Daftar isi
#1
KOMENTAR
#2
PENGANTAR PENULIS
#3
PROLOG
#4
BAB 1
#5
BAB 2
#6
BAB 3
#7
BAB 4
#8
BAB 5
#9
BAB 6
#10
BAB 7
#11
BAB 8
#12
BAB 9
#13
BAB 10
#14
BAB 11
#15
BAB 12
#16
BAB 13
#17
BAB 14
#18
BAB 15
#19
BAB 16
#20
BAB 17
#21
BAB 18
#22
BAB 19
#23
BAB 20
#24
EPILOG
#25
Tentang Penulis
SYAHIE PANYANG ATJEH
5 dari 25
Halaman utama
#5
BAB 2
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
[1] Husaini Hasan hadir dalam Forum Internasional Aceh yang diselenggarakan di Washington DC pada bulan April 1999 atas nama Front Pembebasan Aceh.

[2] KH Abdurrahman Wahid, presiden Republik Indonesia pada 1999.

[3] Inisiatif yang diambil oleh gubernur provinsi Syamsuddin Mahmud bulan Juli 1999, untuk membuka negosiasi dengan GAM ternyata gagal ketika delegasi yang terdiri dari lima orang pelaku bisnis-penengah Aceh sebelumnya telah melakukan pertemuan dengan fraksi Zaini di Bangkok, dan kemudian bertemu dengan Suhaini di Swedia. Namun kelompok ini gagal untuk bertemu dengan Hasan di Tiro. Tampaknya kedua fraksi berminat untuk melakukan semacam negosiasi, meskipun kedua fraksi masih saling memegang garis kerasnya masing-masing.
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)