Masukan nama pengguna
"Na, na, coba lihat," perintah Salma sambil menunjukkan gawainya dengan ceria kepada Wina yang sedang fokus membaca buku di taman sekolah.
Mata Wina berbinar setelah melihat postingan tersebut
"Lomba baca tulis puisi?"
Salma mengangguk sambil tersenyum kemudian duduk di kursi, samping sahabatnya.
"Waktu istirahat sudah berakhir"
"Eh udah masuk, kita lanjutkan nanti ya ngobrolnya pas pulang sekolah," ujar Salma.
"Oke, ayo kita masuk," ajak Wina sambil berdiri dari duduknya.
Saat ini, kedua perempuan itu sudah duduk dibangku SMA kelas 2, mereka sudah sahabatan dari zaman SMP.
Esoknya adalah hari minggu, wina fokus menulis puisi di kamarnya. Bait bait puisi ia tulis dengan penuh penghayatan hingga air matanya menetes . Dia menulis tentang ibu tercinta Wina yang sudah pergi dari dunia ini semenjak satu tahun yang lalu. Hanya doa dan kata kata mutiara dari ayahnya yang mampu menguatkannya hingga sekarang.
Keesokan harinya saat pulang sekolah, Wina dan Salma langsung ke tempat lomba baca tulis puisi. Kebetulah tempatnya tak jauh dari sekolah, jadi mereka bisa berjalan kaki . Untuk naskah puisinya juga sudah Wina kirimkan kemarin melalui google form, jadi sekarang dia tinggal menunggu namanya terpanggil sesuai nomor urut yang telah ia ketahui dari email.
Nomor urut 5 sudah disebut oleh panitia, namun anehnya bukan nama Wina yang dipanggil. Oleh karena itu, Wina langsung meminta penjelasan kepada panitia yang ada di bawah panggung dengan sopan.
"Mohon maaf ka, kakak salah tema, harusnya tentang harapan, tema kenangan itu sudah dilaksanakan satu tahun yang lalu."
Bola mata Salma membesar.
"Win ... maafin aku ... aku salah ngasih informasi, aku kurang literasi," ucap Salma sambil mengatupkan telapak tangannya.
Wina tersenyum.
"Gapapa Sal, aku malahan beryukur karena diberi kesempatan menulis dan mengirimkan naskah tentang Ibu. Mas, boleh ga saya membacakan puisi diakhir? Saya ingin puisi tentang ibu saya bisa diketahui banyak orang."
"Boleh kak."
Akhirnya puisi dibacakan dengan penuh penghayatan dan air mata, membuat hampir semua penonton menangis terharu.