Cerpen
Disukai
2
Dilihat
2,734
Bittersweet life
Slice of Life


Jika ada satu hal di dunia ini yang membuatku senang dan sedih di waktu bersamaan adalah sebuah filosofi yang diungkapkan oleh Arnold, rekan kerjaku. Ia menjelaskan filosofi bagus itu ketika aku dihadapkan dengan masalah besar di perusahaan. Tentu masalah ini membuatku sangat down dan terpuruk. Masalah pajak yang kuhadapi beberapa minggu ini bahkan sudah sampai ke Direktur Perusahaan. Bagaimana bisa aku tenang dalam kondisi seperti ini.


Arnold yang mengetahui bahwa aku tidak melakukan hal yang keliru pun datang dan memberikan sedikit motivasi bagiku untuk menjalani hidup yang terkadang sangat sulit untuk dimengerti ini. Ia datang ke meja ku pada saat jam makan siang.


“Rin, kamu gak makan siang?” Tanya Arnold sambil menggeser sebuah kursi ke dekat meja kerjaku.


“Gak nafsu” Jawabku dengan jujur. Karena masalah berat ini bahkan selezat apapun makanan terasa hambar, termasuk Gado-gado yang masuk ke dalam list makanan favoritku.


“Kalo dengar aku dongeng, nafsu gak?” Tanya Arnold sembari tertawa kecil.


“Gak juga. Aku lagi pengen meratapi nasib, Nold. Udah kamu pergi aja” Jawabku sambil menatapnya malas. Ya, dari jawabanku bisa terlihat bahwa aku sangat dekat dengan Arnold. Kami sudah berteman selama 3 tahun, tepatnya saat aku pertama kali menjadi budak korporat di perusahaan ini.


“Eh, tunggu dulu dong Natherine, aku mau kasih kamu tantangan” Katanya lagi.


“Tantangan apa lagi sih? Tantangan hidup aku udah banyak banget, Nold. Tolong, jangan nambah-nambahin” Jawabku dengan sangat malas. Aku bahkan tidak memiliki energi untuk melakukan apapun sekarang, terutama menyanggupi tantangan dari Arnold.


“Tantangannya gak bakal bikin hidup kamu makin berat kok Rin, bahkan ini dapat meringankan beban hidupmu yang berat itu”


“Yaudah, apa?” Kataku sambil menatapnya.


“Kamu hanya perlu tersenyum” Ujar Arnold.


“Nih, senyum” Jawabku dengan senyum terpaksa, dan setelahnya aku menatapnya sinis.


“Dih, bukan. Maksudnya setelah aku selesai menceritakan sebuah filosofi hidup, dan setelah filosofi itu selesai aku ceritakan, kamu harus janji untuk selalu tersenyum, walaupun dalam situasi apapun. Gampang bukan?” Kata Arnold, sambil menggeser kursinya lebih dekat.


“Yaudah, gak usah lama-lama” Kataku.


Arnold pun menceritakan sebuah filosofi hidup dimana seorang raja yang hidup bergelimang harta dan tak kekurangan apapun. Ia hidup makmur bersama istri dan anak-anaknya. Suatu hari, ia meminta ajudannya untuk mencarikan orang yang dapat membuat sebuah cincin dimana pada saat raja itu sedang merasa bahagia, ia seketika dapat menjadi sedih, begitupun sebaliknya, jika raja itu sedang merasa down dan sedih, ia akan bahagia setelah melihat cincin itu. Tentu saja ini sangat sulit untuk dilakukan. Dengan hidupnya yang makmur, tak terpikir hal apa yang dapat membuatnya sedih. Banyak orang mencoba untuk membuat cincin itu, namun semuanya tidak ada yang dapat membuat Raja itu sedih.


Namun, seorang filsuf di kota itu membuat sebuah cincin dan memberikannya pada raja pada saat ia sedang mengadakan pesta besar-besaran di pusat kerajaan. Pesta itu sangat meriah, dan semua orang terlihat sangat bahagia di pesta itu, termasuk sang raja. Ia terlihat sangat menikmati pesta yang sangat mewah dan meriah itu. Namun, ketika Raja menerima cincin buatan filsuf itu dan membaca sebuah kalimat disana, raut wajahnya perlahan berubah. Tak ada lagi tawa dan senyum yang terlihat. Hanya wajah muram yang ditampilkannya, membuat ajudan dan banyak orang di pesta itu menjadi bingung sekaligus penasaran tentang kalimat apa yang ada di dalam cincin itu, sehingga dapat membuat sang raja menjadi sedih.


“Kamu tau gak kalimatnya apa?” Tanya Arnold.


“Mungkin kalimat di cincin itu, harta mu akan segera lenyap” Jawabku mencoba menerka kalimat apa yang ada di cincin itu.


