Flash
Disukai
19
Dilihat
10,242
Tarung
Aksi

Di sebuah tanah lapang yang sepi. Ketika jarum jam menunjukkan pukul sembilan malam. Tampak dua orang pemuda sedang berhadapan. Dengan posisi sama-sama bersiaga.

Tidak ada satu pun dari mereka yang bergerak. Walau cuma mengedipkan mata. Namun, ketika ada anjing liar yang menggonggong. Keduanya langsung saling menerjang dan sama-sama melancarkan pukulan yang diselimuti energi tenaga dalam. Dengan pancaran warna yang berbeda-beda.

Lalu, saat dua bogem mentah itu saling beradu. Sebuah ledakan energi pun terjadi. Diiringi kilatan cahaya putih dan suara menggelar yang menggetarkan area sekitar. Serta hempasan gelombang udara yang sangat kuat.

Hingga membuat kedua pemuda itu terpental ke belakang. Namun, salah satu dari mereka yang berkepala botak. Langsung kembali menerjang begitu kedua kakinya menginjakkan tanah. Kali ini dengan melancarkan tendangan ke arah kepala.

Tentu saja pemuda yang menjadi lawannya itu tidak tinggal diam dan bersiaga untuk menerima serangan dari si botak. Sehingga ia mampu menangkis tendangan tersebut dan langsung melakukan serangan balik. Berupa upper cut kanan yang diselimuti tenaga dalam berwarna biru.

Nyaris saja upper cut itu mengenai si botak. Jika saja ia tak segera menghindarinya dengan melompat ke belakang. Namun, belum saja kedua kakinya menyentuh tanah. Lawannya sudah kembali menerjang dan bersiap melayangkan pukulan ke arah wajah.

Dan kali ini si botak tak mampu menghindarinya. Sehingga pukulan itu mengenai wajahnya yang membuat ia terpelanting ke belakang. Hingga beberapa meter.

Tentu si botak tak menerima hal tersebut. Karena itulah ia langsung bangkit untuk memberikan serangan balasan. Kali ini dengan terlebih dahulu memutari lawannya. Untuk mencari celah sebelum melancarkan serangan.

Namun, begitu ia mendapatkan celah untuk melancarkan serangan. Tiba-tiba, ada sebuah benda persegi panjang yang terbuat dari kayu menghantam kepalanya. Sehingga ia menjadi kaget dan langsung berteriak, "Terimalah pukulanku ini, dasar siluman babi!" Sambil melayangkan pukulan ke depan.

Beruntung bangku di depannya kosong. Sehingga tidak ada teman sekelasnya yang terkena pukulannya itu. Tapi, ia harus menahan malu. Karena seisi kelas menertawakan dirinya.

Apalagi sosok guru yang melemparkan penghapus tadi sudah berdiri di samping kanannya. Dengan memasang wajah tak ramah serta tatapan yang tajam dari balik kacamata.

"Ikut Bapak ke ruang BK sekarang! Ini sudah tiga kalinya kamu seperti itu di kelas. Kali ini, tidak ada ampun bagimu, Arjuna," ucap guru itu sambil menjewer kuping kanan Arjuna dan menyeretnya keluar dari kelas.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)