Daftar isi
#1
Pengantar Penerbit: Dakwah Itu Mengajak Bukan Memaksa
#2
Konsepkan Dirimu dengan Pas
#3
Hidup Kita Hanya Adegan
#4
Bedakan Mana Input Mana Output
#5
Hati-hati Salah Mikir
#6
Tiga Firman
#7
Berkelakar Itu Indah
#8
Bergaullah dengan Allah
#9
Tuan Rumah Jiwa Manusia
#10
Kenali Pola Gusti Allah
#11
Voucher Syafaat
#12
Ikuti Saja Rumusnya Allah
#13
Nikmat dalam Ahmak
#14
Syirik Itu Kata Kerja
#15
Akurasi Tauhid
#16
Menyetel Ulang Pemahaman Dakwah
#17
Menjauh dari Rahmatan Lil-‘Âlamîn
#18
Mengendalikan Empat Alat
#19
Tidak Ada Alasan untuk Tidak Bersyukur
#20
Beli Satu Dapat Dua
#21
Nyunggi Wakul Tapi Gembelengan
#22
Gagal Mengenal
#23
Transaksi Cinta
#24
Profil Penulis
Islam itu Rahmatan Lil Alamin Bukan untuk Kamu Sendiri
18 dari 24
Chapter sebelum
Menjauh dari Rahmatan Lil-‘Âlamîn
Chapter berikut
Tidak Ada Alasan untuk Tidak Bersyukur
#18
Mengendalikan Empat Alat
1 "Memanjat pohon belimbing" ini menyadur dari salah satu lirik lagu "Ilir-Ilir" karya Sunan Kalijaga: ". . . penekna belimbing kui (panjat­kan pohon belimbing itu)." Lirik itu ditafsirkan sebagai anjuran untuk shalat. Belimbing adalah buah yang memiliki lima bilah dan di­jadi­kan metafora dari shalat lima waktu. Maksudnya memanjat pohon belimbing adalah mendirikan shalat dan mencari kebaikan dalam hidup untuk bekal di akhirat nanti (ed.).
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)