Flash
Disukai
5
Dilihat
20,632
Mencari Ujung Matahari
Drama

"Baron kalau loe capek, udeh kita ngaso dulu"ajak Rasti tersenyum melirik Edo berdiri perhatikan gunung di hadapannya sangat begitu indah sekali. Mereka bertiga (mountain climber) ingin mendaki puncak gunung mencari ujung matahari. "Gua belum capek!"sahut Baron ketus menghampiri Edo balas tersenyum melirik Baron yang padahal napasnya sudah terlihat lelah.

"Udeh deh Baron, kita istirahat aja di sini dulu"Edo menghampiri Resti baru mau duduk di bawah pohon tidak jadi. "Kalian aja berdua istirahat! Gua ngak mau keduluan loe, Do! Gua harus nemuin ujung matahari itu!"sahut Baron emosi sambil tunjuk matahari di sisi kanan pegunungan.

Sinar matahari makin terik menyinari makin terasa saat berada di atas puncak gunung, walau banyak di tumbuhi pepohonan besar. Tapi tetap saja bisa bikin dehidrasi, karena Baron tetap semangat mendaki berjalan sampai tidak makan dan minum.

"Baron loe minum atau makan dulu deh. Dari tadi loe ngak makan dan minum"kedua tangan Edo sodorkan roti dan air botol kemasan. "Hahhh! Gua ngak haus dan lapar!"dua tangan Edo di hentakan tangan kanan Baron melirik Resti mulai merasa bersalah. "Baron tunggu! Ngak semestinya gua bikin kalian berdua harus mencari ujung matahari itu demi dapatin gua"tangan kanan Resti tunjuk matahari di sisi kanan.

"Udeh loe tenang aja, Res. Gua yakin ujung matahari itu bisa gua temuin dan loe akan jadi milik gua!"cepat berjalan Baron sesaat terjatuh akan di papah bantu Edo. "Sana loe!"Edo mundur saat di dorong Baron melanjutkan jalan lagi.

"Gua yakin Res, kita semua ngak bakalan nemuin ujung matahari itu. Bayangin aja matahari itu walau dekat bisa kita lihat. Tapi matahari itu sangat jauh sekali. Matahari itu jaraknya kira-kira dari sini, dari puncak gunung kita berdiri. Jaraknya 18 milyar kilometer"tutur rada emosi Edo cepat berjalan mengejar Baron. Resti terdiam berdiri merasa bersalah dan kembali berjalan mengejar Baron dan Edo.

Tersengal-sengal napas Baron berapa kali jatuh lalu bangun lagi melanjutkan berjalan. Wajah Baron pucat penuh peluh, Baron lemas terjatuh cepat akan di papah Resti. "Ron udeh deh"tatap prihatin Resti melihat wajah Baron. "Hah! Gua yakin sebentar lagi bisa nemuin ujung matahari itu!"jawab Baron dorong Resti mundur.

"Baron ujung matahari itu jauh dan sangat jauh. Udeh kita balik aja ke cam. Lagian gua udah ngak mau bersaing buat dapatin Resti lagi. Gua pasrah Resti mau pilih loe atau gua. Itu ngak masalah deh!" kesal Edo terduduk di bawah pohon sambil meneguk botol minuam kemasan sisa setengah.

"Baron! Baron tunggu! Hah nih anak keras kepala bangat si!"cepat Edo melepaskan tas ranselnya di letakan di bawah pohon. Seketika Baron terjatuh terguling berapa kali.

"Baron!"teriak Resti cepat lepaskan tas ransel Baron. "Minum, minum ini Baron!"paksa Edo sodorkan mulut botol kemulut Baron tersenyum" Benar kata loe Edo, ujung matahari itu tidak akan pernah ada dan cinta gua sama Resti tidak pernah akan ada juga"tersenyum sesaat kedua mata Baron tertutup dan menghembuskan napas terakhir. "Baron...Baron..."teriak Edo dan Resti merasa bersalah memeluk Baron telah tiada.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)