Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
"Tolong jangan katakan itu, Na."
"Aku tidak suka membohongi diriku sendiri."
"Jangan menyiksaku."
"Tapi aku juga tidak suka menyiksa diriku sendiri."
"Cukup!"
"Aku tidak menginginkannya, tapi aku juga tidak tahu bagaimana caranya berhenti."
"Kau harus berusaha."
"Sudah ku katakan aku tidak suka menyiksa diriku sendiri."
"Kau akan semakin menyiksa dirimu dengan membiarkannya."
Nana menggeleng. "Aku sudah terbiasa hidup dalam imaginasi. Membayangkan di peluk sosok ayah dan di antar sekolah, misalnya. Jadi jan...."
Otakku benar-benar telah meleleh di tempatnya. Saraf-sarafku mati. Aku hilang arah seperti orang gila. Aku tidak sanggup lagi menghadapi perdebatan ini.
Aku meraih kedua pipinya, mencengkeramnya kasar. Aku menatapnya marah, sakit, perih dan kecewa. Seluruh emosiku kutumpahkan dengan mencengkeram erat kedua pipinya sampai merah, sementara Nana membeku di tempatnya.
Nana meneteskan air mata, aku tersadar dan segera melepasnya. Wajah Nana pucat, di kedua pipinya terbentuk cekungan akibat cengkeraman kukuku. Nana menatapku ngeri.
"Aaaah! Persetan dengan darah!"
_____________
Apa yang terjadi selanjutnya dengan Nana dan Alex? Mampukah keduanya melewati masa-masa menyakitkan karena cinta mereka tak dapat disatukan?
Ikuti terus kisahnya di "My Real Espresso"
"Aku tidak suka membohongi diriku sendiri."
"Jangan menyiksaku."
"Tapi aku juga tidak suka menyiksa diriku sendiri."
"Cukup!"
"Aku tidak menginginkannya, tapi aku juga tidak tahu bagaimana caranya berhenti."
"Kau harus berusaha."
"Sudah ku katakan aku tidak suka menyiksa diriku sendiri."
"Kau akan semakin menyiksa dirimu dengan membiarkannya."
Nana menggeleng. "Aku sudah terbiasa hidup dalam imaginasi. Membayangkan di peluk sosok ayah dan di antar sekolah, misalnya. Jadi jan...."
Otakku benar-benar telah meleleh di tempatnya. Saraf-sarafku mati. Aku hilang arah seperti orang gila. Aku tidak sanggup lagi menghadapi perdebatan ini.
Aku meraih kedua pipinya, mencengkeramnya kasar. Aku menatapnya marah, sakit, perih dan kecewa. Seluruh emosiku kutumpahkan dengan mencengkeram erat kedua pipinya sampai merah, sementara Nana membeku di tempatnya.
Nana meneteskan air mata, aku tersadar dan segera melepasnya. Wajah Nana pucat, di kedua pipinya terbentuk cekungan akibat cengkeraman kukuku. Nana menatapku ngeri.
"Aaaah! Persetan dengan darah!"
_____________
Apa yang terjadi selanjutnya dengan Nana dan Alex? Mampukah keduanya melewati masa-masa menyakitkan karena cinta mereka tak dapat disatukan?
Ikuti terus kisahnya di "My Real Espresso"
Tokoh Utama
Alexandro Morgan
Dyana Evelyne Nana
Karya yang Terhubung
#1
Murid Baru #1
#2
Duel
#3
Terbayang-bayang
#4
Mentari Pagi
#5
Tebar Pesona
#6
Rayuan Maut
#7
Pasangan Serasi
#8
Jerat Cinta
#9
Jatuh Cinta
#10
Anak Yang Lain
#11
RosaNa
#12
Pengasingan
#13
Menerima Takdir
#14
Menikmati Perih
#15
Mengenal Rosa
#16
Olimpiade Provinsi
#17
Juara
#18
Hadiah Tak Terduga
#19
Pahit
#20
Menerobos Semak Duri
#21
Umpan
#22
Badai Ke Dua
#23
Back To BadBoy
#24
Lepas Kendali
#25
Menghilangnya Nana
#26
Pengakuan
#27
Nana Vs Lucy
#28
Ayah Nana
#29
Pemberangkatan
#30
Olimpiade Nasional
#31
Fakta
#32
Kak...
#33
Lucy... Aku Tahu #32
#34
Ayah #33
#35
Negeri Sakura #34
#36
Cemburu
#37
Kecelakaan #36
#38
Rahasia #37
#39
Gula Untuk Espreso
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
1
Dibaca
12.1k
Rekomendasi dari drama
Novel
The Salad Days
Bentang Pustaka
Novel
Tough Woman
Anggi faizta
Novel
R [Raja, Ratu & Rahasia)
Coconut Books
Novel
Reverse
Rebecca Jemima Pasaribu
Novel
Perfect Zoom
A.D.S
Novel
Setan Kecil, Cinta dan Kebijaksanaan Monyet
Joeviano Pinandel
Webtoon
Mataram In Memory
Uco Penguin
Novel
Angel's Diary
Angelina Beribe
Novel
CRIMINAL MIND WORLD OF INVESTIGATORS
Author Ghost
Webtoon
Seperti yang Aku Mau
Cikie
Novel
EPILOG: Abhakalan
Manusia Purba
Novel
Nakalnya Anak Muda
putra ramadhan
Webtoon
Paralel Signal
[Raven_Owl]
Novel
Memeto Mori
Hana
Novel
INITIAL
Rein