Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
Dimas bukan tokoh utama dalam cerita siapa pun.
Ia adalah babak yang ingin dilupakan,
halaman kelam yang membuat pembaca ingin menutup buku.
Namun bagaimana jika bab itu berbicara?
Dalam diam dan penyesalan, Dimas hidup—bukan sebagai pahlawan,
tapi sebagai bayangan dari kesalahan yang tak bisa ia hapus.
Ia pernah merusak seorang gadis bernama Dewi:
meninggalkannya saat paling hancur,
dan baru kembali ketika segalanya telah terlambat.
Novel ini bukan tentang cinta yang indah,
tapi tentang cinta yang membusuk karena ketakutan,
dan penyesalan yang tumbuh seperti lumut di hati yang tak berani pulang.
Dimas mencoba berubah,
namun setiap langkahnya menuju Tuhan
diiringi suara anak yang tak pernah mengenalnya,
dan bayangan perempuan yang tak lagi bisa ia peluk,
karena luka telah jadi dinding.
Tempat Terakhir Namamu Kucuri adalah kisah dari sisi lain:
bukan untuk mencari pengampunan,
melainkan untuk menunjukkan bahwa. . .
bahkan pelaku bisa jadi korban dari dirinya sendiri.
Bahwa ada lelaki yang hancur setelah menghancurkan,
dan memilih mengubur nama yang ia cintai—di tempat terakhir yang masih bisa ia jaga dari kejauhan: doa.
Ia adalah babak yang ingin dilupakan,
halaman kelam yang membuat pembaca ingin menutup buku.
Namun bagaimana jika bab itu berbicara?
Dalam diam dan penyesalan, Dimas hidup—bukan sebagai pahlawan,
tapi sebagai bayangan dari kesalahan yang tak bisa ia hapus.
Ia pernah merusak seorang gadis bernama Dewi:
meninggalkannya saat paling hancur,
dan baru kembali ketika segalanya telah terlambat.
Novel ini bukan tentang cinta yang indah,
tapi tentang cinta yang membusuk karena ketakutan,
dan penyesalan yang tumbuh seperti lumut di hati yang tak berani pulang.
Dimas mencoba berubah,
namun setiap langkahnya menuju Tuhan
diiringi suara anak yang tak pernah mengenalnya,
dan bayangan perempuan yang tak lagi bisa ia peluk,
karena luka telah jadi dinding.
Tempat Terakhir Namamu Kucuri adalah kisah dari sisi lain:
bukan untuk mencari pengampunan,
melainkan untuk menunjukkan bahwa. . .
bahkan pelaku bisa jadi korban dari dirinya sendiri.
Bahwa ada lelaki yang hancur setelah menghancurkan,
dan memilih mengubur nama yang ia cintai—di tempat terakhir yang masih bisa ia jaga dari kejauhan: doa.
#1
Ketika Harapan Menjadi Beban
#2
Kemerdekaan yang Palsu
#3
Janji yang Menggigil di Tubuh Dosa
#4
Gubuk dan Muslihat
#5
Kota yang Tak Menyembuhkan Apa-Apa
#6
Rumah yang Tak Pernah Menjadi Rumah
#7
Dendam dalam Diam
#8
Malam-Malam yang Menghapus Arah
#9
Jalanan dan Botol yang Tak Bisa Memberi Jawaban
#10
Pertemuan yang Tak Diminta, Tapi Dibutuhkan
#11
Ketika Nama Lain Disebut dalam Doa
#12
Citra yang Menyimpan Pandang
#13
Pencarian yang Tak Pernah Berujung
#14
Pernikahan yang Tak Pernah Lengkap
#15
Cinta yang Bertahan Meski Luka
#16
Persimpangan yang Mengguncang
#17
Luka yang Tak Bisa Ditebus
#18
Mushola Tempat Dosa Menggemakan Nama Dewi
#19
Doa Yang Tak Menyelamatkan
#20
Titik Balik, Suara Kecil
#21
Langkah Menuju Neraka yang Pernah Ia Bakar
#22
Kepergian dan Warisan Penyesalan
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
10
Dibaca
888
Tentang Penulis
Temu Sunyi
Aku tak menawarkan pelipur. Aku penulis syair, aku peramu luka & pencatat kenyataan. Dalam tiap aksara, kusulam sayatan air mata & Kubuka aib dunia.
148
Pengikut
23
Karya
Rekomendasi dari
Rekomendasi
Cerpen
Tangan Kasar Pendidik
Temu Sunyi
Cerpen
Pundak Tanpa Usia
Temu Sunyi
Cerpen
Kopi Peradaban
Temu Sunyi
Cerpen
Parade Para Domba
Temu Sunyi
Novel
Anak Diujung Pelukan
Temu Sunyi
Cerpen
Takdir Dari Rahim
Temu Sunyi
Cerpen
Pencari Kursi Suapan
Temu Sunyi
Novel
Air Mata Yang Diharamkan
Temu Sunyi
Cerpen
Anak Di Tanah Konflik
Temu Sunyi
Cerpen
Negeri Pemurah Sosial
Temu Sunyi
Cerpen
Sabda Tuan Tanah
Temu Sunyi
Novel
Langit Menolak Jelita
Temu Sunyi
Novel
Kenangan Yang Terbenam
Temu Sunyi
Novel
Malam Yang Menghapus Nama
Temu Sunyi
Novel
Pelita Luka Menanti Senja
Temu Sunyi