Masukan nama pengguna
Perguruan Lein yang sudah berusia ratusan tahun dan terletak di Cina utara digemparkan dengan hilangnya Guru Chang yang sudah mengabdi diperguruan selama 110 tahun. "Dimana guru Chang? dimana? kau lihat dia? apa kau lihat dia Kenzo?"
"Dari sekian banyak murid perguruan ini harus aku? kenapa harus ditanya padaku?"
"Kau bersamanya, terakhir kau bersamanya."
"Kapan? terakhir kapan?"
"Aku saksinya, guru Chang menasehatimu disana, di tempat bakaran kayu.
"Sejam lalu, itu sejam yang lalu dan kau bisa bertanya pada yang lain."
"Tak ada yang tau kemana dia. Aku sudah bertanya pada semua murid perguruan ini."
"Lalu? jika tak ada yang tau, apakah aku harus tau?"
"Ku habisi, akan aku habisi orang yang berbuat jahat pada Guru Chang."
"Berbuat jahat? apa maksudmu berbuat jahat? pikiranmu terlalu jauh. Siapa yang tega berbuat jahat pada guru Chang?"
"Siapapun itu."
"Guru Chang sangat disayangi hampir 90% murid perguruan ini, jadi jangan kau mengada-ada."
"Mengada-ada? awas saja akan ku habisi siapapun itu termasuk kau."
"Oh ..., jadi kau menuduhku? silahkan saja, kau tak punya bukti apapun."
"Kau kesal kan? saat guru Chang menasehatimu. Ku lihat dengan jelas kau menyimpan rasa kesal saat guru Chang bicara padamu."
"Kesal? kurasa kau salah menduga, aku sama sekali tak kesal. Aku berterima kasih pada guru Chang atas kejadian tadi."
"Ikut aku sekarang. Kau bisa jelaskan nanti, dipersidangan dengan para guru."
"Baik, silahkan saja.Kau tak punya bukti apapun. Hanya kau seorang diri? itu tidak bisa menjadi saksi. Apalagi sejak dulu beberapa murid disini tau, kau tak suka melihatku."
"Apa? tak suka? atas dasar apa?"
"Guru Chang tak pernah menghukumku, bagaimanapun kelakuanku. Dia hanya menasehatiku. Tahun ke tahun hingga 5 tahun sudah aku disini. Bisa jadi kau cemburu padaku."
"Cemburu? cemburu pada orang tak berguna sepertimu? pikiranmu yang terlalu jauh. Lihat saja, akan ku habisi siapapun yang berani menyakiti guru Chang.
"Tutup pedang samuraimu itu. Jangan paksa aku untuk bertarung denganmu."
"Kalau begitu katakan padaku dimana guru Chang?"
"Guru Chang memegang sapu tangan bewarna kuning saat menasehatiku sejam lalu dan sekarang sapu tangan itu tersangkut disepatumu. Kau ..., ternyata kau sendiri pelakunya. Tapi kau malah menuduhku. Dimana kau sembunyikan guru Chang?"
"Sapu tangan? kenapa bisa tersangkut disini?"
"Kalau kau iri padaku, kenapa kau lampiaskan pada guru Chang?"
"Tutup mulutmu kenzo. Aku sempat melewati kuil suci sebelum kesini. Kakiku tersandung batu karena terburu-buru dan aku langsung menariknya. Ternyata sapu tangan ini nyangkut di kakiku."
"Alasanmu cukup bagus juga. Terdengar enak ditelingaku."
"Akan ku seret kau hingga sampai kuil, kalau benar sapu tangan ini dari sana, berarti guru Chang ada disana. ikut aku kenzo."
"Guru ..., guru ..., guru .... "
"Tak ada orang disini, lagi pula untuk apa guru Chang sendirian di kuil ini. Kuil ini sudah berpuluh tahun tak pernah dipakai."
"Tapi ditengah kuil ini ada sumur, ya sumur."
"Guru ..., guru .... "
Kenzo ..., bantu aku melihat kebawah."
"Buat apa mencari guru Chang ke sumur? kecuali ada orang yang berbuat jahat padanya."
"Guru .... "
Lihat itu Kenzo, itu guru.
"Guru Chang .... "
"Bantu aku menarik tangannya dengan tali ini Kenzo."
"Guruuuuu, kenapa guru ada disini? siapa yang berbuat jahat padamu?"
"Tarik terus talinya kenzo."
"Guru .... "
"Untung saja guru selamat. Guru selamat berkat tali ini. Guru bisa bertahan karena bergantung di tali ini. Tapi kenapa orang yang mencelakakan guru menyediakan tali disini?"
"Kenapa kau bingung Kenzo? tali ini memang disediakan untuk aku agar aku selamat. Tapi tidak disediakan untukmu."
Pushhh ..., brukkk ....
"Selamat Tinggal Kenzo, cukup 5 tahun kesabaranku ini kau uji. Aku sudah tak sanggup menghadapi murid sepertimu."