Daftar isi
#1
Tentang Pengarang
#2
Malam Tahun Baru (1)
#3
Malam Tahun Baru (2)
#4
Titik Awal: Sarip Saleh (1)
#5
Titik Awal: Sarip Saleh (2)
#6
Insulinde Park
#7
Biro Buitenzorg
#8
Marionette
#9
Arah Angin
#10
Studio Kruseman (1)
#11
Studio Kruseman (2)
#12
Keris Kiai Naga Siluman
#13
Singa dari Mysore (1)
#14
Singa dari Mysore (2)
#15
Rendezvous (1)
#16
Rendezvous (2)
#17
Para Pangeran Ashanti
#18
Rumah di Beatrix Boulevard
#19
Düsseldorf, Frankfurt, Dresden, Coburg (1)
#20
Düsseldorf, Frankfurt, Dresden, Coburg (2)
#21
Buah Tangan dari Batavia (1)
#22
Buah Tangan dari Batavia (2)
#23
Paris dan Kesunyian (1)
#24
Paris dan Kesunyian (2)
#25
Puri Rosenau
#26
Salon Paris dan Gelombang Revolusi
#27
Arus Deras
#28
Kembali ke Jawa
#29
Awal Dendam dan Hidup yang Terbelah
#30
Hari yang Salah
#31
Rumah Dansa (1)
#32
Rumah Dansa (2)
#33
Penangkapan Dipanegara
#34
Pertengkaran
#35
Senja Terakhir di Cikini
#36
Pamit
#37
Menjual Kenangan
#38
Pemberontakan dan Penangkapan
#39
Kuda Pacu dan Bagal (1)
#40
Kuda Pacu dan Bagal (2)
#41
Surat-Surat dan Pengasingan (1)
#42
Surat-Surat dan Pengasingan (2)
#43
Orang-Orang Aneh pada Zaman yang Keliru
#44
Cianjur (1)
#45
Cianjur (2)
#46
Sepasang Cawan Anggur
#47
Menuju Neraka (1)
#48
Menuju Neraka (2)
#49
Huis van de Liefde
#50
Ke Eropa Lagi (1)
#51
Ke Eropa Lagi (2)
#52
Firenze dan Pameran Dunia
#53
Pameran Kolonial di Bois de Vincennes
#54
Korban Pertama
#55
Orang-Orang dari Negeri Matahari Terbit (1)
#56
Orang-Orang dari Negeri Matahari Terbit (2)
#57
Pulang (1)
#58
Pulang (2)
#59
Senja dan Burung Gagak (1)
#60
Senja dan Burung Gagak (2)
#61
Mencari Raden Saleh (1)
#62
Mencari Raden Saleh (2)
#63
Mencari Raden Saleh (3)
#64
Titik Akhir: Pangeran dari Timur
#65
Setelah Pena Diletakkan
Pangeran dari timur
36 dari 65
Chapter sebelum
Senja Terakhir di Cikini
Chapter berikut
Menjual Kenangan
#36
Pamit
104 Pencipta slogan Parijs van Java pada Pekan Jaarbeurs, 1920. Sejak itu, slogannya menjadi populer dan dipakai untuk menyebut Bandung.

105 Bahasa Sunda, ‘Sedang merebus air."

106 Bahasa Sunda,‘Mau minum apa?"

107 Bahasa Sunda, ‘Iya. Silakan dibikinkan."

108 Jalan Supratman (sekarang).

109 Bahasa Sunda, ‘Mau ke kamar mandi?"

110 Bahasa Sunda, ‘Aku berangkat dulu. Nanti tolong pamitkan ke Ibu."

111 Bahasa Sunda, ‘Mau ke mana lagi?"

112 Bahasa Sunda, ‘Aduh. Maaf lupa."
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)