Novel
Novel
Genre → Sejarah
Dongeng-Dongeng Pengantar Kiamat
1
Suka
300
Pembaca
4
Chapter
Mulai membaca
Telah selesai
Gratis untuk dibaca
Mulai membaca
Blurb
"Pada saat-saat seperti inilah, Manusia merasa bahwa dirinya bukanlah manusia, melainkan sejenis getah hitam keabu-abuan yang kental, lengket, dan sangat korosif sehingga dapat menghancurkan bahkan vibranium sekalipun. Ia meringkuk seperti janin di atas tempat tidurnya, dan di sekitar kepalanya adalah monyet-monyet berukuran mikroskopik yang gemar melakukan tarian modern. Sebagian dirinya merasakan ekstasi, sebagian lagi merasakan kontroversi, dan sebagian lagi ingin ejakulasi. Rupanya benar apa yang dikatakan orang-orang: kejahatan pada dasarnya adalah sebuah narkoba tingkat tinggi yang akan membuat kepalamu terasa seperti kue ulang tahun."

"Dongeng-Dongeng Pengantar Kiamat" ditulis dengan mengingat bahwa manusia, pada bentuknya paling dasar, adalah gumpalan daging berisi penyesalan, kejahatan, rasa takut, dosa, dan harapan. Para pembaca akan menemukan diri mereka terperangkap di dalam kebingungan dan kegelapan tidak berbentuk andai saja mereka membaca cerita-cerita di dalamnya tanpa perhatian khusus.
Kamu harus masuk terlebih dahulu untuk mengirimkan ulasan, Masuk
Belum ada Ulasan
Disukai
1
Dibaca
300
Tentang Penulis
Kurnia Gusti Sawiji
Guru dan penulis kelahiran Tangerang. Sebagai salah satu dari 10 emerging writer dalam Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2024, Kurnia berkontribusi dalam proyek pameran daring Emerging Writers Festival (EWF) Australia 2024 dengan monolog berjudul A Dust"s Soliloquy (Nyanyian Sunyi Sebutir Debu). Karya solonya yang sudah terbit adalah novel Tanah Seberang (Buku Mojok, 2018) dan kumpulan cerpen Dongeng Pengantar Kiamat (Unsa Press, 2022). Selain itu, cerpen dan esainya telah dimuat di beberapa media seperti Mojok, Suara Merdeka, dan Kompas. Dapat diikuti di media sosial Instagram: @kurnigs.
32
Pengikut
2
Karya