Flash
Disukai
6
Dilihat
8,014
Ruang yang Menjelma Madu menjadi Racun
Romantis

To: Mr. R

"Suatu kehormatan mengenalmu," katanya, adalah awal dari segalanya.

Harsa harus berterimakasih karena dari milyaran orang asing di dunia, dia dipertemukan oleh seseorang asing tampan yang begitu sopan, satu keyakinan, dan begitu cerdas. Harsa tak mudah terbuai, dia adalah seseorang yang tenang. Seumur hidupnya tak banyak pria yang berhasil menjungkirbalikkan logikanya, hanya ada beberapa, dan sekarang pria itu termasuknya.

Perlakuannya membuat Harsa merasa seperti wanita bangsawan terhormat dari abad ketiga belas yang dilingkupi kasih sayang. Harsa tidak bisa untuk tidak bersikap tenang meladeninya; biarkan kali ini akan aku rasakan perasaan meluap-luap itu lagi, dan jika tak beruntung akan aku rasakan sakitnya. Tak apa-apa.

Harsa benar-benar tidak kuasa untuk menolaknya pergi dari hidupnya, barangkali setiap ucapannya adalah sebuah madu yang telah meresap ke dalam hatinya. Menyebar dan mengendap begitu saja setiap kali mendengar tutur katanya. Semakin pria itu berbicara, semakin madu itu menumpuk di relung hatinya. Semakin Harsa kewalahan, semakin Harsa membangunkan impian yang tidak realistis yang selama ini tertidur pulas— sebuah masa depan yang hanya ada Harsa dan dia, menetap di sebuah negeri dongeng asing miliknya.

Namun semakin berjalannya waktu, semakin Harsa sadar ada sesuatu yang salah. Seperti balon yang melambung tinggi kemudian pecah berantakan dan terjatuh, ternyata sesuatu yang selama ini dianggap madu menjelma menjadi sebuah racun. Sebab hatinya belum siap menampung cairan manis itu, dan diam-diam ruang itu telah merubahnya menjadi cairan yang mematikan, menjalar ke tubuhnya, menggerogotinya menjadi sosok yang semakin hari semakin rentan.

Tapi ini bukan salah siapa-siapa, tidak ada pihak yang harus disalahkan. Bukan salah pria itu, dan bukan pula salah Harsa. Ini tentang keadaan, seperti seorang bocah yang baru saja mendapatkan kupu-kupu, dia dilanda perasaan yang begitu sedih yang barangkali tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Sebuah perasaan ambivalen itu muncul, Harsa ingin tetap memilikinya, tapi dia ingin melepaskannya. Barangkali Harsa merasa dia akan melukai kupu-kupu itu jika dia terus menggenggamanya. 

Harsa merasa harus mencari cara untuk menyimpan kupu-kupu tersebut tanpa melukainya. Dan hanya ada satu cara, dia harus merawat kebun bunga kecilnya, dengan begitu kupu-kupu dengan sendirinya akan mendekatinya. Begitupun dengan hatinya, Harsa harus memperbaiki ruang hatinya, memperbaiki dirinya. Bahagianya tidak boleh tergantung pada siapa pun. Dengan begitu apakah pria itu kelak akan kembali? Yang pasti untuk saat ini Harsa harus melepaskan kupu-kupu itu terbang.

Barangkali jodoh, mereka akan dipertemukan dengan versi yang lebih baik. Tak perlu berharap lebih, untuk saat ini Harsa akan memperbaiki dirinya terlebih dulu. Kelak dia akan menyapa 'Hi, how are you?' dengan senyumnya yang tidak berlebihan. Dengan sebuah perasaan yang pantas. Dan, dengan tanpa sebuah beban yang kemudian membawanya ke sebuah penerimaan.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)