Cerpen
Disukai
0
Dilihat
6,266
Sebuah Misteri
Horor

Hari itu aku bersama seorang wanita mendatangi sebuah tempat yang cukup indah pemandangannya, keindahan tempat itu seakan-akan membuatku terhipnotis oleh alam, aku tak dapat melihat keberadaan orang lain di tempat itu, bahkan aku tak dapat merasakan dinginnya air hujan yang sedari tadi jatuh membasahi tubuhku. Lama aku berdiam diri menatap satu arah, seorang wanita yang bersamaku tadi datang menghampiriku dan berkata.

“Kak, aku ingin pulang,” katanya sambil menarik lengan bajuku, aku baru sadar, dia adalah adikku namanya putri.

Saat aku akan membalikkan badan dan melangkahkan kakiku dari tempat itu, tiba-tiba arah mataku kembali tertuju pada sebuah pohon yang berdiri cukup tinggi dihadapanku, aku menatap pohon itu sejenak dan berkata dalam hati 'bunga anggrek' tapi pandanganku mulai kabur dan aku melihat sepertinya ada sesuatu yang menghalangi pandanganku itu, tapi aku tak tahu apa itu. Lama aku berdiri menatap pohon itu dengan pandangan sedikit kabur. Putri kembali menarik lengan bajuku dan berkata.

"Kakak, aku lapar ...."

Meskipun sedikit penasaran tapi aku harus tetap pulang, lagi pula hari semakin malam.

Keesokan harinya aku berniat pergi mengunjungi tempat itu lagi bersama seorang wanita yang bernama Lia, dia adalah kekasihku.

“An, mana bunga anggreknya?” Tanya lia saat kami telah sampai ditempat itu, “Kok gak ada An?” sambungnya.

“Iya kok gak ada ya, Li," tanyaku penasaran.

Aku seperti telah tertipu oleh pemandangan di hari itu, pemandangan yang sangat indah itu tak ada lagi di tempat ini, yang ada hanya rerumputan yang tingginya sampai betis orang dewasa dan burung-burung yang beterbangan karena ketakutan melihat manusia.

Beberapa hari setelah kejadian itu, aku mendatangi tempat itu lagi, tapi kali ini aku hanya seorang diri.

'Ini benar-benar aneh, kenapa pemandangan ditempat ini berubah lagi? Ada apa dengan tempat ini?' tanyaku dalam hati.

Disaat itu juga angin bertiup sangat kencang dan aku mencoba menggapai pohon tinggi itu untuk berlindung di bawahnya, tapi aku melihat seorang wanita terduduk dengan lemas dan tak berdaya sambil memegang sebuah sapu tangan berwarna putih. 'Siapa dia?' tanyaku dalam hati dan mendekatinya dengan perlahan.

“Permisi mbak,” kataku padanya.

Tetapi ia hanya menoleh sebentar kemudian tak meresponku sama sekali. Kucoba mencari tahu apa yang terjadi pada wanita itu tapi ia sama sekali tak pernah menjawab pertanyaanku dan menghiraukakanku.

“Mbak, hari sudah mulai malam, sebaiknya nbak pulang,” kataku padanya dan Ia hanya tersenyum kemudian pergi meninggalkaanku.

Dalam perjalanan menuju pulang, aku bertanya-tanya dalam hati dan dan terus memikirkan kejadian tadi, 'Siapa sebenarnya wanita itu, dan apa yang ia lakukan di tempat itu seharian, apa sebenarnya yang terjadi padanya?' hal ini sama sekali tak bisa hilang dari benakku, wanita itu telah membuatku penasaran dengan hal yang telah terjadi dihari ini.

“Lia, kamu mau gak temanin aku ke tempat kemarin?” tanyaku pada Lia saat tiba dirumah.

“Apa sih menariknya tempat itu, An?” tanya Lia sedikit kesal pada tempat itu.

“Aku ingin mencari tahu sesuatu hal tentang tempat itu Lia, aku rasa tempat itu tidak beres.”

“An, kamu kenapa sih akhir-akhir ini aneh banget? Kamu itu udah gak seperti yang dulu lagi, kamu yang dulu itu gak suka banget kalau diajak ke tempat yang penuh dengan rumput dan banyak hewan-hewannya, tapi sekarang kamu justru malah suka banget sama tempat itu, bahkan kamu sampai lupa makan siang hanya karena tempat itu, kayaknya dunia emang udah kebalik kali yah?” kata Lia kesal.

