Masukan nama pengguna
Kala mendung di senja hari selalu berhasil membuka kembali kenangan di kepala Kusuma. Laki-laki itu pulang dari kantor melewati jalanan aspal yang mungkin sebentar lagi di basahi hujan. Dulu ia selalu pulang berdua, kini ia hanya sendiri.
Mata nya tak sengaja melirik ke halte sebelah kiri. Deg. Jantungnya berdegup.
Ia kini melihat bening, mantan kekasihnya dulu, yang sedang diam berdiri di sisi kiri halte. Akhir-akhir ini kusuma memang mulai sering melihat wanita itu di halte itu.
Mata Bening terlihat kosong. Kepalanya agak menunduk tetapi tetap melihat kearah jalan, dan kulit putihnya itu sudah kering seperti tidak lagi diisi darah. Beberapa waktu kadang mata mereka berdua tak sengaja bertemu, namun Kusuma akan langsung buru-buru memalingkan wajah.
Biasanya Kusuma hanya lewat, ia sama sekali tidak menggubris Bening, karena kesal yang besar masih mengganjal di hatinya, Tapi kali ini Hujan mau turun.
Ia menepikan mobil kekiri dan membuka kaca mobilnya.
''Masuk,'' Kata Kusuma singkat.
''Kali ini kamu mau melihat ku.''
''Mau masuk apa tidak? sebentar lagi hujan,'' Kata Kusuma yang sudah berusaha menurunkan nada suaranya. Ia tidak ingin keliatan masih marah.
Bening menyambut tawaran itu dengan anggukan kecil dan senyum tipis. Tangan Bening membuka pintu dan masuk kedalam.
Deg. Jantung kusuma Berdegup lagi.
Kini mereka berdua hanya diam didalam mobil yang melaju. Di kesempatan ini Bening mau mencoba memulai percakapan.
''Udah lama ya kita gak pulang berdua gini?''
''iya.''
''Terakhir kali kita pulang berdua, Cuacanya juga sama mendungnya, persis kaya gini.''
Kusuma hanya menghela napas. Kali ini tenggorokan nya tidak sanggup meloloskan Sekadar kata iya.
''Kus.''
''Kamu udah maafin aku kan?''
''Kamunya belum minta maaf,'' Kata Laki-laki itu.
Kata-kata kusuma membuat bening tak sanggup membendung tangis. Ia menangis keras. Suaranya ngeri dan pilu. Laki-laki itu terpaku mendengar tangis mantan wanitanya. Mata Kusuma kemudian memerah seraya menahan tangis.
''Kus.''
''A-aku menyesal. Tidak sempat minta maaf,'' kata Wanita itu sambil terisak.
Ingatan Kusuma kembali ke tiga minggu lalu.
Kusuma buru-buru ke kantor Bening. Keterlambatan ini terjadi karena atasannya menyuruhnya menyelesaikan beberapa laporan tambahan. Padahal hari ini mereka ada janji dinner. Kusuma juga sudah menyiapkan hadiah spesial.
Kusuma bereberapa kali menelepon Bening tapi tidak diangkat. Saat Mobil kusuma sampai, Dihadapan sudah ada Bening dengan wajah memerah karena menahan marah. Bening melihat mobil Kusuma berhenti dan langsung membuka pintu.
Brak. Suara bantingan pintu.
Mereka berdua kini diam didalam mobil yang melaju.
''Aku pulang kerumah aja,'' Kata Bening ketus.
''M-maafin aku ya, tadi tiba-tiba ada kerjaan mendadak dari pak Andi. Tadi Aku udah telepon kamu buat ngasih tau, tapi telepon ke kamu nya gak masuk terus.''
''Handphone aku lowbat.''
''Terus ini gimana Dinner kita? Jangan pulang dulu yah,'' Kata Kusuma memelas, berharap ada pengampunan dari Bening
''Argh.'' Suara Bening menggeram keras. Ia mengeluarkan semua kemarahannya yang tertahan sedari tadi.
Bening dan Kusuma pun bertengkar sepanjang jalan. Amarah Bening memang sangat gampang meledak akhir-akhir ini. Semua bermula dari hubungan Bening dan kusuma ditentang oleh ayah bening. Alasannya karena orang tua Bening tidak suka putrinya menikah dengan seorang yatim-piatu. Bening bahkan sudah dijodohkan dengan orang lain.
Ting.
Sayang aku jadinya nunggu didepan dirumah.
Ditengah pertengkaran mereka, ada suara pesan masuk di Handphone bening. Kusuma menoleh ke bawah dan melihat dengan jelas isi pesan itu karena Handphone bening di letakkan di dekat nya.
Bening terdiam sejenak melihat ekspresi muka Kusuma yang marah.
''Itu, A-aku bisa jelasin,'' Kata Bening.
Bening tidak sempat menjelaskan kerena Mobil sudah berada di pertigaan rumah Bening.
Mobil Kusuma belok kekiri, Didepan mereka sudah Terlihat Laki laki bernama Richard yang berdiri didepan rumah bersama dengan Ayah Bening.
Bening keluar dari mobil.
Mobil Kusuma serta-merta langsung di kebut kencang tanpa basa-basi.
''Lihat itu! Anak tidak tahu sopan santun, tidak punya etika, belum siapa siapa aja udah belagu. Sekarang kamu harusnya sudah paham kenapa hubungan kalian papa tidak restuin,'' Kata pak Sapto, ayah bening, dengan sinis.
Mobil Kusuma melaju dengan kencang dijalanan yang sudah dibasahi hujan. Ia sudah tidak peduli apa-apa lagi.
Hatinya merasa hancur. Ia merasa di khianati. Kusuma kini menangis kencang seperti anak kecil di dalam mobilnya. Ia menangis sampai tertidur didalam mobil. Ia baru terbangun dengan mobil terpakir di pinggir jalan keesokan harinya.
Kusuma membuka handphone. Ia mendapat kabar kalau Bening dan Richard kecelakaan mobil parah dari Sahabat bening yang bernama Citra.
''Kus.''
Suara Bening yang agak tinggi, menyadarkan Kusuma dari lamunannya.
''Kus, K-kamu mau maafin aku kan?'' Kata Bening pasrah.
Kusuma kembali menghela napasnya dalam dalam, entah kenapa, hati nya yang kemarin sempat membatu karena perasaan benci, marah dan kecewa, sekarang luruh seketika.
'' Iya, sekarang aku bisa maafin kamu.''
Kata maaf dari Kusuma bagaikan angin segar bagi Bening. Bening kini bisa tersenyum lega, Kulit nya pucat kering pun sekarang jadi seperti bercahaya.
''Kalau gitu, aku bisa tenang sekarang.''
''Iya, sekarang aku juga sudah ikhlas. Kamu yang tenang disana yah.''
Bening tersenyum dan menggangguk kecil. Ia bisa pergi dengan tenang.