Islam Risalah Cinta dan Kebahagiaan
9 dari 31
Chapter sebelum
Kehidupan Manusia, Perjalanan Cinta
Chapter berikut
Allah Mahacinta
#9
Apa itu Cinta?
1 Riwayat Abu Nu"aim dan al-Dailami. Dinilai lemah secara ilmu hadis, meskipun maknanya benar.
2 Al-Futûhât al-Makkiyyah, 2: 325.
3 Al-Futûhât al-Makkiyyah, 2: 332.
4 Al-Futȗhât al-Makkiyyah, 2: 327.
5 Al-Futȗhât al-Makkiyyah, 2: 111.
6 Al-Futȗhât al-Makkiyyah, 2: 334.
7 Al-Futȗhât al-Makkiyyah, 2: 333.
8 Fushush al-Hikam, h. 224.
9 Al-Futȗhât al-Makkiyyah, 2: 111.
10 Al-Futȗhât al-Makkiyyah, 2: 332.
11 Kitâb Al-Wasâ"il, h. 4.
12 Al-Futûhât al-Makkiyyah, 2: 111.
13 Pernyataan ini sering muncul dalam berbagai teks sufi, dan diyakini mereka sebagai sabda Nabi Saw. Sang guru agung sufi Ibn ‘Arabi menyatakan bahwa ini adalah hadis sahih secara ka­syaf (penyingkapan), meskipun tidak memiliki landasan dalam transmisi (naql). Ibn Taimiyah mengatakan bahwa teks ini tidak dikenal sebagai hadis Nabi Saw., tidak memiliki sanad, lemah atau tidak valid, yang menggambarkan penolakannya terhadap teks ini oleh sejumlah ahli hadis. Al-Zarkasyi, Ibn Hajar, Al-Sakhawi, Al-Suyuthi dan yang lain berpandangan sama (Al-Jami" fi al-Ahâdits al-Qudsiyyah, hlm. 375 [No.358]). Mulla Ali Al-Qari berpendapat bahwa teks ini secara makna adalah masuk akal dan sejalan dengan pernyataan Al-Quran "wa mâ khalaqtu al-jinna wal-insâ illa li-ya‘budûn", yang oleh Ibn ‘Abbas ditafsirkan sebagai "li-ya‘rifûn" (Kasyf al-Khafa", II: 1011).
14 Al-Futȗhât al-Makkiyyah, 2: 327.
15 Al-Futȗhât al-Makkiyyah, 2: 111.
16 Al-Futȗhât al-Makkiyyah, 2: 347.
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)