Masukan nama pengguna
BAWANG MERAH BAWANG PUTIH 2 : THE TRUE HEART
5 tahun sudah berlalu, Bawang putih telah hidup bahagia
menikah dengan seorang pangeran dan dikaruniai 2 orang anak yang sangat lucu.
Suatu hari, seorang penyihir mendatangi rumah Bawang merah dan ia kaget mengetahui bahwa Ibu Bawang Merah dan Bawang Merah ternyata sudah tiada.
Penyihir ini adalah teman akrab dari ibu bawang Merah dan sering membantu ibu Bawang Merah dengan guna-guna yang dimilikinya.
Mengetahui hal itu, Penyihir itu mendatangi makam Bawang Merah dan Ibu Bawang Merah dan dengan sihirnya membangkitkan Bawang Merah dan ibunya agar hidup kembali.
“Alakazam!” kata Penyihir itu.
Setelah keduanya hidup kembali, Ibu Bawang Merah berencana untuk melakukan hal buruk kepada Bawang Putih.
“Akhirnya kau hidup kembali saudariku!” ujar si Penyihir.
“Terima kasih saudariku!” kata Ibu Bawang Merah.
“Ini semua gara-gara si Bawang Putih! ” amarah Ibu Bawang Merah.
“Bu, ini semua gara-gara kita yang terlalu serakah dan selalu bertindak buruk kepada Bawang Putih. Kita pantas mendapatkannya.” Ujar Bawang Merah.
“Tahu apa kau tentang serakah! Sekali lagi ibu mendengar hal itu, ibu usir kau dari keluarga!” amarah Ibu Bawang Merah.
Bawang Merah tidak berani membalas kata-kata ibu Bawang Merah.
“Aku ingin membalas perbuatan ini pada Putih!” kata Ibu Bawang Merah kepada si penyihir.
“Boleh. Aku akan menciptakan ramuan hari ini, besok kita akan bersama-sama melakukannya!” kata si Penyihir.
Keesokannya,
Bawang Putih sedang berjalan-jalan di hutan bersama dengan teman-temannya.
Dengan bola ramalan, Ibu Bawang Merah, Bawang Merah dan si penyihir mengetahui lokasi dimana Bawang Putih ada.
“Mereka sedang ada di hutan. Ini saat yang bagus untuk melakukan aksi rencana kita!” kata Penyihir.
Ketika sesampainya di hutan, ibu Bawang Merah dibalik pohon besar bersiap dengan botol berisi racun yang ingin dilemparkan kepada Bawang Putih.
Ketika Bawang Putih lewat, Ibu Bawang Merah segera melemparkan racun itu kepada Bawang Putih.
Namun, Bawang Merah menghalanginya, sehingga racun itu terkena Bawang Merah dan akhirnya Bawang Merah pun meninggal.
Ibu Bawang Merah dan penyihir segera lari meninggalkan Bawang Putih dengan berubah menjadi seekor burung gagak.
Tubuh Bawang Merah terkulai tidak bergerak di pangkuan Bawang Putih. “Meraaaaahhhhh!!!” teriak histeris Bawang Putih.
Bawang Putih menangis karena Bawang Merah sama sekali tidak bernapas.
Tiba-tiba seorang ibu datang dari belakang dan Bawang Putih mengenalnya. Ia adalah ibu yang dahulu pernah menolong Bawang Putih tentang kain yang hanyut dan menghadiahinya buah labu.
“Ibu!”
“Ya, nak.”
“Ia sudah meninggal nak.”
“Tapi saya ingin menolongnya, bu. Bawang merah telah membantuku agar aku tidak terkena racun itu.”
“Baiklah, satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah pergi menjemputnya ke dunia roh.
Apa kau berani pergi ke dunia roh untuk menjemput Bawang Merah dengan segala konsekuensinya?”
“Ya. Saya siap bu.”
“Gunakan Koin Jiwa ini untuk mendapatkan kembali roh Bawang Merah. Berjanjilah dengan cukup membawa saudarimu, jangan coba-coba memilih hal yang lain.” Kata Ibu Peri Buah Labu sembari memberikan sebuah koin pada Bawang Putih.
