Masukan nama pengguna
"Apa? Sekali enggak ya enggak," kata Lixie sambil menatap Haga yang berdiri sedikit membungkuk di depannya, menjaganya dalam kungkungan.
Haga menatap kedua mata Lixie yang berwarna biru, dan tatapannya beralih ke bibir Lixie.
"Baby, please, jangan galak-galak sih," ucap Haga yang kemudian menjauhkan tubuh dari kekasihnya. Haga berjalan untuk mengambil kunci mobil yang ada di atas meja. Lixie berjalan cepat dan mencegah Haga pergi, merebut kunci dari tangan Haga.
"I just wanna go to circuit tonight babe, I won't hurt, okay, please," kata Haga memohon.
"Ya udah, aku ikut," ucap Lixie sambil meraih jaket kulit yang sudah tergeletak di atas sofa, tempat mereka tadi menghabiskan momen panas yang singkat.
"Jadi, kamu tadi ngelakuin itu cuma karena biar aku ijinin balik ke sirkuit?" ucap Lixie.
"No baby, kenapa sih semua disalah artikan sama kamu. I miss you, okay, I do that cause I miss you," kata Haga kali ini sambil membelai rambut berwarna blonde kekasihnya.
"Dan aku bukan enggak mau ajak kamu, kamu kan baru banget sampai baby. Ausie tuh bukan Bogor ya, kamu butuh istirahat," bujuk Haga sambil menatap lembut Lixie.
Lixie hanya diam menatap Haga, namun semakin lama tatapannya mulai membulat lucu.
"Oke, oke, ayok ikut," kata Haga, menyerah setelah melihat wajah menggemaskan kekasihnya.
"Tapi janji ya, jaga diri kamu baik-baik, aku turun soalnya," ucap Haga memberi peringatan.
Setelah sampai di sirkuit, Lixie yang memakai celana jeans ripped dipadukan crop top dan jaket kulit dan topi untuk menutup rambut panjangnya mengambil duduk di dekat penonton lainnya. Ini bukan pertama kali bagi Lixie menemani Haga turun. Haga yang seorang penyanyi tapi juga punya hobi ekstrem ini biasa menutupi identitasnya setiap kali turun ke sirkuit. Tak pernah ada yang tahu bahwa pria yang dijuluki Saturnus karena identitasnya yang terkesan gelap itu adalah penyanyi terkenal Haga.
Berbeda dengan sosok Haga yang fisiknya bisa terlihat jelas tapi harus menutupi kisah cintanya demi penggemar, Saturnus adalah sosok yang meskipun tak terjamah secara fisik, tapi mereka tahu satu hal, ada sosok peri cantik yang hampir selalu muncul setiap kali Saturnus ke sirkuit. Namun rumor beredar mengatakan bahwa Saturnus adalah pria tampan anak pewaris perusahaan jaringan telekomunikasi terbesar di sini.
Sementara itu, Lixie yang duduk diantara penonton terus menatap ke arah kekasihnya. Kedua tangannya digenggam erat sambil berdoa. "Jesus, protect him in this circuit, amien."
Saat mata Lixie sedang mengamati Haga di sirkuit, sapaan dari arah belakang membuat Lixie terkejut. "Hai baby, you've come too?" kata Jonathan. Pria yang biasa menjadi lawan main Haga di sirkuit sekaligus musuh bebuyutan Haga itu tiba-tiba muncul. Lixie yang tahu hal ini tak baik dan hanya akan memicu kemarahan Haga, memilih untuk mengabaikan sapaan Jonathan.
Tak peduli dengan sikap cuek Lixie, Jonathan justru duduk di sisi Lixie. Keduanya tak berbicara, hingga Haga menyelesaikan lap terakhirnya. Saat orang-orang bersorak, mata Haga hanya mencari satu sosok, dan meskipun wajahnya hanya terlihat bagian mata, Lixie tahu betul bahwa Haga marah. Lixie juga baru menyadari kalau ternyata Jonathan duduk dan sengaja mencondongkan tubuhnya ke arah Lixie. Tak ingin memperumit masalah yang nantinya akan membuat Haga datang ke sini, Lixie beranjak pergi. Meninggalkan Jonathan yang tersenyum seakan menyukai idenya untuk membuat pasangan itu bertengkar.
