Flash
Disukai
6
Dilihat
2,312
DITEROR MAHKLUK MISTERIUS
Horor

   Suatu ketika senja menampakkan cahaya jingga, aku sedang pergi bersama rombongan muslimah, berziarah ke suatu tempat yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya. Di sepanjang perjalanan, kami menikmati pemandangan di luar kendaraan yang begitu indah dengan sepoian angin lewat celah jendela mobil. Kami bercerita panjang lebar sembari tertawa ria hingga satu jam pun berlalu. 

   Namun, perjalanan masih jauh dan berlangsung seru sehingga adzan magrib berkumandang menggema silih berganti di luar sana. Tak lama, akhirnya mobil kami berhenti sejenak untuk menunaikan shalat magrib. Setelah para rombongan selesai menunaikan shalat, Pak Sopir menghimbau agar segera masuk ke mobil dan melanjutkan perjalanan.

   “Ayo, ayo, buruan masuk mobil, perjalanan kita masih jauh, luangkan waktu dengan baik, Ibu-ibu!” ucapnya tegas.

   “Baik, Pak Sopir, sebentar, teman kami masih ada yang tertinggal,” ucap salah satu ibu rombongan.

   “Memangnya berapa orang yang tertinggal, Bu. Sebentar aku hitung dulu. Satu, dua, tiga, ….” kataku sambil menghitung ibu-ibu yang sudah duduk di mobil.

  Tak lama, ibu-ibu yang tertinggal akhirnya berkumpul juga, kemudian Pak Sopir bersiap dengan membunyikan klakson dan kendaraan pun melaju cepat untuk mengejar waktu. Setelah satu jam berlalu, adzan isya’ pun berkumandang di ponsel salah satu penumpang. Kami berhenti sejenak di tengah perjalanan,. Namun, kali ini mobil kami berhenti di jalan yang sepi, hanya saja ada satu rumah kosong di pinggir jalan, akhirnya kami berencana menumpang istirahat sekalian shalat di rumah itu.

    Setelah mencoba meminta izin untuk masuk, tiba-tiba ada suara yang menggema dari dalam, “Silahkan masuk! Pintu tidak dikunci. Istirahatlah kalian sejenak, sebentar lagi aku akan buatkan minuman,” ucap suara itu seakan-akan dia sudah mengenal kami sebelumnya.

Namun, rumah tersebut tidak ada orang lain yang menghuni, jadi kami mencoba untuk duduk santai bersama sambil melepas lelah, tetapi aku berpikir dan bertanya kepada yang lain, “Mengapa pemilik rumah belum keluar juga, ya. Kita kan, mau numpang sholat, dimana kita ambil wudhu’?”

  “Kita tanya saja kepada tuan rumah, ditunggu aja dulu, rumah ini pasti ada musholanya, kan?” ujar salah satu ibu muslimat. 

   Aku pun terdiam diri sambil merasakan bulu kudukku mulai merinding. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya pemilik rumah muncul juga dengan membawa minuman untuk kami. Para rombongan sedang asik menikmati segelas teh hangat yang disajikan. Akan tetapi, setelah ku pandang sosok pemilik rumah tersebut, tiba-tiba perasaan aneh dalam benakku mulai muncul, aku mulai ragu, apakah dia orang baik?

  Setelah berpikir panjang, pemilik rumah semakin terlihat aneh. Dia menatapku dengan tatapan mencurigakan seolah tidak ingin, kami keluar dari rumah itu. Jadi, aku mencoba pamit keluar dari rumah tersebut dan meminta izin kepada pemilik rumah, tetapi dia tidak mengizinkanku keluar. Aku pun panik sehingga memaksa untuk segera keluar. 

 Setelah aku mencoba menjauh dari rumah itu, tiba-tiba ada seorang wanita yang memanggilku dari belakang. Aku katakan pada diriku sendiri, “Shofy jangan menoleh, teruslah melangkah!” Namun, rasa ingin tahu muncul dari benakku sehingga aku tetap menoleh ke belakang. Ternyata wanita itu adalah sosok yang amat menyeramkan dengan pakaian putih menutup kaki dan wajahnya hitam kelam, terkadang berubah wajah tengkorak, terkadang juga berubah wajah cantik jelita.

