Flash
Disukai
1
Dilihat
12,308
Dengarkan Kata Si Bisu
Drama

Eceng gondok itu terbagi dalam dua kaum. Kaum pertama berisi para pemimpin yang berkuasa atas semua keputusan, disebut Kaum Bersuara. Kedua adalah kaumnya publik eceng gondok, disebut Kaum Bisu, termasuk aku.

Hari ini, Kaum Bersuara merapat ke depan kolam, mengumpulkan kami untuk pengumuman keputusan.

“Hari ini gerobak akan datang, sobat-sobat,” kata satu pimpinan. “Kami, Kaum Bersuara, sudah memutuskan siapa yang akan mengapung di kolam depan, untuk dinaikkan ke gerobak manusia.”

Nenek moyang eceng gondok berkata, kalau naik gerobak manusia, kami akan dibawa ke surga dunia. Surga itu berupa padang rumput ibarat panggung luas, dengan cahaya matahari sebagai lampu sorot untuk membantu kami memasak sarapan. Katanya, para kerbau akan datang menyapa kami, menanyakan kabar dan bertukar tawa.

Baru kudengar kemarin ini kalau legenda itu palsu.

Kudengar itu dari manusia langsung, maka aku katakan, “Sobat, kita tak akan temukan surga di sana. Tak ada surga di sana. Sesungguhnya, gerobak manusia itu akan membawa kita untuk pakan kerbau, sebab sesungguhnya kerbau adalah tangan kanan malaikat maut! Kerbau yang menanyakan kabar mesti berniat mengecek apakah kita dalam kondisi segar hari itu!”

Tapi pimpinan menatapku dengan alis naik satu. “Kau kan bisu!”

Label bisu bukannya tak mau dan tak mampu berbicara, tapi karena suara kami tak akan didengar, makanya cenderung diam saja. Aku melanggar label itu demi mereka, tapi mereka justru begitu.

“Peduli setan mau dengar atau tidak,” kataku sambil melenggang ke belakang kolam. “Lebih baik jadi bisu dibanding jadi tuli!”

Kulihat Kaum Bersuara juga peduli setan, hingga gerobak tiba. Mereka tersenyum sombong pada kami sambil dinaikkan ke gerobak. “Selamat tinggal. Kami ke surga dunia dahulu.”

***

Begitu eceng gondok Kaum Bersuara sampai ke padang rumput itu, kerbau-kerbau memandangi mereka dengan seringai gigi-gigi besar, dan liur yang menetes-netes.

“Halo, apa kabar?” tanya para kerbau. “Apakah hari ini kondisi kalian segar?”

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)