Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
Dulu aku punya pelukan. Punya harapan. Punya alasan untuk tertawa tanpa harus meminta izin dunia.
Tapi kemudian segalanya dirampas—oleh cinta yang tak tahu menjaga, oleh masyarakat yang gemar menuding tanpa pernah benar-benar melihat, oleh hidup yang terlalu kejam untuk anak-anak yang lahir dari luka.
Ibuku disebut penghibur. Aku disebut anak haram. Sekolah bukan tempat belajar, tapi panggung penghakiman.
Jalanan bukan tempat bermain, tapi lorong sunyi tempat harga diri diinjak. Setiap langkah adalah upaya bertahan. Setiap napas adalah perlawanan diam.
Aku hidup di antara mereka yang disembunyikan dari brosur pariwisata dan ceramah agama. Tapi dari merekalah aku belajar tentang ketulusan, keberanian, dan cinta yang tak bersyarat.
Malam ini, aku tak lagi meminta untuk dimengerti. Aku hanya ingin dikenang. . . bukan sebagai aib, tapi sebagai saksi. Bahwa di balik nama-nama yang dihapus, masih ada manusia. Masih ada aku.
Tapi kemudian segalanya dirampas—oleh cinta yang tak tahu menjaga, oleh masyarakat yang gemar menuding tanpa pernah benar-benar melihat, oleh hidup yang terlalu kejam untuk anak-anak yang lahir dari luka.
Ibuku disebut penghibur. Aku disebut anak haram. Sekolah bukan tempat belajar, tapi panggung penghakiman.
Jalanan bukan tempat bermain, tapi lorong sunyi tempat harga diri diinjak. Setiap langkah adalah upaya bertahan. Setiap napas adalah perlawanan diam.
Aku hidup di antara mereka yang disembunyikan dari brosur pariwisata dan ceramah agama. Tapi dari merekalah aku belajar tentang ketulusan, keberanian, dan cinta yang tak bersyarat.
Malam ini, aku tak lagi meminta untuk dimengerti. Aku hanya ingin dikenang. . . bukan sebagai aib, tapi sebagai saksi. Bahwa di balik nama-nama yang dihapus, masih ada manusia. Masih ada aku.
#1
Pagi Yang Tak Perlu Dikenang
#2
Hanya Milik Orang Lain
#3
Jalan Menuju Vonis
#4
Tersangka Yang Tak Perlu Sidang
#5
Nilai Yang Tak Terlihat
#6
Lembaga bernama sekolah
#7
Siang yang Menyamar Sebagai Neraka
#8
Lelucon yang Tak Pernah Lucu
#9
Setelah Semua Tawa Padam
#10
Cinta yang Membutakan Norma
#11
Belajar di Antara Bisikan Dunia Yang Bising
#12
Tentang Ibu, dan Janji yang Menyesatkan
#13
Langkah Kecil di Malam Besar
#14
Gumaman yang Tak Butuh Saksi
#15
Sebelum Pagi Benar-Benar Datang
#16
Spanduk-Spanduk Penghakiman
#17
Harapan yang Tak Bertuan
#18
Parade Kuasa
#19
Tawa di Balik Hancurnya Hidup
#20
Untuk Kalian yang Merasa Paling Suci
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
8
Dibaca
654
Tentang Penulis
Temu Sunyi
Aku tak menawarkan pelipur. Aku penulis syair, aku peramu luka & pencatat kenyataan. Dalam tiap aksara, kusulam sayatan air mata & Kubuka aib dunia.
148
Pengikut
23
Karya
Rekomendasi dari religi
Komik
Petualangan Alif & Alifah
Kwikku Creator
Komik
Super Soleh
Kwikku Creator
Novel
Menggalau 1
John Doe
Novel
Will You Be Mine
Tri Gustari
Novel
Humairahku dan Ranah Minang
Salfia afriadi
Novel
Single Mom
Airlangit9
Novel
Istri Kedua Gus
Falcon Publishing
Novel
Humairah
Pikacuu
Novel
ZAAL
Fitriani
Novel
Surat Cerai
Eref Esbe
Novel
Perpustakaan Cinta
Nisa Amalia
Novel
Fyra in Love
Sabrina Dinanti
Novel
Cinta Suci Zahrana
Republika Penerbit
Novel
Isyarat Sabda Cinta
Hanang Ujiantoro Putro
Novel
Miracle Of LOVE
Haura Beatarisa
Rekomendasi
Cerpen
Tangan Kasar Pendidik
Temu Sunyi
Cerpen
Pundak Tanpa Usia
Temu Sunyi
Cerpen
Kopi Peradaban
Temu Sunyi
Cerpen
Parade Para Domba
Temu Sunyi
Cerpen
Takdir Dari Rahim
Temu Sunyi
Cerpen
Pencari Kursi Suapan
Temu Sunyi
Cerpen
Anak Di Tanah Konflik
Temu Sunyi
Cerpen
Negeri Pemurah Sosial
Temu Sunyi
Cerpen
Sabda Tuan Tanah
Temu Sunyi
Novel
Tempat Terakhir Namamu Kucuri
Temu Sunyi
Novel
Langit Menolak Jelita
Temu Sunyi
Novel
Kenangan Yang Terbenam
Temu Sunyi
Novel
Malam Yang Menghapus Nama
Temu Sunyi
Novel
Pelita Luka Menanti Senja
Temu Sunyi
Novel
Air Mata Yang Diharamkan
Temu Sunyi