Cerpen
Disukai
1
Dilihat
855
Hujan Rintik-Rintik
Drama
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Di pagi hari cuaca mendung di barengi dengan hujan rintik-rintik,kopi dan rokok menemani pagi itu,dengan dua teman sambil mengobrol bercerita.

Dengan suara lantang si Joni datang "woy,ngopi ath",saya menjawab "siap lah,geuwat meuli kopi na ath".Lalu datanglah si Joni membawa kopi hitam sambil membawa rokok jarcok setengah bungkus.

Lalu saya masak air untuk nyeduh kopi si Joni,dan disitu saya meminta rokok si Joni karena kebetulan saya tidak punya uang,karena sesama teman harus saling memberi disaat seseorang tidak mempunyai uang.

Kami pun ngopi sambil bercerita ngalor ngidul,sambil menghisap rokok jarcok di temani kopi hitam saat hujan rintik-rintik.Lalu si Joni bilang "maneh arek milu gawe moal?",saya menjawab "hayu lah gawe dimana",Si Joni menjawab "Di sawah hayu cuang ngakutan keusik ti sisi jalan ka sawahkeun",saya menjawab "heeh hayu atuh lah,daripada nganggur kieu lah".

Kemudian datanglah si Agus cobra menghampiri sambil basa-basi orang Sunda,si Agus cobra bilang "mana atuh kopi na,urang hayang ngopi",si Joni menjawab "meuli ath maneh kopi na,euweuh deui da ieu",saya pun nimbrung "heeh di urang cai namah loba sok meuli kopi na".

Si Agus cobra pun hanya merokok karena katanya dia juga tidak punya uang karena sedang susah mencari pekerjaan.Lalu kami pun lanjut ngobrol ngalor ngidul karena kalau sedang berkumpul dengan teman suka bercerita tidak tentu arah.

Lalu si Joni berencara memperbaiki motornya yang akan di pakai kerja besok,karena motornya bermasalah dan akan di perbaiki di rumah saya karena kebetulan saya mempunyai kunci-kunci untuk membongkar mesin.

Pulanglah si Joni ke rumahnya karena akan membawa motor yang akan di perbaiki.Lalu datanglah si Joni membawa motor,dan langsung dia memulai pembongkaran mesin,saya juga membantu sedikit-sedikit karena sesekali si Joni membutuhkan bantuan.

Kemudian saya lanjut ngopi bersama si Agus cobra sambil melihat si Joni yang sedang memperbaiki motornya,sambil bercerita dengan si Agus cobra datanglah si Abang,kebetulan si Abang ini adalah orang yang mempunyai proyek pembangunan yang akan saya kerjakan bersama si Joni,lalu si Abang bilang "engke maneh Jeung si Joni ka janggala nya mawa drum urut ngaspal",lalu si Joni menjawab "lah embung kudu Jeung Abang kaditu na,bisi disangka bangsat lamun teu Jeung Abang mah",lalu si Abang menjawab "moal,bebeja we ceuk urang,geus arapaleun ieuh urang ditu mah".

Lalu si Abang pamit pulang karena masih banyak urusan,dan kami pun lanjut ngobrol-ngobrol lagi sambil melihat si Joni memperbaiki motornya,sambil kembali meminum kopi yang mulai dingin.

Kemudian si Agus cobra pamit pergi,katanya mau ke Cidolog dulu karena ada suatu urusan,tinggalah saya berdua bersama si Joni yang sibuk masing-masing,saya sibuk dengan HP dan si Joni sibuk dengan motornya yang masih belum menyala karena masih belum ketemu apa penyebab motornya tidak mau menyala.

Kemudian si Joni bertanya "maneh boga Rante urut teu,sugan Aya urut motor maneh",saya menjawab "Aya bareto mah,Ngan ayeuna di teangan ge euweuh teuing kamana,uyuhan geus Lila tuda ti samemeh bapa urang maot",si Joni kembali bilang "heeh ath,ke Mun Aya mah bejaan nya,da urang butuh Rante",saya menjawab "heeh keun gampang lah".

Singkat waktu malam telah tiba dan hujan rintik-rintik masih menemani suasana malam itu,kebetulan rumah saya adalah tempat teman-teman saya bermain,seperti bermain gaple dan sebagainya.

Ada mang Maman,si Joni,si Ardi,si Rahmat,si Pendi,si Epul,si Agus cobra,si Deni dan saya.Saya bersama si Joni,si Epul,si Agus cobra dan si Deni bercerita sedangkan mang Maman,si Ardi,si Rahmat,si Pendi bermain gaple,karena suka gantian nantinya,kalau ada yang sudah cape bermain gaple,kamu suka bermain bergantian.

Di saat mereka bermain gaple,mang Maman berkata "anjir ka urang wae balakna lah,nggesan urang mah balakna ka urang wae mah",si Ardi berkata "teuing atuh da di kocok di bagikeuna pan adil",si Rahmat berkata "keun we atuh ke ge kabagean ieuh kabehan balak mah".

Kami berkumpul sampai larut malam,dan itu selalu di lakukan setiap malam bersama teman-teman saya,kebetulan si Epul sedang ada di rumah karena dia bekerja di Parigi Pangandaran di toko baja,dan kalau dia sering pulang karena istrinya sedang hamil,karena khawatir dengan keadaan istrinya,makanya dia selalu pulang kadang-kadang seminggu sekali.

