Flash
Disukai
1
Dilihat
5,109
LAST PLACE
Romantis

Seorang pria memberikan sebuah kotak yang terbungkus dengan kertas koran. Isinya cukup berat, apa ini bom atau semacamnya.

"Dari siapa ini?"

"Zan, dia memintaku mengantarkannya ke alamat ini."

"Kenapa dia tak mengantarnya sendiri?"

"Aku pergi dulu."

Pria itu berlalu meninggalkan ayara yang masih bingung dan penasaran dengan kotak yang ada di tangannya.

Ayara meraih ponsel dan mencari nama zain, dia ingin mencercanya kenapa tak mengantarkan kotaknya sendiri. Kenapa meminta orang lain, tapi tak ada jawaban dari seberang sana. Hanya petugas call center yang menjawabnya.

Ayara duduk di sebelah tempat tidurnya, dia membuka satu persatu kertas yang membungkus kotak itu. Sebenarnya ini adalah hari ke 365, ini seharusnya menjadi pertemuan ayara dan zan setelah pria itu melakukan perjalanan panjang.

Betapa bahagianya ayara saat menemukan hadiah kesukaannya dan foto- foto zan di berbagai negara yang menjadi tempat impiannya.

Sebuah amplop berwarna hijau tua mencuri perhatian ayara.

Ada sehelai kertas dan sebuah foto yang membuat ayara kaget. Dia memberanikan diri membaca surat yang ada di tangannya.

Dari Zan

di sebuah kota terindah di dunia

Aku menulis surat ini dari tempat terindah terakhir yang ingin kau kunjungi. Aku tau pasti bagaimana raut wajahmu saat membaca surat ini. ayara maafkan aku tak bisa menemuimu, padahal aku sudah berjanji akan menceritakan pengalaman menakjubkanku di sepuluh negara yang telah aku hampiri.

Tapi tenang saja, aku sudah mengabadikannya di album hijau yang ku kirim bersama surat ini. Aku tidak melewatkan sedikitpun momen menakjubkan. Aku akan membuatmu seolah pergi bersamaku.

Aku sangat senang dan berterima kasih bisa mengenalmu dengan baik. Gadis yang baik hati dan kuat, itu adalah gambaran dirimu bagiku. Sebelumnya aku tidak tahu harus melakukan apa dan ingin menjadi apa. Tapi berkatmu aku bisa melakukan perjalanan yang luar biasa.

Dan kenapa aku tidak menemuimu dengan sekotak hadiah berharga ini ... sebelum datang ke kota terakhir, aku melakukan perjalanan ke sebuah desa kecil yang sedikit kumuh bersama salah seorang teman. Bukankah aku terlalu tidak hati- hati, selama disana aku terpapar bahan kimia yang berbahaya. Dan lebih parahnya aku menyadari itu setelah tiga hari dari desa itu. Orang tuaku berupaya untuk mencarikan dokter terbaik untuk mengobati penyakitku. Tapi tak ada titik terang untuk itu, aku sebenarnya ingin memberitahumu tapi aku urungkan.

Aku tetap berupaya untuk sembuh dengan tetap menjalankan prosedur kesehatan meski kemungkinan kecil untuk normal kembali. orang tuaku tidak mengizinkan aku untuk melakukan perjalanan lagi. Tapi aku teringat kota terakhir yang menjadi tujuanmu belum aku kunjungi.

Hari itu aku meminta Rayyan (temanku yang akan mengantarkan surat ini padamu) untuk menemaniku ke kota ini. Awalnya orang tuaku menentang keras, mereka fikir itu sangat berbahaya. Tapi aku memohon untuk diberikan izin, karena ini akan menjadi perjalanan terakhirku. Dan mereka memutuskan untuk ikut bersamaku.

Ayara...

Aku minta maaf tidak memberitahumu...

Aku minta maaf tidak mengunjungimu...

Kau boleh benci padaku, tapi wujudkan keinginanku. Kau harus melanjutkan perjalananku.

Kau akan bisa melakukannya setelah ini.

Ayara meneteskan air matanya, bagaimana bisa zan melakukan ini. Bagaimana aku bisa ....

Seketika fikiran ayara tertuju pada kalimat yang di tulis zan.

Kau akan bisa melakukannya setelah ini. Kalimat itu menyakitkan bagi ayara. Gadis itu memeluk erat foto yang ada bersama surat terakhir.

"Tempat itu bukan terindah saat ini zan, aku merindukanmu. Kenapa kau tampak sangat sakit dan kesulitan." Ayara terus menangis tanpa henti.

"Aku tidak ingin hatimu, aku ingin bertemu denganmu."

"Bagaimana kau bisa mempersiapkan semuanya untuk meninggalkanku, sementara aku tak bisa melakukan apapun untukmu dan tanpamu. Aku tidak punya persiapan."

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)