Flash
Disukai
9
Dilihat
9,905
MITOS BATU KATANYA?
Komedi

Setiap Orang pasti pernah merasakan rasa takut. Ketakutan akan hal apapun. Seperti yang Sumi alami. Entah itu pagi, siang, sore, atau malam. Sumi selalu merasa takut jika rasa itu datang. Rasa mulas yang sangat mengkhawatirkan. Yang meneror dan mengubahnya menjadi rasa takut. Ya, sumi takut kebelet BAB! Kenapa? Karena di rumahnya tidak adaWC. Silahkan saja anggap dia miskin, karena memang kenyataannya kurang mampu. Jangankan Mobil, jangankan motor, apalagi ATM. WC saja dia tak punya.

Ketika rasa mulas itu melanda, Sumi biasanya akan bergegas pergi ke jamban. Itu pun tidak semudah yang difikirkan. Biasanya ada saja rintangan yang harus dia lalui. Dari perjalanan yang panjang, karena tempatnya cukup jauh. Bahkan jika musim hujan datang, dia rela hujan-hujanan, berjalan becek-becekan, malah terkadang menerjang banjir hanya untuk menemukan tempat untuk melegakan hidupnya.

Untungnya, sekarang di desa tempat Sumi tinggal, sudah di bangun toilet umum. Yang bisa digunakan oleh siapa saja yang ingin menggunakannya.

Suatu ketika rasa mulas itu datang lagi, Dan Sumi bergegas ke toilet umum yang tempatnya cukup jauh dari rumahnya. Sepanjang perjalanan dia menahan adrenalinnya yang bergejolak di dalam diri. Harapannya hanya satu, semoga dia tidak mengantri.

Sialnya, sampai di toilet, Dia memang harus mengantri. Untungnya dia hanya mengantri seorang diri. Sambil khawatir Sumi mencoba bersabar. Sumi berkata dalam hati, "Aduh sudah kebelet sekali, sudah mau keluar ini!". Dalam kekhawatirannya dia teringat mitos di masa kecil. Bahwa katanya, menggenggam batu di saat kebelet BAB akan menyembuhkan rasa mulasnya. Dan dia segera mempraktekannya waktu itu. Dia mencari batu kecil lalu menggenggamnya erat. Tidak ada reaksi apapun setelah itu, yang ada hanya rasa mulas yang masih utuh, dan malah bertambah semakin tidak tertahankan.

Ketika sedang merasakan mulas-mulasnya, Sumi melihat temannya bernama Darti yang berjalan cepat menuju ke arahnya. Dia terlihat panik menuju Toilet umum tempat Sumi berada. Sumi langsung memasang muka santai agar kepanikannya tidak terlihat.

"Sumi, lagi apa disini?" tanya Darti.

"Lagi belanja!" jawab Sumi bercanda kesal.

"Eh malah ngelawak," Saut Darti.

"Lagian kenapa nanya? Kamu sendiri ke sini mau ngapain?" Tanya Sumi sengaja.

"Mau berak aku."

"Ya udah sama!" Sumi ngegas.

"Masih lama nggak orang yang di dalam?"

"Nggak tau?"

"Aduh aku udah mulas banget ini."

Kemudian tanpa sengaja Darti melihat batu yang digenggam erat oleh Sumi. Lalu Darti pun bertanya,

"Itu kamu ngenggam apa, kok kayak batu? Ngapain kamu nggenggam batu?"

Sumi yang sudah terlanjur ketahuan, dengan gengsi mengalihkan jawabannya,

"Oh ini, nggak buat apa-apa. Cuma buat ngusir kucing, tadi pada berantem di sana."

Tiba-tiba, tanpa diberitahu seketika Darti teringat,

"Oh iya yah, batu kan katanya bisa ngobatin mulas yah? Ah coba ah, aku mau nyoba."

Darti pun mencari batu kecil dan mengenggamnya erat. Sumi hanya diam memahami yang sedang Darti rasakan, Pasti sekhawatir dirinya. Tapi setelah menggenggam batu kecil itu, Darti tidak merasakan reaksi apapun. Mulasnya masih utuh dan malah bertambah semakin mulas.

"Mana nih? katanya bisa nyembuhin mulas, masih utuh kok!" Kata Darti sambil melempar batu karena kesal.

"Oh mungkin batunya kurang besar?" Kata Darti menambahi dengan sendirinya.

Kemudian Darti dengan inisiatifnya mengambil batu besar, sebesar semangka, lalu kemudian batu itu dia duduki.

"Nah kalo ini bener, batu ini bisa ngobatin mulas. Lumayan bisa buat ngganjel pantat." Kata Darti sambil tersenyum.

Sumi hanya diam sambil melirik semu kesal melihat kelakuan Darti.

***Selesai***

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (4)