"Baby," kata Lixie saat masuk ke ruang Haga. Pipinya memanas saat melihat Haga sedang mengganti pakaiannya di sana. Haga yang mendengar suara Lixie, kemudian memutar tubuh dan berjalan mendekat. Lixie yang ada di dekat pintu tanpa sadar berjalan mundur dan membuat pintu tertutup. Tangan Haga terulur melewati tubuh Lixie untuk kemudian mengunci pintu itu.
Lixie meneguk saliva dalam diam. Dia memang terbiasa melihat Haga bertelanjang dada, tapi apa mungkin kali ini jantungnya berdebar kencang karena dia baru pulang dari Ausie dan baru bertemu lagi dengan Haga setelah dua bulan LDR? Entah lah, tapi penciuman Lixie terusik dengan aroma tubuh Haga yang berkeringat ini justru terasa begitu harum alami seperti Downy.
Haga berjalan menjauh dari Lixie untuk mengganti bajunya. Setelah selesai dan memasang masker serta topi, Haga menggandeng tangan Lixie dan keluar dari ruang ganti. Mereka menggunakan pintu lain yang tak akan terakses orang sembarangan. Karena itu, identitas Saturnus yang sebenarnya Haga tak pernah diketahui.
Di dalam mobil, Haga memasang seatbelt untuk Lixie, diam tanpa suara. Lixie yang sadar bahwa ini tanda kekasihnya marah, langsung meraih tangan Haga.
"Kamu, kalau marah bilang marah, kalau kesel bilang. Kenapa sih seneng banget diem kalau marah," kata Lixie.
"Jangan sekarang baby. Aku takut nanti justru nyakitin kamu," ucap Haga dengan intonasi dingin. Dan Lixie tak mau mendebat kekasihnya itu. Delapan tahun bersama Haga membuatnya cukup paham situasi seperti ini. Meskipun pencemburu dan posesif, Haga berusaha tak memperlihatkan itu, karena dulu mereka sering bertengkar karena sikap posesif Haga. Dan terburuknya, Haga pernah melukai Lixie karena cemburu dan posesif berlebihannya. Dulu, saat mereka masih remaja, Haga belum bisa mengontrol emosi dengan baik, dia melempar gelas begitu saja ketika melihat Lixie dekat dengan pria lain. Dimana tanpa sengaja gelas itu mengenai kepala Lixie dan membuatnya harus menerima jahitan di dahinya.
Sejak saat itu, Haga tak pernah berani marah di depan Lixie, dia juga tak pernah mau memperlihatkan rasa cemburu dan posesifnya.
Meskipun dalam kondisi marah, Haga juga tak mengendarai mobilnya dengan kencang. Hanya saja suasana mobil cenderung dingin karena dua orang yang seharusnya bahagia karena akhirnya bertemu itu setelah dua bulan itu justru seperti orang asing.
Setelah sampai di apartemen, Haga juga langsung berjalan ke kamarnya dan menyalakan shower. Sementara Lixie yang melihat sikap dingin Haga, hanya menatap sedih dan akhirnya berjalan ke pantry untuk membuat secangkir kopi.
Saat pikirannya terbang entah kemana, aroma downy semakin kuat tercium di indra penciumannya, menarik kesadaran Lixie dari alam mimpi. Haga sudah duduk di belakangnya sambil membuka botol wine dan menuangkannya ke gelas.
"Coffee?" tanya Lixie.
"No baby, thank you," kata Haga.
"Wanna talk?" tanya Lixie lagi.
"Oke. Sini sayang," kata Haga dan diikuti oleh Lixie.
Saat akan menarik kursi bar tinggi di sisi Haga, tubuh Lixie terhuyung ketika tiba-tiba tangan Haga menariknya ke dalam pelukan. Haga dalam posisi duduk, memeluk Lixie dari belakang. Mencium lehernya dan berbisik,"you know baby, I'm jealous with him."
