Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
Mengira sosok hantu gosong segera keluar dari dalam kuburan terus menyergap lantas menggigit lehernya, bocah pencari rumput itu tunggang langgang. Sabit terlempar dari tangan; keranjang terguling kena tendang, lato-lato kesayangan warna merah jingga jatuh ke rerumputan berupa hijau muda.
"Surti pulang! Surti sudah pulang!"
Si bocah berlari tanpa henti dan tiada menoleh dan terus histeris. Mukanya pucat pasi layaknya warna kertas usai terjerembab ke air comberan. Jantungnya berdetak secepat laju kereta api, bahkan lebih kilat lagi. Keberaniannya baru saja tumpas hingga tinggal ampas. Jalan beton yang peresmiannya dilakukan oleh seorang pejabat partai berlambang binatang buas itu ditapakinya seakan-akan ia sedang terbang. Tujuannya hanya satu: menjauh dari kuburan angker itu secepatnya demi menyelamatkan bokong semok dan gigi ompongnya.
Lima belas menit kemudian si bocah terkapar di halaman rumah seorang warga di ujung desa. Mulutnya megap-megap seolah-olah sedang dicekik lehernya, keringat membanjiri seluruh tubuhnya, air kencing membasahi celana kolornya.
Buru-buru si pemilik rumah berwajah sedih dan letih memberi si bocah segelas air putih dan menyuruhnya tenang. Tak lama kemudian dari dalam mulut si bocah berhamburan berbagai macam racauan seperti orang gila. Ocehannya tidak keruan, diksi maupun strukturnya. Meskipun demikian, orang-orang yang sedang berkerumun di rumah reyot itu memahami maksud si bocah: Surti pulang setelah 25 tahun hilang, sejak Mei 1998.
"Surti pulang! Surti sudah pulang!"
Si bocah berlari tanpa henti dan tiada menoleh dan terus histeris. Mukanya pucat pasi layaknya warna kertas usai terjerembab ke air comberan. Jantungnya berdetak secepat laju kereta api, bahkan lebih kilat lagi. Keberaniannya baru saja tumpas hingga tinggal ampas. Jalan beton yang peresmiannya dilakukan oleh seorang pejabat partai berlambang binatang buas itu ditapakinya seakan-akan ia sedang terbang. Tujuannya hanya satu: menjauh dari kuburan angker itu secepatnya demi menyelamatkan bokong semok dan gigi ompongnya.
Lima belas menit kemudian si bocah terkapar di halaman rumah seorang warga di ujung desa. Mulutnya megap-megap seolah-olah sedang dicekik lehernya, keringat membanjiri seluruh tubuhnya, air kencing membasahi celana kolornya.
Buru-buru si pemilik rumah berwajah sedih dan letih memberi si bocah segelas air putih dan menyuruhnya tenang. Tak lama kemudian dari dalam mulut si bocah berhamburan berbagai macam racauan seperti orang gila. Ocehannya tidak keruan, diksi maupun strukturnya. Meskipun demikian, orang-orang yang sedang berkerumun di rumah reyot itu memahami maksud si bocah: Surti pulang setelah 25 tahun hilang, sejak Mei 1998.
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
0
Dibaca
14
Tentang Penulis
Dewanto Amin Sadono
Penulis dan guru. Karya-karyanya menjadi juara utama lomba cerpen dan novel tingkat nasional dan dimuat di media cetak dan online. Novel Ikan-Ikan dan Kunang-Kunang di Kedung Mayit, menjafi Juara I, pada Perpusnas Writingthon Festival, Oktober 2022. Naskah Ikan-Ikan di Kedung Mayit, menjadi nominator Lomba Naskah Lakon Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Desember 2022
596
Pengikut
5
Karya
Penghargaan Karya
Rekomendasi dari drama
Novel
Tough Woman
Anggi faizta
Novel
Reverse
Rebecca Jemima Pasaribu
Novel
Hiraeth
Imas Yulianti
Novel
Alunan Langkah
Wida Ningsih
Novel
EPILOG: Abhakalan
Manusia Purba
Novel
8154's Letter Behind You
Niswahikmah
Novel
Dare to Love
Anik Ives
Komik
Hot Daddy VS Cute Baby
deetata
Novel
CINTA PERTAMA
Adelia Nurlaili
Novel
Married Young
Nurhikmah
Novel
You're My Blue
Risma Nur'aeni
Novel
none
Devi Sri Mulyani
Novel
Soledad
Anindya Oli
Novel
none
Devi Sri Mulyani
Novel
Apocrypal
Chelsea Angeline Winata