Masukan nama pengguna
Pada suatu hari di hutan Suka Ceria, tinggallah seekor koala yang bernama Koara. Koara tinggal seorang diri. Dia suka sekali makan dan memasak beraneka makanan. Makanan favoritnya selain daun eukaliptus adalah puding. Hampir setiap hari Koara membuat puding kesukaannya itu dan memakannya. Karena hobinya itu, berat badan Koara makin hari makin bertambah banyak. Koara merasa malu untuk bertemu dan berteman dengan siapapun yang ada di hutan Suka Ceria.
Pada suatu pagi, seperti biasa setelah bangun tidur, Koara merapikan tempat tidur, mandi dan menggosok gigi. Setelah itu, Koara menyapu lantai dan membersihkan seluruh area rumahnya. Selain memasak, Koara juga rajin bersih-bersih rumah. Setelah pekerjaan rumahnya selesai, seperti biasa Koara pergi berkeliling ke dalam hutan Suka Ceria untuk mencari bahan-bahan yang akan dimasak.
Hari ini dia mendapatkan cukup banyak bahan makanan. Ada wortel, kentang, buah apel dan tidak lupa daun eukaliptus. Setelah berhasil mendapatkan beraneka ragam bahan, Koara memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Ketika sedang asyik berjalan, Koara melihat Milo si Kucing dan kedua adiknya sedang asyik berlarian ke sana dan ke mari. Mereka tampak begitu ceria. Koara pun berhenti sejenak untuk menyaksikan mereka dari kejauhan. Koara berdiri di balik pohon agar tidak ketahuan oleh Milo dan adik-adiknya.
“Seandainya saja aku bisa menjadi kucing seperti Milo, pasti aku akan memiliki bulu yang beraneka warna dan indah. Huh, aku sedih,” kata Koara dalam hati sambil membandingkan warna bulunya yang berwarna abu-abu.
Koara pun melanjutkan perjalanannya. Tak berselang lama, Koara melihat ada Tigra si Harimau yang sedang bermain petak umpet bersama dengan Cici si Kelinci dan Moni si Monyet. Koara pun kembali berhenti dan mengamati mereka dari balik pohon.
“Seandainya saja aku bisa menjadi harimau seperti Tigra, pasti aku dapat berlari dengan cepat dan lincah. Atau seandainya saja aku bisa menjadi monyet seperti Moni, pasti aku bisa melompat dari satu pohon ke pohon yang lain sesuka hatiku. Huh, aku sedih,” kata Koara meratapi keadaannya. Dengan langkah yang berat, Koara melanjutkan perjalanannya menuju rumah. Sepanjang jalan, Koara berbicara sendiri sambil menangis.
“Besok adalah hari ulang tahunku. Aku ingin sekali teman-temanku datang dan merayakan acara ulang tahun bersama-sama. Tetapi aku malu untuk mengundang mereka karena badanku terlalu gemuk. Bagaimana jika teman-temanku mengejekku? Huhuhuu.” Koara terus merasa bersedih karena dia tidak seperti teman-temannya yang lain yang memiliki banyak kelebihan. Koara meratapi kekurangannya.
Tanpa disadari oleh Koara, Tigra si Harimau yang sedang bersembunyi di balik semak-semak takjauh dari tempat Koara berjalan, mendengar semua yang diucapkan oleh Koara. Dengan langkah hati-hati agar tidak ketahuan oleh Koara, Tigra si Harimau segera menghampiri teman-temannya dan menyampaikan apa yang dia dengar tadi mengenai Koara. Tigra si Harimau juga memanggil Milo si Kucing dan teman-teman lain penghuni hutan Suka Ceria untuk berkumpul dan berdiskusi mengenai apa yang sedang dialami oleh Koara. Mereka pun sepakat untuk berkunjung ke rumah Koara dan memberikan kejutan di hari ulang tahunnya besok.
Keesokan harinya, seperti biasa Koara bangun pagi, merapikan tempat tidurnya, mandi, menggosok gigi dan membersihkan rumahnya. Ketika Koara sedang bersiap-siap untuk mencari bahan makanan, tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk dari luar.
“Tok, tok, tok,”
Koara segera berjalan menghampiri pintu rumahnya. Dalam hati Koara penasaran, siapa yang datang bertamu di pagi hari seperti ini. Tidak pernah ada seorang pun yang datang ke rumahnya sepagi ini. Koara pun membuka pintu.