Lixie hanya diam, memilih untuk tak memotong ucapan Haga saat ini.
"Kamu tahu Jonathan sejak lama ngincar kamu. Berapa kali dia berusaha jauhin kamu dari aku. Sampai aku rela buat kamu lanjutin sekolah di Australia biar dia enggak deketin kamu, kamu tahu seberbahaya apa dia kan," ujar Haga.
"Dia hampir celakain kamu cuma karena dia tahu kamu enggak mungkin jadi milik dia," lanjutnya, mengeratkan tangan yang melingkar di pinggang Lixie.
Lixie yang memahami kekhawatiran Haga kemudian mengangkat tangan dan membelai rambut Haga yang kini kepalanya ada di ceruk lehernya.
"I'm sorry baby, really," ucap Lixie.
"Aku enggak ada ngobrol sama dia tadi, tapi ini juga salah aku yang enggak cepet-cepet pindah dari sana, sampai buat kamu cemburu," kata Lixie lagi.
Menatap Lixie, membelai rambutnya, Haga mencium bibir kekasihnya lalu berkata, "oke, aku ngerti baby."
"Besok kamu ada jadwal rekaman lagu baru ya?" tanya Lixie mengalihkan pembicaraan.
"Heem, kamu ikut aja, anak-anak studio udah kenal kamu," kata Haga.
"Bener enggak apa-apa? Nanti kalau fans kamu lihat gimana?" tanya Lixie cemas.
"Udah waktunya enggak sih, buat mereka tahu keberadaan kamu," ucap Haga sambil mencium kembali bibir dan pipi Lixie.
"I'm not ready yet. Aku enggak bisa bayangin dampaknya, enggak buat saat ini. Apalagi mereka tahunya aku itu ya milik Saturnus, kamu mau identitas kamu itu terungkap juga?" kata Lixie memberi peringatan.
"Haaah," Haga mengeluh panjang.
"Capek, aku capek baby," ucap Haga yang mendadak berubah bersikap manja.
Tersenyum cerah melihat tingkah kekasihnya, Lixie kemudian membujuk dengan mengatakan sudah membuat brownies kesukaan Haga.
Saat keduanya sedang menikmati waktu bersama, telepon di ponsel Haga berdering. Dari Jimmy, manajernya.
"Kak, apa sih, ganggu. Udah tahu ada Lixie, enggak ada jadwal juga loh hari ini," kata Haga tanpa jeda.
"Heh, harusnya aku yang ngomel ya, kamu pasti belum baca X, cepet cek," kata Jimmy.
Tubuh Haga menegak dan melepaskan pelukannya pada Lixie. Lixie yang kebingungan, mendekat untuk melihat layar ponsel Haga.
"Spill the tea. Info terpercaya, jadi ternyata Saturnus itu Haga, Haga kita," demikian bunyi twit di X yang sudah puluhan ribu kali diunggah ulang.
Haga dan Lixie saling berpandangan. Haga masih sibuk menggulir layarnya untuk mencari informasi lain dan benar saja, ada foto bahkan video dirinya sedang keluar dari mobil.
"Dan, kalian tahu, cewek cakep yang selalu dirumorin pacar Saturnus itu, kemungkinan besar berarti pacar Haga guys."
Wajah Lixie pun kini terekspos dengan jelas. Termasuk foto-fotonya. Sebagai seorang model tentu bukan hal sulit untuk mendapatkan foto Lixie.
"Baby...," ucap Haga sambil menatap Lixie cemas.
"Kak, terus aku harus gimana? Ini kok bisa bocor sih? Aku padahal kalau ke sirkuit selalu hati-hati," kata Haga cemas.
"Kalau lihat dari angle fotonya emang bukan diambil dari orang luar atau fans sih. Itu udah pasti dari anak-anak internal sirkuit. Kamu ada musuh disana?" tanya Jimmy.
Satu nama yang langsung terbesit dalam pikiran Haga. Hanya satu orang yang sangat mungkin melakukan itu padanya dan Lixie. Jonathan.
"Ada...," ucap Haga ragu.