“Lia, aku mohon temenin aku yah?” kataku setengah memohon.

“Okey, tapi ini yang terakhir ya, An, setelah itu aku maupun kamu gak boleh mendatangi tempat itu lagi.”

“Benar kan Lia, tempat ini itu bener-bener gak beres, kamu liat sendirikan buktinya sekarang,” kataku saat keesokan harinya kembali ketempat itu bersama Lia.

“Ia An, aku bener-bener gak ngerti dengan semua ini, ini bener-bener gak beres.”

“Kamu tahu gak Lia, apa yang aku temui di tempat ini kemarin? Aku menemukan seorang wanita yang sedang duduk tak berdaya sambil memegang sebuah sapu tangan putih, saat aku bertanya dia sama sekali tidak meresponku dan tak melihatku, tapi saat terakhir aku ingin pulang, dia malah tersenyum padaku kemudian meninggalkanku di tempat ini.”

“Aku rasa wanita itu ingin memberitahukan sesuatu padamu, An, tapi dia ingin kamu datang sendiri.”

“Tapi, Li, aku sudah janji sama kamu kalau aku tidak akan datang lagi ditempat ini.”

“Gak An, kamu boleh dating ditempat ini.”

“Malam ini aku sama sekali tak bisa tidur memikirkan semua ini, aku harus pergi ke tempat itu dan menyelesaikan masalah aneh ini, hidupku tak akan tenang jika seperti ini,” kataku sambil mengambil kunci motor kemudian bergegas pergi.

Saat aku sampai di tempat itu, aku melihat wanita itu lagi, wanita yang duduk tak berdaya sambil memegang sapu tangan berwarna putih itu. Ia melihat dan menatapku dengan tatapan sedih, aku mencoba mendekatinya dan berkata.

“Mbak, kenapa malam-malam berada di sini?”

“Aku menunggumu,” katanya sambil memegang tanganku.

“Menungguku?” tanyaku penasaran.

“Ia, aku ingin mengembalikan sapu tangan ini padamu.”

“Mengembalikan?”

“Aku ingin kembali ke kampung, jadi aku ingin mengembalikannya karena ini bukan milikku.”

“Tapi ini juga bukan milikki, Mbak,” kataku sambil melihat sapu tangan itu.

“Maaf ya ...” kata wanita itu kemudian pergi meninggalkanku dalam kegelapan malam.

Keesokan harinya aku pergi mendatangi tempat itu lagi, tapi aku tak melihat keindahan seperti yang pernah aku lihat sebelumya, begitupun hari-hari berikutnya.

Seminggu kemudian aku mendatangi tempat itu bersama Lia. Kami hanya berniat menikmati pemandangan yang sunyi, namun kami bertemu dengan seorang lelaki tua yang sedang membersihkan tempat itu.

“Permisi, Pak ...” kataku pada lelaki tua itu.

“Iya, ada apa, Nak?” tanya lelaki tua itu.

“Boleh kami numpang beristirahat di sini?” kata Lia.

“Maaf, Nak, kalau boleh tahu kalian ini datang dari mana?”

“Kami dari kampung sebelah, Pak, maaf sebelumnya, Pak, apakah tempat ini milik bapak? jawab dan tanyaku penasaran.

“Iya, Nak, ini kebun Bapak.”

“Apakah bapak pernah melihat seorang wanita mendatangi tempat ini, Pak?

“Maaf, Nak, selain bapak tidak pernah ada lagi siapapun yang berani mendatangi tempat ini.”

“Tapi kenapa, Pak?”

“Ditempat ini sering terjadi hal-hal yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, Nak.”

“Maksud Bapak?”

“Maaf, Nak, bapak tidak bisa menceritakan lebih lanjut lagi, bapak permisi dulu, Nak”.

Setelah itu Bapak tua itu meninggalkan kami berdua ditempat itu. Aku tak dapat mengetahui dengan semua ini, ini masih menjadi sebuah misteri bagiku, namun Aku yakin dan percaya, ini semua adalah kekuasaan Tuhan yang Maha Esa, dan semua hal ini akan aku simpan dengan rapat-rapat dalam memory otakku, biarkan ini menjadi sebuah rahasia ilahi buatku.

Intinya aku percaya, kekuatan Goib itu ada.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)