Flash
Disukai
1
Dilihat
10,816
KEBETULAN
Romantis

Kamu tau dengan kebetulan, percaya akan hal itu? Namun, apakah semua sudah bagian dari rencana Tuhan? Percaya tidak percaya kebetulan pasti ada.

Seperti sore itu. Aku masih ingat waktunya, Selasa tanggal 23 Mei 2023. Pukul 17.58 sekitar menjelang magrib. Hari yang tak terduga tanpa pernah disangka. Aku melihat dia serta kejadian yang begitu singkat.

Saat hendak pulang kerja hari itu salah satu temanku menitip untuk dibelikan sesuatu. Setelah meletakkan tas dirumah, aku kembali pergi keluar dan membelikan sesuai pesanan. Jalanan kala itu terlihat sepi, beberapa perempatan kulewati juga tak ramai dipenuhi para anak kecil sepulang mengaji seperti biasa. Ketika di perempatan terakhir, ada sebuah motor yang kurasa sangat familiar untukku.

"Dia bukan, sih?" Fikirku, yang memungkinkan salah perkiraan sebab mana mungkin ada sosok dia disekitar tempat tinggalku sewaktu sore ini. Lagian jarak antara tempat kerja dan rumahnya akan terlalu jauh jika harus melintasi ke kawasan tempat tinggalku. Cukup terbilang aneh dan mustahil.

Siapa sangka bahwa hal tak mungkin bisa terjadi. Seseorang diatas motor itu memutar balikkan kendaraannya saat kuperhatikan dari kaca spion.

Kendaraanku berhenti tepat ditempat tujuan, yang membuatku terkejut. Motor itu ikut berhenti dihadapanku lalu membuka kaca helm yang tertutup. Itu benar dia, bukan perasaanku atau prasangkaku melainkan kenyataan berada di depan mata.

"Kamu?" kenapa kalimat itu yang justru berhasil keluar dari mulutku.

Rasanya begitu canggung usai sejak lama sekali kita tidak berjumpa. Terakhir tiga tahun lalu. Percakapan melalui chat pun terakhir kuingat satu tahun lalu. Aneh, rasanya tak siap saat itu.

"Kamu apa kabar?" Tanyaku lagi.

"Baik."

Dia masih sama. Senyumannya, keanehannya, segalanya yang sulit terdeskripsikan. Tanpa di duga salah satu tangannya menjulurkan ke arahku. Kami bersalaman.

Saat itu segala memori tentang dia tergambar jelas dibenakku. Ketika dulu kami mengerjakan tugas bersama, ketika dulu kami mencuci piring bersama dirumahku, ketika dulu kami berboncengan untuk membeli sesuatu, ketika dulu ketika malam-malam ia menitipkan tugas dirumahku dan semua tentang kami yang dulu.

Seharusnya perasaan akan hilang setelah bertahun-tahun tanpa ada ikatan serta tanpa terjalin komunikasi. Namun, sayangnya tidak benar adanya. Secercah kebahagiaan dapat melihat dia dihadapan mata sungguh menjadi momen yang sulit dilupakan.

"Kamu mau atau abis dari mana?"

Dia tersenyum, satu tangannya nampak memasukkan sebuah ponsel kedalam saku baju. "Mau pulang."

"Habis pulang kerja?" Dia hanya mengangguk masih khas sejak dahulu. Tidak berubah.

Esok, mungkin hal seperti ini sulit untuk didapatkan lagi sebab kebetulan tidak bisa kita karang ataupun direncanakan. Bertemu lagi atau tidak hanya waktu yang mampu menjawabnya. Mungkin saja pertemuan terakhir atau awal dari pertemuan selanjutnya. Semua begitu rahasia.

Sampai sesingkat itu ia kembali memundurkan motornya lalu menyalakannya kembali. "Aku duluan, ya!"

Aku hanya mengangguk hingga motor miliknya melaju meninggalkanku lalu menghilang tepat berbelok digang kecil yang sulit dijangkau lagi. Pertemuan itu singkat tapi membekas dalam ingatan.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)