"Aku udah ngomong sama agensi. Dan solusi satu-satunya ya kamu muncul dan mengakui itu semua. Bohong hanya akan membuat masalah lain yang lebih besar, apalagi kalau kamu yakin ada musuh di sirkuit. Semua akan bahaya buat karier kamu," ucap Jimmy.
"Ya udah, kamu ikuti aja jalan yang udah kami siapin, besok kita jadwalin press conference," lanjutnya.
"Lalu Lixie?" tanya Haga cemas.
"Ya itu terserah kamu, mau identitas dia diungkap sekalian atau ya udah biar mereka menerka-nerka. Kamu cukup klarifikasi bahwa kamu itu Saturnus," jawab Jimmy.
"Aku akan rahasiain identitas Lixie kak, toh mereka masih menebak-nebak hubungan Lixie sama Saturnus," ucap Haga sambil melihat lembut ke arah Lixie.
Haga ingat ucapan Lixie sebelumnya yang belum siap identitasnya sebagai kekasih Haga terbongkar.
"Ya udah kamu siap-siap besok ya, berharap aja fans kamu yang cegil-cegil itu enggak ngamuk," seloroh Jimmy berusaha mencairkan suasana.
------
Bunyi jepretan kamera memenuhi ruangan, dan Haga terlihat membungkuk sebelum memberikan pernyataan.
"Rumor yang beredar, benar adanya. Saya Saturnus," ucap Haga tegas.
"Kenapa Anda menyembunyikan identitas itu? Bukannya Saturnus juga dikenal pembalap handal, kenapa harus malu?" tanya seorang jurnalis.
"Saya hanya ingin menikmati hobi tanpa terlalu banyak sorotan. Saya hanya ingin kemampuan saya juga diakui tanpa melihat nama besar saya di dunia hiburan," kata Haga.
"Terima kasih dan maaf saya menyembunyikan hal ini," ucapnya lagi kemudian berdiri dan membungkuk.
Ketika jurnalis berebut untuk mempertanyakan identitas Lixie, Haga memilih diam. Jimmy pun membawa Haga untuk keluar dari ruang press conference.
Di balik pintu, sosok Lixie berdiri di sana dan sedikit menganggukkan kepalanya.
Haga menggandeng tangan Lixie untuk menuju ruangannya. Sementara Jimmy mengikuti mereka dari belakang.
Kini berada di studio rekaman, Haga duduk di sebuah sofa, kerumitan di wajahnya terbingkai dengan jelas.
Lixie duduk di depannya dan membelai tangan Haga yang sejak tadi menggenggam erat tangannya.
"It's okay baby, if they really love you as a singer, love your music, your art, they will understand you. Like I understand you," kata Lixie menenangkan Haga. Haga menengadahkan kepala untuk menatap Lixie.
"Ga, bener kata Lixie, ini di X nama kamu naik dan semua komentarnya positif kok. Keputusan buat jujur soal identitas kamu ini bener," kata Jimmy yang sibuk menggulir layar ponselnya.
Haga kemudian mengambil ponselnya dan melihat X, dimana ternyata penggemar banyak memberikan dukungan padanya. Bahkan mereka senang saat tahu bahwa Haga sehebat itu di sirkuit. Beberapa diantaranya juga menyinggung soal Lixie. Tapi tak terlalu banyak yang menyebut tentang Lixie.
"Kalaupun Lixie bener pacar Haga ya, ya udah sih, udah gede ini," tulis seorang penggemar @givemepanda.
"Tapi ceweknya spek malaikat gitu, mau itu Saturnus atau Haga, pantes aja sih," tulis @cutehaga.
"Kalau bener Lixie pacarnya, njir selera Haga enggak main-main, kita yang pulu-pulu mundur gaes," tulis @haga4ever.
Lega membaca komentar-komentar dari penggemarnya, Haga kemudian berniat menulis pesan di media sosialnya.
"Kak, aku tulis pesan buat penggemar di Instagram ya sebagai respons dari press conference tadi," ucap Haga bertanya pada Jimmy.
"Oke," kata Jimmy.
