Flash
Disukai
0
Dilihat
18,231
Kisah Kelam Kehidupan: Si Buruk Rupa Juga Manusia Biasa
Drama

Aku pernah mendengar kisah si buruk rupa versi lain. Si buruk rupa yang selalu sabar menerima takdirnya. 

Si buruk rupa adalah satu dari tiga bersaudara di mana dua saudaranya terlahir dengan wajah rupawan. Hubungan baik di antara persaudaraan mereka membuat si buruk rupa tidak pernah memandang buruk siapapun di dunia. 

Namun begitu terjun ke dunia masyarakat, si buruk rupa akhirnya menyadari bahwa apa yang dipikirkannya selama ini adalah sebuah kenaifan. 

Berulang kali si buruk rupa mendapatkan perlakuan tidak adil karena wajahnya. Dalam masyarakat, si buruk rupa selalu tersisihkan, dipandang sebelah mata, dan tidak pernah dihargai karena wajahnya yang buruk rupa. 

Namun si buruk rupa tidak menyerah. 

“Tuhan memberikanku wajah yang buruk, bukan karena aku adalah manusia yang rendah. Tuhan memberiku wajah buruk rupa karena sayang padaku. Tuhan tidak ingin aku menjadi sombong. Tuhan juga ingin aku melihat bagaimana buruknya manusia-manusia lain yang selalu berwajah manis di depan si rupawan.” 

Kata-kata itu selalu dibisikkan si buruk rupa di dalam hatinya ketika dirinya direndahkan, disepelekan dan dipandang sebelah mata oleh orang-orang. 

Namun meski berulang kali membisikkan kalimat itu di dalam hatinya, si buruk rupa yang selalu mengalami perlakuan buruk tetap akan terluka. 

Bibirnya mungkin tersenyum, tapi hatinya terkadang akan menangis. Sesekali. . . di antara senyuman yang dibuatnya, si buruk rupa akan mengeluh di dalam hatinya. Karena bagaimanapun dia adalah manusia biasa yang punya perasaan. 

Mendengar kisah si buruk rupa itu, aku bertanya-tanya pada mereka yang selalu merendahkan si buruk rupa karena fisiknya. Aku bertanya-bertanya pada mereka yang lupa "memanusiakan" si buruk rupa.

"Bagaimana jadinya jika mereka yang lupa memanusiakan dan selalu merendahkan si buruk rupa berada di posisi si buruk rupa?"

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)