Masukan nama pengguna
Nama Aku Cantika, orang terbiasa memanggilku Tika. Aku duduk di bangku kuliah semester 5. Aku mengambil jurusan Teknologi Informatika di Perguruan Tinggi Dharmajaya Lampung. Hampir setiap hari aku memiliki jadwal kuliah. Jarak kuliah dari rumahku 1 jam tepat. Aku harus menggunakan bus antar kota dan angkot terlebih dahulu. Banyak dari teman yang memilih kos, tapi berbeda denganku. Aku sangat takut tidur malam sendiri. Aku selalu tidur di temani oleh mama.
Terkadang sahabatku Henny, Rahma dan Lili selalu memanggilku dengan sebutan anak kecil. Aku bisa mengendarai motor atau mobil tapi aku takut jika harus mengendarainya sendiri. Jika berkendara aku takut untuk memutar arah atau menyebrang ke arah kanan. Oleh karena itu aku lebih suka memakai bus umum saja.
Bulan-bulan ini sudah musim hujan, "September Rain."
Seperti bulan kelahiranku September. Aku sangat suka hujan. Bagiku hujan adalah anugerah tuhan yang paling nyata. Tak lupa aku masukan payung lipat ke tas Ranselku. Aku kuliah itu ribet dan lebai. Ada boneka kecil, ada payung lipat, ada tisu, ada botol minum pribadi, ada kotak make-up. Segala keperluan untukku di saat perjalanan. Semua itu harus tersedia di dalam tasku.
Terkadang aku pun bertemu teman SMP atau SMA yang akan berangkat ke kampus, walau berbeda kampus dan arah denganku tapi kami sering bertemu di bus yang sama Ada Didi, Kiki, Roby, Hendra, Didi serta Hari. Kami pun selalu menjaga kisah persahabatan kami. Kompak ke mana saja.
*****
Minggu depan kami akan bertamasya bersama, ke pantai Sari Ringgung Lampung. Temanku bilang pantainya cantik, penasaran karena aku belum pernah ke sana dengan mama dan papa.
Malam ini aku akan berkemas-kemas. Satu celana pendek, satu kaos oblong dan tak lupa 1 kamera poket. Sore ini aku harus bergegas ke toko Kodak Film aku harus membelinya segera dari pada aku lupa.
Kodak foto film, isi 36 menjadi pilihanku. Jalan-jalan tak akan seru jika aku tidak membawanya. Tak akan ada kenangan yang tersisa nanti.
"Pap, bagi duit dong."
"Kan Besok libur Tik."
"Tika kan besok jadi mau ke pantai, bersama teman-teman kampus."
"Jauh Tik, terus Papa antar Tika sampai mana?"
"Ya biasa saja cukup sampai terminal bus 16C Metro saja."
"Ya sudah besok pagi uangnya sekalian Papa mengantarmu."
"Tapi Pap, Tika mau beli isi Film kamera Tika dulu."
"Nih 30.000, ada-ada saja Kamu ini."
"Hehehehe, terima kasih ya Pap."
Akhirnya, lengkap sudah perlengkapan liburanku. Aku pun tidur lelap malam ini. Tak lupa aku memasang Alarm agar aku dapat bangun lebih pagi.
*****
Minggu pagi,
Aku buka jendela kamarku, alhamdulillah cerah. Aku pun bersiap aku mandi kemudian sarapan.
"Ma, sudah masak apa Ma."
"Bertanya melulu Kamu ini, harusnya Kamu Tik yang siapkan sarapan Mama dan Papa."
"Hahaha..."
Aku hanya bisa tertawa saja.
"Tuh sarapan nasi goreng dulu, nanti sebelum di antar papamu mampir ke Indomart dulu sana beli camilan, ini uang jajannya."
"Iya Ma, terima kasih Ya."
Setelah sarapan bersama, aku dan papapun langsung berangkat pamit kepada mama. Papa mengantarkan aku ke terminal bus. Sayang sepi sekali hari ini, busku jalannya sangat lambat seperti kura-kura. Untung saja aku sudah jalan dari pagi hari.
Jam 08.30 tepat aku sampai ke Bandar Lampung. Kami berkumpul di rumah Henny. Tinggal tunggu Hari dan Roby serta mobil angkot yang telah kami sewa kemarin. Kami berangkat jam 09.00 tepat kira-kira sampai ke pantai jam 10.00 pagi.
Roby memainkan gitar, kami pun ikut menyanyi sesekali. Pemandangan yang aku lalui sangat cantik, pinggir kota Teluk Betung Lampung, terkadang terlihat rumah-rumah warga, hamparan jemuran ikan asin, bukit-bukit yang hijau, hamparan pantai dan laut lepasnya, tambak udang dan ikan, serta penjual-penjual buah-buahan.
Hari duduk berlendotan di kakiku. Pegal sekali rasanya, kami berimpit-impitan. Ya Hari, dia adalah pacarku, kami baru 3 minggu ini jadian. Hari dia anak seorang pengrajin mebel di Lampung Timur.
Dia anaknya sederhana, baik dan tidak sombong. Dia sangat suka berbaur dengan sahabat-sahabatku oleh karena itu aku merasa cocok. Tak perlu susah-susah buat janji main dan kencan aku bisa lakukan pada waktu bersamaan, Hari pun tidak merasa keberatan bermain bersama sahabat-sahabatku.
