Flash
Disukai
0
Dilihat
4,611
KJM
Drama

“Panitia masih belum nemu bintang tamu, ya?” suara Pak HAR, guru senior di TK Bina Ceria Valdera, terdengar prihatin.

“Belum, Pak. Beberapa yang kami hubungi, semuanya tarifnya mahal… sedangkan ini acara amal,” ujar Lestari, salah satu panitia yang juga guru muda di sekolah itu.

Pak Har mengangguk-angguk pelan. Lalu seolah teringat sesuatu, ia mendekat, berbisik, “Coba kalian undang KJM. Saya dengar dia sering bagi-bagi mainan ke sekolah, anak-anak suka banget.”

“KJM?” Lestari mengulang.

“Iya”, jawab Pak Har.

“Katanya anak muda dari kota sebelah. Sering viral, baik banget. Coba aja, mungkin mau datang.”

✳✳

Dua jam kemudian, Lestari duduk di ruang guru, memegang selembar kertas kecil berisi nomor ponsel.

“Nekat aja deh,” gumamnya sambil menekan tombol hijau.

Dering.

Sekali. Dua kali.

Tersambung.

“Halo?” suara di seberang lembut, jernih, dan… perempuan.

Lestari agak bingung. “Eh… maaf, ini nomor KJM?”

“Iya, betul,” jawab suara itu dengan ramah.

“Oh… jadi… eh, maksud saya, saya panitia acara amal di TK Bina Ceria Valdera. Kami mau mengadakan bazar murah, penggalangan dan pembagian mainan untuk Hari Anak. Kami ingin mengundang… KJM sebagai bintang tamu.”

“Wah, acaranya terdengar menyenangkan. Boleh tahu tanggalnya?”

“Sabtu ini. Bisa datang?”

“Hm… sepertinya bisa. KJM akan datang bersama beberapa teman ya.”

“Wah! Terima kasih banyak!”

Sampai akhir telepon, Lestari belum sepenuhnya yakin. Dalam pikirannya, itu pasti sekretarisnya KJM. Lagian, masa suara selembut itu... dia?

✳✳

Hari H

TK Bina Ceria Valdera dipenuhi balon warna-warni, stand mainan murah, dan tawa anak-anak. Panitia sibuk ke sana kemari.

Waktu menunjukkan pukul 09.30, sepuluh menit sebelum acara dimulai.

“Lestari,” bisik Bu Rani, “KJM belum datang ya?”

“Iya… aku juga mulai cemas. Kita udah siap semua. Cuma tinggal tunggu dia.”

Beberapa menit kemudian, sebuah mobil mini parkir. Turunlah empat orang anak muda—cowok dan cewek—membawa kardus-kardus besar.

“Eh itu tim KJM mungkin,” ujar Pak Har. “Coba kamu tanya, Tari.”

Lestari mendekat. “Maaf… kalian dari tim KJM?”

“Apakah KJM jadi datang?”

Salah satu dari mereka, cowok berjaket abu, mengangguk. “Betul, kami timnya. KJM sudah datang, kok.”

Lestari menoleh ke sekeliling. “Sudah? Yang mana ya?”

Cowok itu menunjuk ke arah panggung. “Itu yang pakai Jaket Biru. Sedang ngobrol dengan anak-anak.”

Lestari menajamkan pandangannya. Sosok wanita muda berpakaian kasual dengan Jaket Biru sedang sedikit membungkuk, tersenyum sambil membagikan mainan ke anak-anak. Tawa mereka pecah ceria.

“Eh?” Lestari membelalak. “Itu... cewek?”

“Iya, itu KJM,” jawab cowok itu santai. “Nama lengkapnya, Khalila Julia Maverick.”

Lestari terdiam sejenak, lalu tertawa kecil sambil mengangguk-angguk. “Jadi itu maksudnya KJM… bukan ‘cowok misterius’ seperti yang kami kira, ya…”

✳✳

Acara pun berjalan lancar dan penuh tawa. Anak-anak senang, mainan terbagi, dan lagu-lagu ceria bergema. Di akhir acara, KJM berdiri di depan mikrofon.

“Terima kasih untuk kehangatan kalian semua”.

Aku hanya ingin bilang, “Selamat Hari Anak, semoga ini bisa memberi kebahagiaan untuk anak-anak dan kita semua yang ada di sini.”

Panitia memberikan kenang-kenangan sederhana: bunga kertas hasil buatan anak-anak.

“Terima kasih, Kak KJM,” ucap mereka bersama.

KJM tersenyum hangat. “Panggil saja aku Kak Khalila.”

-Tamat-

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)