Flash
Disukai
12
Dilihat
17,180
Sayang, Kamu Tidak
Romantis

"Aku di sini!" teriakku nekat lebih mirip berbisik begitu menangkap segaris cahaya menerobos. Seminggu sudah terlalu lama bagiku terperangkap di relung beku ini.

Ajaib! Dia seolah mendengarku. Terdengar suara benda-benda keras disibak. Beberapa temanku sudah diangkutnya dulu, hingga tak ada lagi penghalang di antara kami. Kini tampak jelas wajah kekar seorang pria.

Tatapan sendunya sangat serius memerhatikan. Bergegas tangan kokoh itu mengangkat dan menyelimutiku dengan bahan yang lebih hangat walau tak sepenuhnya nyaman. Terasa lebih aman bersamanya.

Aku pun masuk ke mobilnya. Sejenak terasa tubuhku yang terbaring ini berayun-ayun, hingga akhirnya mobil berhenti. Dia menggendongku memasuki rumahnya. Ditempatkannya aku di sebuah ruangan sejuk.

"Kamu tunggu di sini dulu, ya. Aku siapkan sesuatu yang spesial untukmu," ucapnya merdu sambil menunjukkan sederet gigi bersih nan rapi bersama kilatan mata gembiranya.

Beberapa menit kemudian, dia datang membopongku keluar ruangan. Perlahan dia melepas balutan selimut itu. Oh, tidak tahukah dia betapa malunya aku tanpa sehelai benang begini? Rasanya, ingin kembali bersembunyi saja.

Tetapi, hangat tangannya sungguh sayang untuk ditinggalkan. Lagi pula, apa yang bisa kuperbuat dengan tubuh lemahku ini? Ah, dia sangat tahu cara menahanku. Aku hanya bisa pasrah dalam jeratan cintanya.

Hati-hati, dilumurinya sekujur tubuhku dengan cairan lengket. Oh, aku tahu ini! Aku pernah mendengar dua perempuan yang menyebutnya sebagai pelembab dan pelembut kulit andalan. Apakah dia ingin kulitku secantik mereka?

Sejurus kemudian, ia menaburkan serbuk wangi. Oh, dia benar-benar mendandaniku! Duh, aku malu dengan pikiranku. Berdebar rasanya menebak-nebak apa yang akan dilakukannya padaku? Mengapa dia harus mempersiapkanku seperti ini?

Tak perlu lama menunggu jawabannya. Karena setelah itu, dia kembali memapahku menuju kolam besar berisi air. Oh, kamu terlalu memanjakanku! Aku merasa tak pantas menerima semua ini. Kita kan, baru saja bertemu? Kau tak ingin mengenalku dulu lebih jauh?

Pelan-pelan dia menurunkanku lewat tepinya hingga terendam. Aih, kolam air hangat! Tidak, tidak. Ini lebih licin dari air. Eit, sebentar! Apa ini? Mengapa kolam ini terasa makin panas? Oh, kolam ini berbuih! Ternyata mengandung sabun, ya?

Bukan, bukan. Panas ini ... Panas ini ... Cairannya mendidih! Segera kulempar pandangan ke arahnya meminta penjelasan. Mata itu semakin berbinar lurus menatapku. Senyumnya terus melebar.

Dia membalikkan tubuhku hingga tertelungkup. Tubuh payah ini ingin meronta. Namun, aku hanya bisa terombang-ambing di dalam gelegak cairan. Mengapa dia tega melakukan ini padaku?

"Sayang!" teriaknya, "Kamu pasti suka ayam goreng buatanku!"

Jelas sudah. Sorot tatap penuh cinta dan panggilan sayang itu bukan untukku.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (6)