Masukan nama pengguna
Astrid baru saja menyelesaikan kuliah nya di bidang fashion design. Berkat kegigihan nya selama menjalani masa kuliah, Astrid berhasil lulus dengan predikat Cumlaude. Ia juga mendapatkan penghargaan sebagai lulusan berprestasi atas program sosial yang di gagasnya. Bahkan ia mendapatkan tawaran kerja langsung dari Brand ternama, T-Fashion. Sayang nya saat momen penyerahan penghargaan berlangsung, Astrid tidak di dampingi kedua orang tuanya. Ayah Astrid menderita gagal ginjal sehingga harus dirawat intensif di rumah sakit.
Setelah selesai seremonial wisuda, Astrid bergegas menjenguk sang Ayah. Dia ingin segera berjumpa dan memberi tahu kabar baik itu pada kedua orang tuanya. Sesampai nya di rumah sakit, Astrid menuju ruang rawat sang Ayah. Masih dengan menggunakan kostum wisuda, Astrid memegang sebuket bunga dan lembar kontrak kerja dari T-Fashion untuk ditunjukan pada Ayah dan Ibu nya. Ia memeluk kedua orang tuanya lalu menceritakan momen wisuda dan tawaran kerja.
Suasana penuh haru terpancar dari wajah kedua orang tuanya setelah mendengar pencapaian sang anak. Tiba-tiba, seorang perawat masuk ke kamar rawat, memberitahu kalau proses operasi Ayah Astrid akan segera dilakukan. Astrid kaget mendengar hal itu. Dokter lalu memanggil Astrid dan menceritakan riwayat perkembangan penyakit sang Ayah. Dia sadar, selama mengurus masa akhir kuliah nya, Ibu tak pernah memberitahu kondisi Ayah yang sebenar nya. Saat akan diberangkatkan ke ruang operasi, sang Ayah berpesan pada Astrid agar berkenan menggantikan nya sebagai Guru kelas di Sekolah Dasar Harapan Bangsa.
Astrid menyetujui permintaan sang Ayah dan menolak tawaran dari T-Fashion. Ia bergegas menelepon kepala sekolah SD Harapan Bangsa. Lalu menceritakan semuanya kepada sang kepala sekolah. Ke esokan hari nya, Astrid mendapat pesan singkat dari pihak sekolah bahwa kelas sang Ayah akan segera dimulai. Dengan memohon doa restu sang Ibu, Astrid berangkat ke sekolah. Sesampainya di sana, Astrid dipersilahkan untuk segera masuk ke kelas dan memulai pelajaran. Baru saja kelas dimulai, kondisi kelas tiba-tiba berubah tak terkendali. Anak-anak berlarian ke sana kemari. Bahkan ada yang berkelahi. Astrid bertekad untuk mencoba menenangkan mereka. Walau Dia sadar, bakat didikan nya tak semumpuni sang Ayah.
Hampir satu minggu sudah Astrid berlakon sebagai guru dadakan. Banyak tantangan yang ia hadapi. Sampai suatu pagi, Astrid ingin memberitahu sang Ibu bahwa dia tak tahan lagi menjadi seorang Guru karena buruk nya mengelola kelas. Sesaat sebelum ia mengutarakan niat nya, sang Ibu malah memberitahu bahwa sang Ayah sudah meninggal. " Pesan Ayah, Astrid harus tetap mengajar menggantikan nya di sekolah". Astrid tak kuasa menahan tangis. Tekad nya untuk mundur dari pekerjaan itu terpaksa diurungkan nya. Surat pengunduran diri yang telah ia tulis semalam kepada pihak sekolah akhirnya dibuang. Astrid menuju rumah sakit. Ia memeluk sang Ibu erat-erat. Akhirnya, saat proses pemakaman sang Ayah berlangsung, Astrid berjanji akan tetap menjadi seorang guru demi menggantikan serta menunaikan amanah sang Ayah.