Flash
Disukai
0
Dilihat
2,492
BULAN
Romantis

BULAN

Karya: Arkan N.F

Kisah ini dimulai pada tahun 2022, ketika seorang pemuda bernama Boy mulai memasuki masa kedewasaanya. Ia hidup sendiri di kota, jauh dari kedua orang tuanya. Ia membawa serta kenangan pahit dari desa, khususnya tentang seorang perempuan yang pernah disukainya, namun tak pernah membalas perasaannya.

Sudah satu tahun Boy tinggal di kota. Satu wajah dari masa lalu masih tinggal di ingatannya. Gagal move on adalah hal yang lumrah, tetapi Boy tahu, melangkah ke depan jauh lebih penting daripada terus menoleh ke belakang.

Suatu sore, seorang sahabatnya bernama Jaka, datang menyapanya.

“Bro! Dilihat-lihat, galau mulu nih. Ngapain sih galau terus?” ujar Jaka sambil tertawa kecil.

“Ah, enggak, Jak. Aman kok. Cuma sesekali kepikiran dia aja,” jawab Boy dengan senyum hambar.

“Wkwk… Udah, napa. Jangan galau terus, bro. Cewek tuh banyak, gak cuma satu. Eh, ngomong-ngomong, lo mau gue kenalin sama cewek kota, gak? Siapa tahu bisa sembuhin luka lama lo. Kan biar lo gak gamon terus, ya kan?”

Jaka lalu memperkenalkan sebuah aplikasi kencan online pada Boy, karena ia tahu betul sahabatnya itu pemalu dan susah berkenalan secara langsung.

Sejak saat itu, Boy mulai mencoba. Ia berbincang dengan beberapa perempuan yang ia temui di aplikasi, bertukar cerita, bahkan beberapa sempat ia temui langsung. Tapi semuanya terasa sama hanya singgah namun tak sungguh.

Suatu malam, setelah kembali dari pertemuan yang mengecewakan, Boy menghela napas panjang sambil menatap langit-langit kamarnya.

“Mau sampai kapan ya, kayak gini terus?”

Baru saja kalimat itu terucap dalam batinnya, ponselnya berbunyi. Sebuah notifikasi dari aplikasi muncul. Seseorang memberinya tanda suka.

Boy mengangkat alis. Biasanya, perempuan hanya menunggu untuk disukai lebih dulu. Tapi kali ini berbeda.

Ia membuka profilnya. Seorang perempuan dengan nama Nana.

“Ah, mungkin kayak yang kemarin-kemarin juga. Tapi… ya udahlah. Dicoba aja.”

Boy membalas suka. Tak lama kemudian, sebuah pesan masuk.

“Hai, Boy. Salam kenal. Aku Nana”

Boy terdiam sejenak, bingung harus membalas apa. Namun akhirnya ia mengetik seperti biasanya.

“Salam kenal juga, Na. Oh ya, maaf sebelumnya… emm, why do you like my profile?”

“Hmm… kenapa ya? Mungkin karena aku suka aja. And my feelings say you're a good boy.”

Sejak percakapan itu, Boy dan Nana semakin sering bertukar pesan. Mereka ngobrol hampir setiap hari. Nana membuat Boy merasa nyaman. Hingga suatu hari, Boy memberanikan diri mengajak Nana bertemu.

Tempat pertemuan yang dipilih ialah sebuah coffee shop kecil nan tenang. Boy diminta untuk menjemput Nana di rumahnya. Ia bersiap-siap dengan jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

“DUG-DUG. DUG-DUG.”

Beberapa saat kemudian.

Mengikuti arah dari Google Maps, Boy baru menyadari bahwa rumah Nana ternyata tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Di sepanjang jalan, pikirannya mulai berandai-andai.

“Kalau nanti kita benar-benar jadian, kita bisa sering ketemu. Aku nggak akan kesepian lagi...”

Sesampainya di depan rumah Nana, Boy berhenti di atas motornya, mengirim pesan sambil menyertakan foto pagar rumah.

“Aku udah di depan.”

Tak lama, balasan datang.

“Oh ya, Boy. Bentar ya, aku pamit Mama dulu. Kamu nggak mau sekalian pamit sama calon Mama kamu juga, nih?”

“EHHH?!”

Boy melongo membaca pesan itu.

“Ahaha bercanda kok! Tapi kalau kita nanti serius, aku pasti kenalin kamu. Tunggu ya, aku keluar sebentar.”

Boy menunggu di atas motornya, degup jantungnya makin tak karuan. Lalu… suara pagar yang dibuka terdengar jelas. Perlahan, muncul siluet perempuan dengan rambut panjang tergerai seperti Cinderella.

Aroma wangi melayang bersamaan dengan langkahnya. Boy terpaku. Perempuan itu tersenyum anggun, sedikit malu, dengan mata indah dan bulu mata lentik yang memikat.

Boy menatapnya dan sadar bahwa ia jatuh cinta pada pandangan pertama.

Selama perjalanan dan di coffee shop, Nana membuat Boy tertawa dan merasa dihargai. Kecantikannya bukan hanya soal rupa, tapi juga caranya berbicara, mendengar, dan membuat Boy merasa tidak sendiri.

Nana bukan perempuan biasa. Ia berbeda.

Dan sejak hari itu, kisah Boy dan Nana mulai ditulis oleh waktu menjadikanya sebuah kisah baru. Bukan sekedar pertemuan, tapi awal dari sesuatu yang panjang.

Karena hari itu...

Malam telah menemukan bulannya.

TAMAT

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)