Flash
Disukai
0
Dilihat
1,619
Rencana Besar
Horor

Darma mulai bicara sejak pukul empat sore.

Katanya, ia akan keluar dari kantor ini. Katanya, ia sudah muak dengan sistem, bos, gaji, jam masuk, jam pulang, semua. Katanya ia sudah punya rencana besar. Sangat besar. Lebih besar dari seluruh gedung ini.

Awalnya aku hanya manggut-manggut sambil mengetik laporan terakhir hari ini. Ocehannya terdengar dari belakangku.

Tapi ketika jam mendekati lima sore, aku mulai sadar, suaranya berubah. Nada suaranya menggema, seperti keluar dari ruang yang lebih besar dari tenggorokannya.

Aku menoleh.

Dan kulihat ... kepalanya tumbuh. Membengkak. Pelipisnya meregang. Dahi melebar. Hidungnya bergetar seperti balon yang ditiup dari dalam.

“Semuanya sudah kupetakan,” katanya. “Strategi, aliansi, eksposur media, akuisisi, sabotase, bahkan penjaranya sudah kupilih sendiri!”

Leher kemejanya mulai robek. Dahinya menyentuh lampu neon. Matanya makin besar, lalu terbalik — putih semua, seperti mengincar dunia dari luar dimensi.

Aku berdiri perlahan. Mundur ke pintu.

Tapi ia menoleh.

“Aku akan jadi lebih besar dari siapa pun!”

Dan kepalanya meledak.

Begitu saja. Seperti semangka jatuh dari lantai tiga. Isi kepalanya memercik ke layar komputer, dinding, dan papan rencana mingguan.

Tubuhnya masih duduk. Tenang. Aku mendekat. Di antara sisa-sisa yang tercecer, aku melihat lembar kertas berjudul:

“Proposal: Rencana Besar”

Dan entah kenapa …

aku ingin membacanya.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)