Masukan nama pengguna
Di kursi ruang keluarga, mata ibu terlihat sembab. Sudut netranya basah. Padahal sudah sepekan lalu nenek meninggal dunia. Sejujurnya aku tak terlalu sedih, sebab nenek adalah seorang pemarah. Terutama ketika mendapatiku diam-diam main air di sungai belakang rumah, meski aku tak mahir berenang.
Suara langkah kaki terburu-buru terdengar dari arah teras. Ayah yang baru masuk rumah, seketika menyeruak memeluk ibu. “Anak kita sudah ketemu, Bu. Mayatnya terseret 100 meter ke hulu sungai,” bisik Ayah, membuat tangis Ibu semakin pecah.
Di sudut ruang keluarga itu, tiba-tiba kulihat nenek ikut bersedih. “Sudah Nenek bilang, kan, jangan pernah main di sungai. Bahaya,” katanya kepadaku.
***