Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
Hidup bukan hanya tentang yang tumbuh, tapi juga tentang yang gugur dan tetap tinggal dalam ingatan.
Daun yang Pernah Bernama Luka adalah kumpulan puisi naratif yang membisikkan perasaan-perasaan yang tak sempat kita ucapkan, tentang masa kecil yang diam-diam membentuk kita, kehilangan yang tak pernah sempat ditangisi, dan harapan-harapan kecil yang tumbuh dari tanah paling sunyi.
Setiap halaman adalah musim; setiap bait adalah napas dari versi dirimu yang pernah ada.
Ditulis dengan kejujuran yang tak dramatis, tapi justru menyentuh karena nyatanya. Buku ini tidak menawarkan pelarian—ia menawarkan cermin. Dan mungkin, setelah membacanya, kamu akan berkata:
"Aku tak sendiri. Ternyata, aku pernah tumbuh juga, meski tak disadari."
Daun yang Pernah Bernama Luka adalah kumpulan puisi naratif yang membisikkan perasaan-perasaan yang tak sempat kita ucapkan, tentang masa kecil yang diam-diam membentuk kita, kehilangan yang tak pernah sempat ditangisi, dan harapan-harapan kecil yang tumbuh dari tanah paling sunyi.
Setiap halaman adalah musim; setiap bait adalah napas dari versi dirimu yang pernah ada.
Ditulis dengan kejujuran yang tak dramatis, tapi justru menyentuh karena nyatanya. Buku ini tidak menawarkan pelarian—ia menawarkan cermin. Dan mungkin, setelah membacanya, kamu akan berkata:
"Aku tak sendiri. Ternyata, aku pernah tumbuh juga, meski tak disadari."
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
1
Dibaca
33
Tentang Penulis
Muhammad Agra Pratama Putra
Cuma seseorang yang hobi menuangkan ide biar kepala nggak meledak sendiri.
Kadang nulis horor, kadang nulis cinta, kadang nulis yang bahkan nggak ngerti itu genre apa.
Nggak ada target jadi penulis terkenal asal tulisannya ada yang baca dan bilang "eh lucu juga" atau "serem banget sih!" itu udah cukup.
Intinya: nulis buat senang-senang, kalau kamu senang juga pas baca. . . ya berarti kita sehati.
Kadang nulis horor, kadang nulis cinta, kadang nulis yang bahkan nggak ngerti itu genre apa.
Nggak ada target jadi penulis terkenal asal tulisannya ada yang baca dan bilang "eh lucu juga" atau "serem banget sih!" itu udah cukup.
Intinya: nulis buat senang-senang, kalau kamu senang juga pas baca. . . ya berarti kita sehati.
53
Pengikut
5
Karya
Rekomendasi dari