“Kejutan…” sorak Tigra si Harimau dan teman-teman yang lain secara serempak.
Koara merasa terkejut dengan kehadiran teman-temannya. Tidak hanya itu, mereka semua juga membawakan hadiah untuk Koara. Ada Milo si Kucing membawakan seikat balon, Cici si Kelinci membawakan satu keranjang wortel, Moni si Monyet membawakan satu sisir pisang, Baba si Lebah membawakan sekantung madu dan lain-lain. Koara segera mempersilakan teman-temannya untuk masuk ke dalam.
“Bagaimana teman-teman tahu kalau hari ini adalah hari ulang tahunku?” tanya Koara yang masih kebingungan. Tigra si Harimau pun menceritakan apa yang dia lihat dan dengar kemarin tentang Koara.
“Jadi kalian sudah tahu tentang aku dan kondisiku yang seperti ini?” Tanya Koara sambil menundukkan kepalanya. Merasa rendah diri.
Apa kalian tidak malu berteman denganku?” sambung Koara lagi.
“Tentu saja tidak,” kata Milo si Kucing.
“Lihatlah, aku memiliki warna kaki dan ekor yang berbeda dengan kedua adikku. Tetapi aku dan adikku tetap bisa bermain dengan ceria,” tambahnya.
“Aku juga memiliki kuku yang patah karena pernah tersangkut di batang pohon ketika sedang bermain,” kata Tigra si Harimau sambil menunjukkan kuku di jari telunjuknya yang telah patah.
“Lihat Koara. Gigiku patah satu ketika aku sedang berusaha menggigit wortel yang sangat keras, tetapi aku tetap memakan wortel setiap hari karena itu adalah makanan kesukaanku,” Cici si Kelinci berkata sambil menunjukkan giginya yang ompong sebagian.
“Aku juga sering terjatuh dari pohon ketika bergelantungan. Apalagi jika ada dahan yang patah dan aku sedang berada di atasnya, Aduh, rasanya sakit sekali. Tetapi aku tetap suka bergelantungan dari satu pohon ke pohon yang lain,” Moni si Monyet bercerita tentang dirinya.
“Jangan bersedih lagi, Koara. Kita tetap bisa bermain bersama-sama walaupun memiliki kekurangan satu sama lain. Kami semua menyayangimu,” kata Tigra si Harimau menghibur Koara. Koara merasa begitu terharu mendengar cerita dari kehadiran teman-temannya itu. Ternyata mereka semua tidak seperti yang Koara pikirkan. Mereka semua memiliki kekurangan sama seperti Koara, tetapi mereka semua tetap bisa ceria dan bahagia. Koara pun segera memeluk merek semua.
“Terima kasih teman-teman, sekarang aku tidak merasa rendah diri lagi. Aku bisa bersemangat lagi,” kata Koara terharu.
Melihat banyak bahan makanan yang telah terkumpul di meja, Koara segera mendapat ide untuk mengolah bahan-bahan tersebut menjadi makanan yang lezat. Dengan sigap, Koara memasak beraneka ragam makanan spesial di hari ulang tahunnya. Tidak berapa lama kemudian, makanan pun siap untuk disajikan.
“Hmm, nikmatnyaaa,” seru Milo si Kucing setelah mencicipi kue buatan Koara. Teman-teman yang lain segera menyusul Milo untuk mencicipi makanan buatan Koara.
“Enak sekali makanannya,” puji Baba si Lebah.
“Aku suka makanan buatan Koara, nyam nyam nyam,” Moni si Monyet juga memuji hasil masakan Koara.
“Terima kasih pujiannya teman-teman semua,” kata Koara membalas pujian teman-temannya.
“Mulai sekarang, jangan bersedih lagi ya, Koara,” kata Tigra si Harimau memberikan semangat kepada Koara. Koara mengangguk.
Mereka pun bernyanyi dan menari bersama sambil menikmati makanan buatan Koara yang sangat lezat.. Sejak saat itu, Koara dipanggil sebagai “Koara si Jago Masak” oleh para penghuni hutan Suka Ceria. Koara pun tidak pernah bersedih lagi.
TAMAT