Masukan nama pengguna
"Mungkin bisa kalau pakai rambut palsu. Jadi, Rina tidak perlu malu kalau mau beraktivitas," jelas Pak Dokter beberapa pekan lalu.
Rina gadis dengan penyakit serius membuat dirinya harus kehilangan banyak helai rambut. Sehingga kepalanya bisa dikatakan hampir botak. Karena merasa kasihan dengan putri semata wayangnya itu, ibunya Rina memutuskan untuk memakaikan Rina rambut palsu.
Beberapa minggu Rina merasa sedikit berat pada kepalanya tiap kali menggunakan rambut palsu itu. Hingga akhirnya Rina jatuh sakit. Mengetahui Rina yang sakit, teman-teman Rina datang berkunjung untuk menjenguknya pada malam hari.
Suara ketukan pintu membuat Rina dan ibunya saling melihat. Rina baru saja selesai minum obat.
"Siapa ya, Rin? Ibu coba tengok ke depan dulu ya." Wanita itu beranjak.
Saat ia melihat dari jendela ternyata teman-teman putrinya datang. Sebelum membukakan pintu, ibunya Rina kembali untuk menyuruh putrinya menggunakan wig.
Bukan karena teman-temannya tidak mengetahui soal apa yang dialami Rina, hanya saja ibunya sungguh paham kalau putrinya itu masih belum bisa tampil percaya diri tanpa rambut palsu itu.
"Haloo Rinaaa," sapa salah satu dari mereka saat melihat Rina yang keluar dari kamar.
"Aduh, malam-malam nyempatin datang kesini makasih banyak yah." Ibu Rina menerima buah tangan yang dibawa teman putrinya.
Ia membiarkan Rina dan teman-temannya untuk mengobrol sementara pergi ke belakang untuk membuat minuman.
"Gimana, Rin udah mendingan?"
Rina mengangguk lemas seraya memegang beberapa kali belakang pundak dan kepala belakangnya.
"Kepalamu sakit, Rin?"
"Iya lumayan kayak berat gitu."
Datang ibunya Rina membawa minuman. Lupa kalau cemilan di rumah habis, ia memutuskan untuk pergi ke warung sebentar untuk membeli.
"Ayo diminum," kata Rina mempersilahkan.
Tiba-tiba salah satu temannya merasa ingin buang air kecil lantas menanyakan dimana kamar mandi. Rina beranjak untuk mengantar temannya itu. Saat dirinya berbalik badan pergi, salah satu temannya yang duduk di sana tiba-tiba seperti melihat sesuatu.
"Eh, kalian liat sesuatu gak sama rambutnya Rina?"
"Lihat apa?"
"Itu loh aku kayak habis ngelihat ada muka orang di situ," jelasnya.
"Ah, mana ada salah liat kali kamu."
Rina akhirnya kembali. Melihat waktu yang sudah larut juga, teman-temannya itu memutuskan untuk pulang. Sementara teman Rina yang menyadari soal rambut palsunya selama perjalanan pulang masih memikirkan hal demikian.
"Loh, teman-temanmu kemana Rina?" tanya ibunya.
"Barusan aja pulang, Bu."
"Duh, padahal Ibu baru aja beli cemilan buat mereka. Yaudah kalau gitu kamu masuk kamar istirahat."
Setelah membereskan bekas minuman tadi, ibunya Rina memapah putrinya ke kamar. Rina merasa semakin berat pada kepalanya tapi mencoba menyepelekannya.
Sebelum naik ke kasur, Rina melepas rambut palsu itu. Ia membaca do'a lalu lekas tidur.
Tengah malam sosok berambut panjang di samping tempat tidur Rina tengah memperhatikan gadis tersebut. Tangannya bergerak menghampiri leher gadis itu. Tiba-tiba Rina menjerit kesakitan. Ia yang sadar lantas terkejut dengan apa yang dihadapannya.
"Ibuuuu tolonggggg!" teriak Rina mencoba meminta pertolongan pada ibunya.
Namun, tidak ada tanda-tanda kalau dirinya akan mendapat pertolongan. Sosok itu justru semakin kuat mencengkram leher Rina. Sekuat tenaga juga Rina mencoba untuk melawan tapi apa daya seorang manusia melawan makhluk gaib.
Hingga jeritan terakhir menandakan hilangnya nyawa Rina. Saat disitu juga Ibu Rina datang, terkejut hebat dengan sosok kuntilanak yang dilihatnya. Ibu Rina jatuh tersungkur di lantai lantaran syok, sementara kuntilanak itu terlihat pergi kembali pada rambut palsu.