“Salah” Kata Arnold


“Trus apa? Tahta mu akan segera diambil alih?”


“Salah. Bahkan ia sudah menyiapkan anaknya untuk mengambil alih tahta kerajaan” Jawab Arnold lagi.


“Lah, terus apa?” Tanyaku lagi.


“Mau tau?” Tanya Arnold dengan senyum tulus di wajahnya.


“Iya, mau tau banget. Udah cepet ah, jangan bikin penasaran” Kataku jengkel.


“Jadi kalimat dalam cincin itu yang membuat sang raja menjadi sedih adalah. Despite everything, this too will pass, yang artinya Semua ini akan berlalu.” Jawabnya sambil menggertak meja.


Aku mencoba untuk memikirkan makna dibalik kalimat “semua ini akan berlalu”. Tak lama setelah memikirkannya, aku pun tersenyum.


“Yes, akhirnya aku melihat senyum manis itu lagi” Kata Arnold sambil memegang kepalaku dan mengacak-acak rambut hitam nan lebat itu.


“Coba jelaskan maknanya. Jangan asal senyum doang. Jangan bilang otak kamu tidak bekerja juga dalam memahami makna kalimat itu” Kata Arnold dengan sombong nya.


“Enak aja kamu. Jadi, menurut aku Filosofi ini sangat meaningful sekali. Semua ini akan berlalu. Artinya apapun yang terjadi dalam hidup kita akan berlalu, baik dalam keadaan susah dan senang, semuanya akan berlalu juga. Saat kita merasakan kebahagiaan yang tiada tara, kita harus ingat bahwa kebahagiaan ini tidaklah permanen, kebahagiaan dan saat senang itu akan berlalu juga. Begitu pun disaat kita berada di titik terlemah kita, Walaupun kita sedang ada dalam masalah, banyaknya tantangan dan cobaan hidup, kita harus ingat bahwa semua kesulitan itu akan berlalu juga. Kita akan merasakan senang dan sedih, pahit dan manis, pasang dan surut, hitam dan putih, up and down, semuanya akan kita alami dan mereka akan berlalu juga.


“Tepat, pintar juga kamu. Dan satu hal yang perlu kita tahu juga bahwa kita tidak boleh terlalu berlebihan ketika kita sedang dalam keadaan bahagia maupun sedih. Ingat saja, sebahagia apapun kita saat ini, semuanya akan berlalu juga kok. Sesedih apapun kita, sebanyak apapun masalah yang ada, seberat apapun beban yang kita pikul, itu hanya akan bersifat temporary dan itu tidak permanen. Semuanya akan berlalu”.Kata Arnold menambahkan. Ia tersenyum lebar setelah berhasil membuatku menyanggupi tantangan yang dibuatnya hari ini.


“Thanks for explain me such a great philosophy”


“Never mind. Ingat semuanya akan berlalu” Kata Arnold sambil menepuk pundakku. Ia pun perlahan menggeser kursinya dan pergi dari meja kantor ku.


“Mau kemana?”


“Makan siang. Laper juga habis nge-dongeng” kata Arnold sambil melambaikan tangannya.


Aku pun menatapnya sambil tersenyum. Ia selalu berhasil membuatku bangkit di tengah badai keterpurukan. Aku selalu ingat, ia tak pernah mengucapkan kata semangat kepada siapapun, terlebih kepada rekan-rekannya yang tengah dihadapkan dengan masalah yang berat. Menurut Arnold, kata semangat tidak akan cukup membuat seseorang bangkit. Diperlukan pemilihan kata ataupun kalimat yang benar-benar memberikan harapan, bukan hanya sekedar semangat.


Aku pun merasa legah setelah mendapat motivasi dari Arnold. Seberapa berat nya masalah kantor yang kuhadapi saat ini, aku harus percaya bahwa semua ini akan berlalu dan esok aku akan bahagia. Aku harus menanamkan dalam diriku bahwa semua hal di dunia ini bersifat sementara, aku tidak perlu risau dan cemas yang berlebih dalam menghadapi apapun. Semuanya akan berlalu.


Bittersweet life itu akan selalu mewarnai kehidupan kita. Ingat saja, hidup kita tidak akan selalu bitter atau pahit. Mungkin saat ini, kita harus rasakan pahit dan sakitnya terlebih dahulu. Setelah kepahitan itu berlalu, niscaya Sweet dan kebahagiaan akan datang menghampiri kehidupan kita. Satu hal yang harus kita ingat, Sweet atau manis juga bersifat sementara, tentunya ia akan berlalu juga. Sebaiknya kita tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi atau merespon kondisi apapun yang sedang kita hadapi. Ingat saja, semua itu akan berlalu.


Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)