Haga kemudian menulis pesan untuk penggemarnya melalui media sosial. Ucapan terima kasih atas dukungan mereka dan kepercayaan mereka.
------
Sementara di sisi lain, Jonathan terlihat kesal usai melihat respons penggemar Haga tak seperti dugaannya.
"Arrghhhh," teriaknya sambil melempar botol wiskey ke lantai.
Seorang wanita yang semula ada di dekatnya, langsung pergi menjauh.
"Enggak akan aku biarin Lixie jadi milik Haga," ujarnya geram.
"Lixie akan kembali jadi milik aku," ucapnya sambil menatap layar ponsel dimana terlihat foto masa kecilnya bersama Lixie.
Dalam pikirannya, Jonathan merasa Haga merebut Lixie dari sisinya, padahal sejak dulu tak pernah ada romansa diantara Jonathan dan Lixie. Lixie hanya menganggap Jonathan sebagai teman, teman saat mereka dulu masih sekolah.
Sementara Haga, Haga muncul di masa-masa SMA Lixie. Sejak saat itu Jonathan mereka Lixie menjauh dan mulai dekat dengan Haga. Sehebat apa pun Jonathan berusaha menyamakan langkahnya dengan Haga, tapi Lixie tak pernah melirik ke arahnya.
Jonathan masih ingat momen dimana Lixie dengan senyum cerianya menceritakan tentang Haga yang menyatakan cinta. Momen dimana Jonathan menyadari bahwa Lixie bukan hanya sekedar teman baginya, tapi cinta pertamanya. Jonathan yang dulu lembut dan manis itu perlahan berubah karena cemburu.
Disaat Haga menjadi penyanyi terkenal, Jonathan berusaha menyamakan langkah dengan terjun ke dunia akting. Tapi secerah apa pun bintangnya bersinar, Lixie tak pernah melirik ke arahnya.
"Jonathan, congrats ya, buat rilis filmnya, semoga sukses," tulis Lixie saat mengetahui film pertama Jonathan tayang di bioskop.
"Thank you Lix. Kamu bisa dateng kan ke premier?" tanya Jonathan saat itu.
"Maaf ya, aku harus nemenin Haga buat launching album barunya," balas Lixie saat itu.
"Maybe next time ya Jonathan. But, I'm so happy for you," pesan Lixie. Membaca pesan itu membuat Jonathan membayangkan betapa indah senyum Lixie saat ini. Tapi dia harus berbagi dengan Haga.
"Enggak Lixie, kamu harus jadi milikku," kata Jonathan.
Dan sejak saat itu, Haga dan Jonathan bersinar di bidangnya masing-masing. Namun ada satu kesamaan, bahwa keduanya sama-sama pembalap hebat di sirkuit. Walaupun saat itu tak ada yang tahu bahwa Saturnus adalah Haga.
Dua bintang bersinar tapi jauh dari rumor pacaran membuat penggemar mereka penasaran.
Sampai suatu ketika, karena keegoisannya, Jonathan pernah memaksa Lixie pergi bersamanya. Jonathan mengatur sedemikian rupa agar ada fotografer yang menangkap momen dirinya bersama Lixie. Saat itu sempat beredar rumor bahwa Lixie adalah kekasih Jonathan.
Lixie sendiri lebih dikenal di dunia model dan memiliki usaha sendiri di bidang kecantikan. Produk kecantikan miliknya juga cukup terkenal dan digunakan banyak selebriti.
Rumor itu sempat membuat Lixie dikejar penggemar Jonathan, diteror. Sementara Haga yang saat itu juga sedang bersinar tak bisa berbuat banyak karena agensinya melarang ikut campur. Namun Haga tak tinggal diam, dia tidak mau kekasihnya disakiti oleh penggemar Jonathan, sejak saat itu Haga dengan berat hati mengatur kepindahan Lixie ke Australia.
Haga harus rela menjalani hubungan jarak jauh dengan Lixie, diam-diam pergi ke Australia jika rindu mulai tak terbendung. Haga rela melakukan itu semua asalkan Lixie selamat.