Flash
Disukai
0
Dilihat
17,980
Riana -Pertemuan Terakhir- eps 2
Drama

Riana. Apa kamu masih ingat hari terakhir kita bertemu? Aku masih ingat hari itu.

Hari itu kamu tiba-tiba datang menemui ku di rumah sakit ini. Untung saja saat itu kondisi ku terlihat cukup baik walaupun dengan alat-alat selang di tubuh ku.

Jujur saat itu aku sangat terkejut sekaligus sangat senang akan kedatangan mu yang mendadak itu. Sengaja aku sembunyikan sakit ku dari mu karna aku takut kamu bersedih melihat ku dan benar saja kamu menangisi kondisi ku saat itu dan aku merasa sedih karna sudah menjadi alasan untuk kamu menangis, sahabat ku.

Akupun menghibur mu dengan berkata "Aku akan baik-baik saja. Aku akan kembali sembuh dan sekuat mungkin melawan penyakit ku. Tenang saja ya Riana."

Aku membuat mu percaya pada ku. Walau saat itu aku merasa waktu ku sudah tak lama lagi. Maafkan aku Riana jika aku tak bisa menepati janji ku. 

Oh iya selamat ya Riana. Aku dengar kamu masuk babak final aku melihat penampilan mu yang luar biasa itu di TV.

Suara mu itu memang gak ada duannya deh dan penampilan mu itu keren banget aku sampai terkagum-kagum. Oh iya kamu tahukan kalo aku itu fans pertama mu. 

Semangat Riana aku yakin kamu pasti bisa menang di kompetisi itu. Kamu sudah janjikan kalau kamu akan bawa kemenangan untuk persahabatan kita. Oh iya jangan lupakan impian mu menjadi pemain piano terkenal dan terhebat. Aku yakin kamu bisa meraih mimpi-mimpi mu itu. Insyallah.

Aku sangat beruntung bisa memiliki sahabat seperti mu Riana. Terima kasih Riana atas persahabatan mu yang indah ini. Hari-hari yang ku lewati bersama mu sungguh sangat berarti. Maafkan aku yang tak bisa bertahan lama dan maafkan aku yang tak bisa menepati janji ku.

Tolong jangan marah pada ku ya Riana. Aku tau kamu marah pada ku apa lagi pada saat kamu menerima buku harian ku ini.

Riana aku pernah bilangkan pada mu. Hari itu saat jam istirahat di pinggir lapangan sepak bola. Saat itu kamu penasaran sekali dengan buku harian ku yang sering ku bawa-bawa kemanapun aku pergi.

Dan ku bilang pada mu, "Buku ini adalah buku harian khusus untuk mu. Di buku ini aku akan menuliskan isi hati ku yang tak bisa aku sampaikan secara langsung pada mu."

Kamu bilang, "Apaan? Kamu aneh. Kalo ini buku untuk ku kenapa sampai sekarang aku tak boleh membaca buku itu. Kan buku itu untuk kukan?" 

Aku bilang, "Ini belum saatnya, ini untuk nanti bukan sekarang. Sekarang kan aku masih bisa kamu lihat, kamu ajak bicara bahkan bisa kamu peluk." 

Kamu pun bingung pada ku mimik wajahmu berubah menjadi sangat serius kamu bilang pada ku, "Kamu aneh kenapa kamu bicara seolah-olah ingin pergi jauh. Ana tolong jangan katakan hal itu lagi ya. Aku tak suka. Kamu membuat ku takut tau. Jangan ulangi lagi ya."

Akupun hanya tersenyum pada mu dan mengakhiri pembicaraan kita itu dengan berkata, "Umur seseorang kan tidak ada yang tau Riana."

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)