Cerpen
Disukai
7
Dilihat
15,462
Gadis Detektif Menjadi Pacar Lelaki Bermasalah di Sekolah
Drama

Alika gadis yang baru masuk kelas 2 SMA, sedang berjalan menuju ke sekolahnya. "Sekarang aku sudah kelas 2 aku ingin menjadi seorang detektif hebat." Di perjalanan dia melihat orang-orang berkerumun karena dia penasaran dia berjalan menghampiri ingin tahu apa yang terjadi.

Ternyata setelah tiba dia melihat seorang siswa laki-laki yang sedang memukul siswa lainnya. Alika mencoba untuk menghentikannya. "Hentikan, kamu lihat banyak orang yang menyaksikan perbuatanmu, apa yang kamu lakukan?" 

"Berisik siapa kamu sialan? Ini bukan urusanmu." Lelaki itu menatapnya dengan tajam dengan tangan memegang kerah siswa yang dipukulnya.

"Kamu ini ya!" Alika melihat situasi, ada seorang siswa perempuan yang terduduk di jalan dengan ekspresi ketakutan, Kemudian Lelaki itu melawan 2 orang. Dari hanya melihat gadis itu sudah mengetahui situasinya. "Pokoknya hentikan, malu dilihat orang-orang, kan!" Alika melepas tangan lelaki itu dari kerah siswa yang dipukulnya.

Setelah dilepaskan siswa yang dipukuli lari terbirit-birit ketakutan. "Haah! Kenapa harus menyelesaikannya dengan kekerasan." Alika menghela napas. Karena pertengkaran sudah selesai orang-orang yang menyaksikan pun pergi, gadis yang terduduk di jalan pun pergi, karena dia juga ketakutan terhadap lelaki itu.

"Kenapa kamu mengganggu?" Lelaki itu marah. "Kamu ingin menyelamatkan gadis itu, kan!" Alika menunjuk ke arah gadis yang sudah pergi. 

"Eehh...! Kenapa tahu?" Lelaki itu kaget. "Hhmm, karena aku seorang detektif." Alika memegang pinggang dan berbicara dengan bangga.

"Detektif...? Kamu detektif, hahaha!" Lelaki itu menertawakan Alika. Alika kesal dia menginjak sepatu lelaki itu. Lelaki itu melompat-lompat kesakitan dengan memegang sepatunya. 

"Sialan, kamu yang bilang sendiri jangan dengan kekerasan." 

"Hhmm, aku serius ingin jadi detektif!"

"Jadi tuan detektif, siapa namamu Aku Radian?” Lelaki itu memperkenalkan dirinya. “Alika… Ah, kita akan terlambat ke sekolah ayo!” Alika mmelihat jam di HPnya.

Radian menolak untuk masuk sekolah dia adalah seorang pembolos, tetapi Alika memaksanya untuk masuk ke sekolah dia menarik tangannya, walaupun dia jagoan tetapi dia lemah terhadap perempuan, tangannya yang ditarik tidak bia ia lepaskan, terpaksalah dia ikut ke sekolah.

Setibanya di sekolah semua siswa melirik ke arah Radian dengan bergumam, Alika merasa aneh dengan tingkah mereka. “Hey kenapa mereka menatapmu?” Alika bertanya tetapi dia memalingkan wajah.

Mereka pun tiba di kelas ternyata mereka satu kelas yang kemudian salah satu temannya menyapa Alika yang kaget sedang bersama Radian. “Alika… kenapa kamu bisa dengannya?” salah satu teman kelas menghawatirkannya. 

"Memangnya kenapa?” Alika tidak mengerti alasannya.

Temannya menjelaskan ternyata Radian adalah seseorang yang terlibat kasus pendorong siswa yang jatuh dari lantai 2 hingga meninggal. Tetapi Radian tidak pernah mengakuinya karena dia bersikeras bukan pelakunya. Para siswa jadi takut terhadap Radian. “Oh kejadian itu, Menurutku itu…!” selagi berbicara bel masuk berbunyi.

Istirhat sekolah pun tiba dengan ditandai bel berbunyi. Radian yang penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan Alika. Dia menariknya ke luar kelas menuju tempat yang tidak ada orang. “Alika apa yang ingin kamu bicarakan saat bel?” 

“Oh, menurutku itu kecelakaan, aku sudah memeriksanya!” 

“Apa… kamu tahu sejauh mana? Aku harus membuktikan bukan aku pelakunya.” Radian memegang pundak Alika.

Alika memegang tangan Radian yang memegang pundak dengan kedua tangannya. “Tenanglah, Aku pun masih menyelidikinya.” Radian melepaskannya dan menurutinya.

