HARU MAHAMERU
9 dari 18
Chapter sebelum
8
Chapter berikut
10
#9
9
1 Kalian semua ini siapa dan mau mencari apa??
2 Saya dari bawah, Mbah.
3 Saya orang sini, mari mampir di gubuk saya.
4 Iya, Mbah. Ayo, mbah, saya kelaparan ini mbah, ingin makan.
5 Husshh...! Mulutmu tidak punya malu sama sekali, Hen,
6 Ayo semua ikut aku, keburu gelap, jangan sampai diterkam, Mbah e.
7 Namaku mbah buyut le, aku ini sesepuh alas Bintan, kamu semua tidak usah takut sama aku dan saudaraku.
8 Mayang, Sinta, kemari, Ndok. (sebutan untuk anak perempuan dalam bahasa Jawa)
9 Apa anak-anak ini yang kalian jumpai dibawah sana??
10 Iya, Mbah, ketiga pemuda ini yang kami temui di hutan bawah sana, kami bertemu ketika mencari kayu dan ubi.
11 Biasanya saya hanya mengarahkan saja kalau ada orang luar yang tersesat di hutan suwung, tapi aku kasihan melihat kondisi kalian bertiga, makanya aku membawa kalian kemari.
12 Silakan nanti bersih-bersih di sungai sana.
13 Permisi, Mbah, sudah mandi semua ini. Kapan makannya, Mbah?
14 Mulutmu, Hen!!!
15 Sudah.. sudah.. tidak apa-apa, sini makan bareng Mbah.
16 Sebenarnya kalian ini mau ke mana, kok bisa kesasar di alas suwung, terus berapa hari di dalam alas/hutan?
17Kami bertiga ini mau ke Semeru, Mbah, tapi kesasar tidak tahu jalan.. sudah tiga hari kita di alas mbah),
18 Saya tahu, Nak.. tapi apa tujuan kalian semua masuk hutan?
19 Saya rekreasi, Mbah
20 Rekreasi itu apa?? Apa sama seperti bertapa begitu, Nak?
21 Rekreasi itu berpetualang,Mbah, mau lihat ciptaan Tuhan.
22 Saya dan teman-teman ini berjalan dari desa Tawon Songo ingin menuju puncak Semeru.
23 Hahaha ... kalian ini kurang kerjaan, kalau ke Semeru bukan lewat sini yang saya tahu, ketemunya cuma pagar batu hutannya Semeru kalau lewat sini.
24 Kamu bisa ke kawah Semeru, lewat Ranu Kuning, Nak... itu tepatnya di antara utara barat Semeru.
25 Kalian semua nanti aku kasih tahu arahnya dan jalurnya.
26 Tunggu, Mbah, sebenarnya kamu dan penduduk di sini itu apa manusia? Kok tidak sama dengan lainnya.
27 Aku ini manusia, sama denganmu semua, Nak.
28 Ada sejarah dan cikal bakalnya penduduk sini berbeda dengan kalian semua.
29 Menurut nenek moyangku, aku dan warga di sini datang dari Majapahit..
30 Ada desas-desus peperangan, cuma bukan perang tanding nyawa, tapi perang batin. Jiwa nenek moyangku melawan Dewa Tiga Khayangan, salah satunya hal tentang ilmu tanah jauh sana.
31 (cu cucuku.. tolong nyalakan pelita itu, sudah saat gelap ini nak),
32 Cantik ya mbaknya, kalau aku suka adiknya, Le, lebih wow katanya.
33 jaman dulu sampai dunia lebur/hancur, aku dan warga sini tidak diperbolehkan keluar dari alas ******, warga di sini harus patuh dengan kepercayaan Hindu Siwa, seandainya salah satu warga ada yang mau keluar dari sini, harus melakukan sembahyang menghilangkan ingatannya.
34 Semua ini cuma jaga-jaga agar tidak ada orang dari jauh sana yang bisa merusak tatanan Sang Hyang Widhy Tiga Khayangan
35 Mbah.. saya boleh tanya? Tapi tolong jangan marah, ya..
36 Tanya saja yang perlu ditanyakan, saya jawab kalau bisa saya jawab.
37 Sejak tadi Mbah bilang saudara jauh, siapa itu? Tiga Khayangan itu apa? Lah apa sekarang tidak ingin tahu nasibnya Majapahit, Mbah?
38 Aku jawab ya anak ganteng, saudara jauh itu sejatinya tidak merusak tatanan peraturan negara, cuma mengajak warga Majapahit yang menyembah dengan keyakinan Gusti Sang Hyang Agung, yaitu saudara dari tanah Arab, saudara itu mengajarkan cuma satu Tuhan yang berhak disembah dan cuma satu pemimpin yang terpuji perilaku dan ucapannya.
39 Sang Hyang Widhi Tiga Khayangan itu kepercayaanku nak ganteng, kepercayaan dihatiku dan wargaku.
40 Aku menyembah Dewa Brahma yang menciptakan dunia dan seisinya, Dewa Wisnu yang menjaga dan menjalankan dunia dan seisinya dan Dewa Siwa yang merusak dan melebur semua dunia dan seisinya, kepercayaanku tiga jadi satu anak ganteng.
41 Semua menetap mantap di hatiku sejak eyang buyutku seketurunannya.
42 Terus yang kamu tanyakan lainnya apa, Nak? Mbah kok ya lupa hahaha, emang dasarnya orang tua itu bawaanya pikun, Nak. Jangan sampai kamu emosi sama orang tua meski sudah pikun.
43 Kalian tidak bisa lahir seandainya tidak ada orang tua, kalian tidak bisa nyata seandainya tidak ada bapak ibumu, meskipun tua dan pikun, kalian harus bisa hormat dan merawat. Sejatinya surganya Tuhan itu ada di ucapan dan doa orang tuamu ya, Nak.
44 Terus apa Mbah tidak ingin tahu nasibnya Majapahit, Mbah?
45 Sudah besok aja saya jawab ya, Nak, sekarang ayo pada tidur.. disiapkan tenaganya untuk pulang ke negaramu ya, negara gula kelapa.
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)