Ibu Rina cepat-cepat bangkit menghampiri anaknya. Ia mengguncang beberapa kali tubuh putrinya tapi tidak ada respon apa-apa. Saat mengecek denyut nadi dan napas putrinya, air mata tidak dapat terbendung lagi.
Pagi harinya Pak RT beserta warga mendatangi sebuah salon di ujung jalan tempat dimana ibunya Rina, membeli rambut palsu itu. Saat mereka tiba ternyata keadaan salon tidak begitu baik. Yang lebih mengenaskannya lagi, pemilik salon ditemukan sudah tidak bernyawa di kamar mandi.
Warga juga menemukan tulisan dengan bercak darah ditembok mengatakan bahwa jangan pernah mengambil rambut dari kuburan. Serta meminta untuk mengembalikan rambut yang sudah diambil ke kuburan asalnya.
Rupanya pemilik salon menggunakan rambut gadis yang baru meninggal untuk dibuat rambut palsu. Karena ia merasa membuat rambut palsu dengan rambut manusia asli, akan terlihat lebih halus. Dengan begitu ia meraup keuntungan yang lebih besar juga.
Beberapa hari setelah kematian putrinya, ibunya Rina tidak terlihat begitu sehat. Wajahnya lesu dan hampir seperti tidak ada semangat hidup. Setiap hari selalu mengunjungi kuburan anak semata wayangnya itu. Tetangga yang tahu soal ibunya Rina, yang belum juga ikhlas soal kepergian anaknya, mencoba untuk menghibur.
Namun, semakin hari ibunya Rina lebih terlihat seperti orang dengan gangguan kejiwaan. Rasa tidak relanya melepas anaknya begitu saja apalagi penyebab kepergian yang tidak bisa ia terima. Beberapa kali, ibunya Rina menyalahkan diri sendiri. Kalau saja ia tahu soal rambut palsu itu, anaknya tidak akan begitu mengenaskan.
"Mau bagaimana lagi. Kita sudah berulang kali nasehati dia, tapi gak mau didengar. Malah kita yang dimarah-marahin," ucap salah seorang ibu-ibu yang tengah mengumpul bersama.
"Pikir ajalah, Rina anak satu-satunya. Apalagi cara perginya kayak gitu. Gak habis pikir aja sama yang punya salon. Kok, bisa ya?" tambah ibu-ibu di sebelahnya.
"Yo bisa. Namanya juga pengen instan."
Saat tengah asik membicarakan soal ibunya Rina. To'a mushola terdengar, memberitahukan soal berpulangnya ibunya Rina. Dulu anaknya, kini ibunya.
Bergegas ibu-ibu tadi mendekat pada mushola, hendak bertanya langsung pada pak ustad yang memberi pengumuman.
"Haduh, ini kenapa pada ngumpul di sini. Ayo, kumpul di rumah ibunya Rina," ajak pak ustad.
"Bentar, pak ustad. Apa benar pengumuman tadi?" tanya ibu-ibu.
"Haduh! Masa saya ngasih pengumuman palsu. Sudah-sudah ayo ke sana."
Bergegas menghampiri rumah ibunya Rina saat tiba di sana, beberapa warga yang lebih dulu di sana, mengatakan kalau menemukan tubuh ibunya Rina sudah tergeletak di kamar mandi. Entah penyebabnya apa, yang pasti saat ditemukan tubuhnya sudah basah kuyup.
"Apa jangan-jangan bunuh diri, ya?" celetuk ibu-ibu.
"Hust! Kalau ngomong jangan sembarangan," bisik ibu-ibu di sebelahnya.
Banyak yang berspekulasi bahwa ibunya Rina terjatuh di kamar mandi karena kurang hati-hati sehingga melayangkan nyawanya. Tapi, yang berspekulasi soal dirinya yang bunuh diri lantaran masih tidak ikhlas dengan kepergian putrinya juga banyak. Melihat bagaimana kondisi sebelumnya.
Sebenarnya ibunya Rina mendapati sosok anaknya terlihat tersenyum dan berulang kali mengajak dirinya untuk ikut. Ibunya Rina selalu beranggapan bahwa putrinya masih hidup, kala melihat itu ia mengikuti sosok tersebut dan terpeleset dengan kepala menghantam lantai.
Bukan sosok Rina sebenarnya, melainkan kuntilanak yang merubah menjadi putrinya. Karena hakikatnya, setelah kematian pengguna rambut palsu tersebut, anggota keluarga mereka satu persatu akan menyusul.