Kemudian setelah larut malam kira-kira pukul 12 malam,kami masih mengobrol dan bercerita,ada yang masih bermain gaple,sampai pada jam 2 dini hari,teman-teman pun pamit pulang ke rumah masing-masing,dan saya pun masuk rumah tidak lupa mengunci pintu.

Setelah itu saya lekas ke WC karena kebiasaan saya suka shalat isya setelah bubar berkumpul dengan teman-teman.Setelah selesai shalat isya,saya tiduran sambil menonton film di YouTube,sampai saya ketiduran dan itu terjadi setiap malam sudah menjadi kebiasaan saya seperti itu.

Keesokan harinya saya terbangun pukul 5 pagi dan langsung bergegas mengambil air wudhu,lalu shalat subuh 2 rakaat.Setelah selesai shalat subuh,saya meminum segelas air hangat lalu memasak air untuk nyeduh kopi hitam,karena kalau mau ngopi harus minimal air hangat masuk ke dalam tubuh,karena kopi sangat keras,kalau tidak meminum air hangat atau sarapan dulu nanti bisa merusak lambung.

Kemudian setelah kopi di seduh,saya bergegas ke depan rumah untuk ngopi sambil merokok,kalau sendiri saya sambil bermain PUBG beberapa match.Dan tidak lama kemudian mang Maman yang rumah nya berada di seberang rumah saya berkata "ngopi ath",saya menjawab "heeh yeuh keur ngopi,dieu ath ngopi",lalu mang Maman menjawab "Kela naheur heula cai na".

Tidak beberapa lama mang Maman datang menghampiri sambil membawa segelas kopi dan sebungkus tembakau,karena mang Maman sangat suka tembakau dibanding dengan rokok.Kami pun ngopi berdua karena setiap pagi saya dan mang Maman selalu ngopi sebelum melakukan aktivitas.

Setelah habis kopi,mang Maman pamit untuk mencari rumput buat pakan kambing,karena mang Maman ternak kambing dan mempunyai 3 ekor kambing,saya juga bergegas mempersiapkan alat-alat kerja seperti mesin sugu,mesin profil,mesin sircle dan lain sebagainya,karena saya sedang belajar melanjutkan pekerjaan ayah saya sebagai meubeler/furniture.

Lalu saya pun mulai bekerja karena sedang tidak ada pesanan,jadi saya bekerja seadanya memanfaatkan kayu yang ada,seperti membuat lemari galon,lemari TV dan sebagainya.

Saya berharap bisa melanjutkan pekerjaan ayah saya karena memang impian saya dari dulu ingin mempunyai pekerjaan sendiri,jadi kita atur sendiri tidak di atur oleh orang lain,dan saya selalu ingat perkataan ayah saya seperti ini "maneh lain ulah gawe di Batur ki,Ngan sing inget Kana tujuan,ulah betah teuing cicing Dina curuk Batur amih te hayoh di Utah ituh ku Batur",saya selalu ingat perkataan ayah saya seperti itu,makanya saya mencoba meneruskan pekerjaan ayah saya menjadi seorang meubeler di rumah.

Setelah terdengar suara adzan duhur,saya beristirahat sejenak sambil kembali menyeduh kopi dan merokok,itung-itung sambil menghilangkan keringat sebelum mandi dan melaksanakan shalat duhur.

Lalu datanglah mang Maman yang baru pulang membawa sekarung penuh rumput untuk pakan kambing,mang Maman pun menghampiri saya sambil membawa sebungkus kopi dan menyuruh saya memasak air untuk di seduh kopi mang Maman.

Lalu kami ngopi berdua sambil bercerita ngalor ngidul sampai pada pukul 12:30 mang Maman pun pulang untuk mandi,begitupun saya langsung mandi dan melaksanakan shalat duhur.

Setelah selesai melaksanakan shalat duhur,saya kembali mengganti baju dengan baju kerja,dan kembali memulai pekerjaan sampai pukul 15:00 saya kembali berhenti bekerja sambil membereskan alat-alat kerja saya,karena sudah memasuki waktu ashar.

Setelah membereskan alat-alat kerja,saya merokok sejenak untuk menghilangkan keringat,lalu datang lagi mang Maman dengan membawa tembakaunya,kami pun kembali mengobrol tidak tentu arah sampai kemudian mang Maman pamit pulang untuk mandi dan melaksanakan shalat asar.

Setelah saya selesai melaksanakan shalat asar,saya kembali menyeduh kopi dan membawa kopi ke depan rumah untuk sejenak menenangkan badan yang seharian bekerja,karena setiap selesai bekerja saya selalu diam di depan rumah sampai pada akhirnya mang Maman kembali datang dengan pakaian rapih di balut dengan sarung.

Kami pun kembali ngobrol-ngobrol sambil menunggu waktu magrib.Setelah terdengar shalawat dari pengeras suara mesjid,kami beranjak berangkat ke mesjid untuk melaksanakan ibadah shalat magrib,dan kebetulan semasa ayah saya masih hidup,ayang saya selalu menjadi imam shalat di mesjid,dan setelah ayah saya meninggal,orang-orang selalu menyuruh saya menjadi imam karena katanya saya harus bisa melanjutkan apa yang ayah saya dulu lakukan.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)