Masukan nama pengguna
Malaikat pencatat amal yang bekerja bersama melihat malaikat pembawa rezeki melewati mereka.
"Lihat. . . malaikat pembawa rezeki sedang bersiap menurunkan angin dan hujan," kata malaikat pencatat amal buruk.
"Ya, beberapa waktu ini banyak manusia yang berdoa agar hujan turun. Tumbuhan juga mulai kering."
Tidak lama kemudian. . .
"Bukankah kita tadi melihat malaikat pembawa rezeki hendak menurunkan angin dan hujan?" tanya malaikat pencatat amal buruk. "Mungkikah aku salah lihat?"
"Tidak. Kamu tidak salah lihat. Kita berdua memang melihatnya melewati daerah ini."
"Lalu kenapa hujan masih belum turun?" tanya malaikat pencatat amal buruk.
"Di saat seperti ini, aku merasa sedikit tidak enak dengan pekerjaan malaikat pembawa rezeki."
"Kenapa begitu?" tanya malaikat pencatat amal buruk. "Meski jadwal kerjanya sangat padat, tapi malaikat pemberi rezeki akan menurunkan rezeki sesuai dengan jadwal yang diberikan."
"Ya, kamu benar. Pekerjaan malaikat pembawa rezeki memang bekerja sesuai dengan jadwal yang ada. Hanya saja setiap kali hujan akan turun, malaikat pembawa rezeki terkadang harus mengulang hingga beberapa kali. Sampai akhirnya hujan benar - benar turun," jelas malaikat pencatat amal baik.
"Kenapa begitu?"
"Mudah saja, karena beberapa orang justru berdoa hujan agar tidak turun. Manusia dengan pekerjaan yang disebut dengan pawang hujan membuat malaikat pembawa rezeki sedikit kesulitan menurunkan hujan yang harusnya turun karena doa banyak manusia lainnya. Angin yang kencang pertanda hujan akan turun, beberapa kali diusir oleh pawang hujan membuat hujan yang harusnya turun tidak jadi turun."
"Inilah manusia. . ." kata malaikat pencatat amal buruk. "Sifat egois yang mereka miliki terkadang di luar kendali. Di saat banyak manusia lainnya membutuhkan hujan dan kesusahan, satu manusia yang punya hajat justru menghentikan hujan yang hendak turun."