Flash
Disukai
9
Dilihat
15,312
BROKEN
Romantis

Pelan-pelan, dalam sebulan nilai-nilai Andre turun sebab ia tak bisa mengendalikan pikirannya. Sekuat tenaga ia tak mengacuhkannya, tapi pikiran-pikiran tersebut kembali muncul dan muncul lagi

Bagaimana tidak? Alena, pujaan hatinya, sering berada di sampingnya. Saling bertukar kabar, berbagi kisah, bercanda, menertawakan hal-hal yang lucu dan garing, juga berdiskusi tentang pelajaran-pelajaran. Mereka juga suka makan bareng, belajar bareng, dan pulang bersama. Awalnya, senang banget rasanya, tapi lambat laun hal ini menjadi bumerang untuk Andre. Fokus belajarnya mulai tergerus dan celakanya, semakin tak bisa terkendali. 

Ia heran. Beragam cara sudah dilakukan, tapi tetap tak mempan, tetap tak ampuh. Sementara itu, Alena nampaknya tak mengalami masalah yang serupa dengannya. Justru, ia takut kalau-akan Alena akan menjauhinya.

Dan puncaknya ... .

"Dre, kayaknya kita putus aja ya?"

"Hah?!! Kenapa, Na? Kenapa kamu minta putus?"

"Karena sebenarnya, bukan cuma nilai-nilaimu yang turun, Dre. Aku juga mulai turun. Aku ... aku ... takut justru akulah yang jadi penyebabnya," terang Alena terbata-bata. 

"Na, nilai-nilaiku janji bisa membaik. Tapi, please, jangan yang itu, karena cuma kamu satu-satunya, yang bisa bikin hati dan hari-hariku hidup," pinta Andre. 

Alena tersenyum pahit, memandang wajah kekasihnya.

"Dre, inget kan, cita-cita kita apa? Kalo nilai-nilaimu terus turun, buat apa kita bareng-bareng sekarang, kalo buat mempertahankan masa depanmu aja, kamu ngga bisa." 

 

Andre hanya tertunduk. 

"Buat apa kita cuma bahagia sekarang kalo nantinya, aku ga bisa bahagia lagi sama kamu selamanya," Alena mulai terisak. 

"Na ... ."

 

"Dan ... Sayang, sampai saat itu datang, sejujurnya, kuberharap bahwa kamulah satu-satunya lelaki yang akan meminta izin ke papa untuk mendampingiku seumur hidup nanti. Don't you feel the same, Dre?" suara Alena terdengar bergetar. 

Andre hanya tersenyum.

"Na, oke kalau kamu minta putus. Tapi jujur ... aku pun ga tau takdir kita ke depan akan gimana. Tapi aku yakin, kalau memang aku untukmu, dan kamu untukku, selama apapun kita terpisah dan berjauhan, takdir akan tetap mempersatukan kita kembali." 

Alena mengusap pipinya. 

"Jadi ... kita putus, ya?" 

...

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)