Sepulang sekolah mereka berdua tetap di sekolah untuk mencari petunjuk. “Radian apa yang kamu lakukan saat kejadian?” Alika bertanya dengan berjalan ke tempat kejadian. 

“Aku hanya melihat orang itu naik ke tembok lantai 2, saat aku mau menghentikannya dia tiba-tiba loncat, saat melihat ke bawah para siswa dan guru itu aku!” Radian berkata jujur.

Alika menduga kecelakaan karena jika di dorong dia akan jatuh kepala belakang atau bagian punggung, tetapi dia terluka bagian depan. “Mungkin di lantai 2 akan ada petunjuk, Ayo!” Alika berlari ke lantai 2 diikuti oleh Radian.

Setibanya di lantai 2 mereka menuju tempat korban itu melompat, Radian mencoba naik ke tembok tempat kejadian. “Hey, berbahaya!” Alika menghentikan Radian yang naik. “Diatas sini ada sesuatu!” Radian menemukan sesuatu ketika naik ke tembok.

Dia menggapai sesuatu di atas dinding, dan yang dia temukan sebuah jam tangan. “Kenapa benda seperti ini ada di atas dinding?” Radian bertanya-tanya. “Mungkin dia jatuh untuk mengambilnya!” Mereka pergi ke ruang guru dan menunjukkan jam tangan itu.

Setelah guru melihat ternyata ada yang mengenal jam tangan itu. “Ini jam tangan saya dan ini sangat mahal, yang hilang 1 bulan lalu!” 

“Pak, sebaiknya kita liat CCTV 1 bulan lalu mungkin jam tangan ini bisa jadi petunjuk kematian siswa itu!” Alika bekemungkinan yang menyembunyikan jam tangan itu adalah pencuri jam tangan guru.

Dalam CCTV terlihat 2 orang siswa masuk ke ruang guru dan mengambil jam tangan itu. Besoknya mereka berdua di panggil guru dan ternyata benar mereka berdua yang mengambil jam tangan dan penyebab kematian.

Radian pun sudah bersih dari tuduhan, beberapa hari kemudian walaupun semua siswa sudah mengetahui bahwa itu kecelakaan dia masih tetap membolos. Pagi hari Alika datang kerumahnya untuk mengajaknya ke sekolah, tetapi dia tidak mau, Alika menariknya keluar. “Tu… tunggu Alika aku masih pake baju biasa!” 

“Kalau begitu cepat aku akan menunggumu!” 

Setelah lama menunggu mereka pergi ke sekolah dengan Radian yang di peluk tangannya oleh Alika supaya tidak kabur. Muka Radian memerah karena dia jadi ada rasa kepada Alika yang sudah menolongnya. Didepan sekolah dia bertemu gadis yang di tolongnya. 

“Anu… maaf aku baru berani bilang, terimakisih yang waktu itu saat aku dipaksa ikut oleh dua orang laki-laki aku terlalu takut.” Radian memegang dagunya dan berkata “Kamu siapa ya?” 

“Apa kamu tidak ingat, dia gadis yang saat aku menghentikanmu memukul orang!” Radian melirik Alika baru dia mengingatnya, “Oh, Kamu ya, tidak apa-apa yang penting kamu baik-baik saja.

Gadis itu pun pergi berjalan masuk ke sekolah dengan tersenyum dan melambaikan tangan. Yang awalnya Radian memang Lelaki ganteng yang populer d kalangan perempuan setelah melewati gerbang sokolah dan berjalan masuk ke sekolah banyak perempuan yang meminta maaf karena menuduhnya.

 Hingga Alika tersungkur tubuhnya berputar karena dilewati beberapa gadis. “Aa… Kepalaku pusing!” Alika sempoyongan, tetapi dia tersenyum melihat Radian yang kembali sekolah.

Seminggu kemudian ketika pulang sekolah, Radian mengajak Alika bertemu di Taman, yang kemudian Radian menyatakan cintanya kepada Alika. “Alika terimakasih karena telah menolongku, Aku mencintaimu Alika!” Alika terkaget karena dia baru saja ada yang menyatakan cintanya dengan muka yang memerah Alika menjawab. 

“… Emh…, Aku terima, tetapi kamu harus siap menjadi asistenku!” Radian malah tertawa. “Hahaha…!” “Kenapa malah tertawa?” Alika cemberut manis. 

“Tidak aku suka dengan sikapmu yang seperti ini, baiklah tuan detektif aku bersedia.” Akhirnya mereka berdua berpacaran.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)