 Aku mencoba untuk berlari menghindari sosok tersebut, tetapi tangannya segera menarik bajuku, aku di pegangnya erat dan dia mengatakan, “Shofy, tunggu, mau kemana, aku temanmu!” Dengan suara parau dia menghentikanku.

 Kemudian aku katakan padanya, “Tidak, mana mungkin aku punya teman seburuk rupamu. Kamu pasti jin jahat yang mau menyakitiku, lepaskan aku!”

  Aku pun berhasil melepas bajuku yang dia tarik dan berusaha lari menjauh darinya, tetapi semakin berlari cepat, dia semakin cepat pula mengejarku sehingga aku kewalahan hingga terjatuh di jalan raya yang banyak jalur di sana. Aku bingung harus memilih jalur mana. 

  Tanpa berpikir panjang, aku memilih jalur yang lurus, tetapi sosok itu tetap saja mengejarku hingga nafasku seolah-olah mau berhenti di saat itu. Setelah aku tak kuat berlari, tiba-tiba ada suara tanpa rupa yang menggema di telingaku, suara itu memberiku sebuah doa, tetapi aku tak bisa menirukannya karena doa yang diucapkannya begitu samar menggema dan cepat menghilang, hanya saja aku melihat pemandangan di udara, berupa tulisan emas seakan tulisan tersebut ditulis langsung oleh suara itu.

   Aku belum pernah mengetahui doa tersebut, yang jelas seperti bacaan shalawat yang panjang dan diakhiri dengan doa untuk kedua orang. Suara itu berkata, “Ayo, ikuti bacaan ini, jika engkau membacanya, maka engkau akan terlindung dari sihir, dan makhluk gaib,” Namun, aku tak mengerti shalawat apakah yang dimaksud bacaan tersebut.

 Tak lama kemudian, tulisan itu akhirnya hilang setelah dibacakan oleh suara tersebut dan akhirnya sosok itu hilang pula seolah-olah ikut bersama tulisan itu. Aku pun merasa lega dan tak terancam lagi oleh rasa takut yang baru saja menghantam. 

  Setelah berusaha menenangkan diri, tiba-tiba aku berada di jalan beraspal namun tak berujung. Jalan tersebut begitu luas seluas mata memandang, terasa tenang dan damai. Meskipun saat itu aku hanya sendiri berteman sepi, aku menolah-noleh ke kanan dan ke kiri, tetapi tiada seorang pun di sana. 

  Saat itu malam begitu kelam. Namun, ada banyak galaksi bintang di atas langit yang amat cerah. Setelah ku tatap langit dengan senyuman lebar di wajahku, tiba-tiba ada kursi ajaib menghampiriku dan aku duduk di atasnya, kemudian kursi itu membawaku pergi menyusuri jalan yang berliku dan menurun tajam seolah-olah meluncur dari atas bukit yang tinggi.

 Kursi itu seperti makhluk yang memahami perkataanku. Kursi itu mematuhi apapun yang aku perintahkan seolah-olah Tuhan telah mengirimkan khusus untuk melayaniku. Aku terpaku dan merasa seolah-olah aku adalah seorang ratu yang turun dari kayangan.

   Di sepanjang perjalanan, aku sangat menikmatinya tanpa harus mengingat lagi darimana aku berasal dan hendak kemana. Setelah aku puas bermain dengan kursi ajaib tersebut, tiba-tiba ada seekor sapi putih menghalangi jalanku. Sapi itu berhenti di depanku seraya menatapku dengan mata tajam. Setelah aku mengendalikan kursi tersebut untuk melaju lebih cepat, sapi itu akhirnya hilang entah kemana.

 Akan tetapi, saat aku meluncur jauh, tiba-tiba tubuhku terjatuh menyungkur dari kursi ajaib dan terbentur keras ke pohon di tepi jalan. Aku pun terkejut dan tubuhku seakan melayang ke tempat lain. Ternyata aku berada di atas kasur empuk di kamarku, “Jadi, ini semua hanyalah sebuah mimpi dengan perjalanan panjang!” ucapku sambil tertawa geli. Aku pun lantas turun dari kasur dan segera pergi ke kamar mandi.

Tamat.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (2)