Jam 11.25 kami pun tiba di lokasi. Bener saja pantainya sangat cantik. Pasir putihnya terhampar luas, nyiurnya cukup asri dan melambai-lambai, ada banyak permainan air, banana boat, Flying Fish, perosotan air dan di atas tebing ada sebuah Kafe dan Resto, pasti seru nongkrong di sana nanti. Begitu pun sebuah Resto di pinggir pantainya, kita bebas duduk dan menikmati luasnya pantai dengan bebas. Aku harus berkeliling, menikmati indahnya suasana dan tak lupa berpose-pose cantik dengan sahabat-sahabatku.
Kami bergegas mengganti baju, kaos oblong, celana pantai, kacamata dan cekrak cekrek cantik pun kami mulai. Aku, Kiki Henny, Rahma, Lili duduk di batang kayu pohon yang telah tumbang, sedangkan Robby dan Hari berdiri di belakang kami, Hendra mengabadikan foto kami dahulu. Terus bergantian deh pria-pria itu bergaya dan saling membantu mengambil gambar.
Lelah berpose-pose cantik, kami pun main di pinggir pantai, karena kami berpasangan sudah mulai deh mojok masing-masing walau masih di lokasi yang sama. Sial awal hari yang cerah kini berganti hujan rintik. Aku ingin menepi ke pondok-pondok tepi pantai tapi Hari menarik diriku.
"Tik Mau ke mana?"
"Hujan Har, mau ke tepi."
"Kan hujannya enggak ada petirnya, berenang, bermain pasir sambil hujan-hujanan tidak masalah bukan?"
"Tapi aku takut sakit nanti."
"Kamu bukan anak kecil lagi Cantika."
Aku pun menaburkan pasir ke atas rambut Hari yang terus menggangguku. Dia membalasku, mengejarku, kami saling timpuk pasir, kami saling bermain air dan Kiki yang iseng mengambil Foto kami. Hari pun merangkulku dari belakang, lagi-lagi tertangkap layar kamera Kiki.
Hujan semakin deras, kami pun memutuskan istirahat di pondok pantai. Kami tiduran bersama-sama benar- benar lelah. Mau salin juga tanggung nanti saja jika akan pulang sore hari. Basah, pasir, hujan dingin. tepat untuk berpelukan dengan pacar masing-masing.
Aku rebahkan kepalaku di pangkuan hari, memandang indahnya pantai di sore hari, ditemani rintik hujan dan bercerita tentang kita dan cinta. Satu kecupan manis mendarat di bibirku. Rasanya dingin bagai es krim. Hari memandang wajahku, dan dia membisikan kata.
"I Love You Tika."
Kecupan pertama aku dan Hari. Hujan ini membawakan kenangan yang tak terlupakan untuk kami.
*****
Jam 15.00 kami pun berkemas, kami harus akhiri traveling hari ini. Di sepanjang jalan kami memilih memutar lagu romantis. Kaset klasik Mozard pun kami dengarkan di sepanjang jalan. Nada-nada klasik romantis, permainan piano Mozard sangat memanjakanku.
Ya kaset dan lagu kesayanganku. Dan rintik hujan menambah kesan romantis dan kebersamaan kami.
Jam 17.00 aku pun tiba di rumah. Mama, Papa sudah menungguku.
"Ya Allah Tik sampai kuyup gitu Kamu, nekat hujan-hujanan."
"Hehehehe, Iya Ma, Iya Pa, tapi seru."
"Tika bawa gorengan nih Ma."
"Sogokan melulu, biar tidak di marahin kan? sudah sana mandi."
"Iya Ma."
Aku pun bergegas mandi dan berganti pakaian. Serta tak lupa aku kirim sebuah pesan untuk Hari.
"Aku sudah sampai rumah dengan baik ya."
"Ok Tika, selamat istirahat ya."
*****
Tiga hari kemudian aku mencetak hasil foto-foto kami. Ditemani oleh Hari, Kiki dan Hendra. Ternyata foto dipinggir pantai saat kami hujan-hujanan bagus juga, natural banget.
Hari memegang gitar dan memelukku, sedangkan aku lagi asik bermain pasir dengan sebongkah kayu. Kenangan ini akan selalu aku kenang. Kisah persahabatan dan kisah ciuman pertamaku bersama Hari yang indah bagaikan es krim. Aku memberi 4 frame foto ukuran 4R, 1 berisi foto kami ramai-ramai dan 1 foto bersama Hari di pantai. Aku letakkan kedua bingkai foto itu di dinding kamarku.
Dear Diary,
September 2004
Hari ini Sabtu, aku bermain ke pantai bersama Hari dan sahabat-sahabatku, suasana yang romantis, nyanyian dari petikan gitar dan mendengarkan music Klasik Mozard kesayanganku. Ditemani rintik hujan memberikan kesan yang lebih indah dan romantis. Berbicara tentang sahabat, berbicara tentang cinta dan berakhir dengan kecupan pertamaku. Hujan ini selalu akan aku kenang.
Kisah hujan yang membawa cinta, apakah kisah cinta Hari dan Cantika akan berlanjut dalam takdir jodoh ilahi? Atau hanya menjadi sebuah kisah klasik semata yang akan terkenang manis semata.
Jakarta, September 2024, ternyata kisah ini tidak berlanjut dan Cantika hanya mengingat sebuah kisah tempo dulu yang penuh kenangan manis semata. Dan berakhir menjadi sebuah cerita.
CANTIKA