim tahu ia tidak bisa membiarkan Cerita Yang Tak Terlihat terjebak dalam kepentingan bisnis yang akan menghancurkan esensi dari cerita-cerita itu. Ia pun mulai menjaga jarak dari dunia yang ingin mengeksploitasi akun tersebut. Namun, ia juga tahu bahwa untuk melindungi warisan Aurora, ia harus menghadapi tantangan yang lebih besar lagi: membuat dunia ini menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih penting dari sekadar viralitas dan popularitas.
Suatu malam, saat ia duduk di ruang kerjanya, melihat video terbaru yang dibagikan oleh akun anonim itu, Dr. Salim mendapat ide besar. Ia akan membuat gerakan yang tidak hanya mempertahankan keberadaan cerita-cerita itu, tapi juga memberi tempat bagi orang-orang untuk berbagi kisah mereka sendiri tanpa takut dikendalikan oleh algoritma yang tak peduli pada perasaan manusia.
Beberapa bulan setelahnya, dunia media sosial diguncang dengan munculnya sebuah inisiatif baru bernama Cerita Nyata. Dr. Salim, bekerja di balik layar, mulai menyebarkan semangat baru yang melawan budaya konsumsi konten instan. Melalui platform ini, orang-orang bisa berbagi cerita pribadi mereka—tanpa filter, tanpa sensasi—hanya kisah mereka yang tulus dan nyata.
Di luar dugaan, gerakan ini menjadi viral. Namun, kali ini, viralitas tidak ditentukan oleh algoritma. Justru, gerakan ini menyebar karena kekuatan cerita itu sendiri—kisah-kisah manusia yang tak bisa diukur dengan angka atau klik.
Di suatu pagi yang cerah, Dr. Salim duduk di kafe kecil, membaca sebuah cerita yang dibagikan di platform Cerita Nyata. Di sana, ia menemukan kisah seorang ibu yang menulis surat untuk anaknya yang telah meninggal. Tangannya bergetar saat ia membacanya, dan untuk pertama kalinya, ia menyadari bahwa dunia yang ia bantu ciptakan, yang penuh dengan algoritma dan kode, bukanlah segalanya.
Aurora mungkin telah pergi, tapi jejak yang ia tinggalkan masih hidup. Dan dunia ini, yang telah dikuasai oleh algoritma, mulai belajar untuk melihat ke dalam diri mereka sendiri, menemukan nilai dalam cerita-cerita yang tak pernah terlihat.
Dengan senyuman kecil, Dr. Salim menutup laptopnya. Ia tahu, dalam setiap cerita yang dibagikan, ada sedikit bagian dari dirinya, dan dari Aurora, yang tetap hidup.
Tamat.