Flash
Disukai
0
Dilihat
1,859
Mimpi Defin
Horor

Di tengah malam yang kelam, Defin berdiri sendirian di tepi rawa yang dipenuhi air keruh, dikelilingi oleh hutan yang tampak hidup dengan bayangan menakutkan. Bulan purnama menggantung rendah, memantulkan cahaya dingin di permukaan air, menciptakan ilusi wajah-wajah mengerikan yang seolah melayang di bawahnya. Pemuda itu merasa bulu kuduknya berdiri saat suara aneh—seperti bisikan halus—mulai terdengar dari kegelapan. Tanpa sadar, ia melangkah lebih dalam ke air, seolah ditarik oleh kekuatan tak terlihat, sementara bayangan di sekitarnya semakin membesar.

Tiba-tiba, sebuah sosok mekanis muncul dari air, sebuah robot tua dengan mata menyala hijau menyala, berdiri di sampingnya. Defin terpaku, jantungnya berdegup kencang, saat robot itu mengulurkan tangan logamnya, menggenggam pergelangan tangannya dengan erat. Air di sekitar mereka mulai bergolak, seolah ada sesuatu yang besar bangkit dari dasar rawa. Suara jeritan samar terdengar, bercampur dengan derit logam yang menyakitkan telinga, membuat Defin ingin berlari, tapi kakinya terasa seperti disemen di lumpur.

Bayangan di hutan mulai bergerak, mengungkapkan makhluk-makhluk aneh dengan mata berpendar dan tubuh yang tampak menyatu dengan pohon-pohon kering. Mereka mendekat perlahan, tangan bercakar terulur, seolah ingin merenggut jiwa Defin. Robot itu tiba-tiba berbicara dengan suara serak, "Kau tidak bisa melarikan diri dari masa lalumu," sebelum menarik Defin lebih dalam ke air. Di bawah permukaan, ia melihat kilasan gambar—bangunan tua, darah, dan wajah-wajah yang dikenalnya, tapi terdistorsi dalam ketakutan. Napasnya mulai habis, dan kepalanya berputar.

Ketika ia hampir pingsan, Defin terbangun di tepi rawa, tubuhnya basah kuyup, tapi robot itu hilang. Namun, tanda cengkeraman logam masih terlihat di pergelangan tangannya, memar keunguan yang menyala dalam gelap. Di kejauhan, ia mendengar tawa dingin, dan saat menoleh, ia melihat bayangan robot itu berdiri di antara pohon-pohon, matanya menyala lagi. Rawa di sekitarnya mulai menggelembung, dan air mendidih seolah ada makhluk besar di bawahnya, siap menerkam kapan saja.

Defin berusaha berlari, tapi tanah di bawah kakinya bergetar, dan akar-akar pohon mulai merayap seperti ular, mengikat kakinya. Ia jatuh, dan air naik ke lehernya, membawa aroma busuk yang membuatnya ingin muntah. Di atasnya, bulan tampak berubah menjadi mata raksasa yang menatapnya, sementara suara-suara di kepalanya berubah menjadi jeritan yang tak henti-hentinya. Robot itu muncul lagi, kali ini membawa pisau logam panjang, dan dengan gerakan lambat, ia mengarahkannya ke dada Defin.

Di saat terakhir, ketika pisau hampir menyentuh kulitnya, Defin terbangun dengan napas terengah-engah, terbaring di tempat tidur kayu lusuh di rumahnya. Keringat membasahi dahinya, dan ia merasa pergelangan tangannya sakit. Saat menyalakan lampu, ia melihat memar aneh di tangannya, persis seperti yang ada di mimpinya. Di luar jendela, suara air mengalir perlahan terdengar, dan bayangan aneh melintas di balik tirai.

-Tamat

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)