Ibu Peri Buah Labu itu menempelkan tangannya pada jidatnya, mebaca-bacakan suatu mantra, sehingga membuat Bawang Putih masuk ke dalam dunia roh.
Bawang Putih berada dalam dunia roh.
Bawang Putih segera pergi mencari keberadaan roh Bawang Merah.
Terdapatlah Bawang Merah sedang terisak menangis.
Ketika Bawang Putih menghampirinya, dirinya dihalangi oleh seorang pria yang membawa sebuah sabit besar.
“Tolong biarkan saya bertemu dengan saudariku, Merah!” kata Bawang Putih.
“Hey, Aku tahu kamu! Kamu adalah putri kerajaan kan. Aku mengenalmu! Ibu tiri dan saudarimu dahulu sering menyiksamu. Ada apa seorang putri berada di tempat seperti ini?”
“Aku mau menolong saudariku.”
“Kalau begitu, apa yang kau punya untuk menebus saudarimu?”
“Aku membawa ini.” Kata Putih sambil memperlihatkan koinnya.
“Waw, kau yakin kau mau menolong saudarimu? Dengan koin itu kau bisa memiliki kekuasaan atas 10 ribu pengawal pasukan gaib! Harta yang melimpah ruah!”
“Tidak, aku tetap memilih saudariku. Itu sudah cukup bagiku.” Kata Putih.
“Atau kau bisa menghidupkan ayahmu daripada saudarimu yang telah jahat padamu!”
“Tidak terimakasih.”
“Sial! Kau memang memiliki hati yang rupawan. Baiklah, kalau begitu. silahkan kau menjemput saudarimu.”
“Merah!”
“Putih!”
Bawang Putih memeluk Bawang Merah.
Kini, Bawang Merah hidup kembali.
“Kau memang anak yang baik, Putih!” kata Ibu Peri buah Labu.
Ketika Bawang Putih pergi menemui Bawang Merah, ternyata Ibu Peri, Pangeran dan semua masyarakat telah menangkap Ibu Bawang Merah dan Penyihir dan dimasukkan ke dalam penjara akibat perbuatan yang telah dilakukannya.
Kini, Bawang Merah tinggal bersama dengan Bawang Putih dan keduanya pun menjadi saudara yang dipenuh dengan cinta.
PRATINJAU
Bawang Merah dan ibunya kembali melakukan hal buruk kepada Bawang Putih.
BLURP
Bawang Merah dan ibunya kembali melakukan hal buruk kepada Bawang Putih. Bagaimanakah dengan Nasib Bawang Putih dan Bawang Merah?
KURASI
Bawang Merah dan ibunya kembali melakukan hal buruk kepada Bawang Putih. Namun Bawang Merah mencegah perlakukan buruk si Ibu Bawang Merah yang mengakibatkan Bawang Merah meninggal. Bawang Putih membantu Bawang merah untuk mencegahnya dari kematian. Akhirnya, Bawang Merah dan Bawang Putih bersama-sama hidup bahagia.
bawang
bawang merah
bawang putih
true heart
hati yang benar
cerita rakyat
dongeng
fairy tale
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Sed eu erat quis mauris scelerisque tempor. Vivamus risus mi, sagittis a sodales id, ornare at nulla. Pellentesque auctor sagittis suscipit. Donec vitae dolor turpis. Sed luctus tortor at lacus fermentum, id pulvinar dui tincidunt. Sed vel diam bibendum, malesuada ligula eu, aliquam ligula. Suspendisse sapien lorem, egestas id venenatis ut, euismod et lectus.
Donec fermentum risus vel nunc ultricies, quis consequat leo efficitur. Nullam aliquam euismod lectus, id feugiat dui egestas eget. Fusce ut eros rhoncus, bibendum ante commodo, ornare leo. Integer ex lectus, sagittis eu venenatis in, venenatis in odio. Nam velit arcu, vehicula ac turpis sit amet, elementum porttitor mi. Praesent pharetra orci at risus feugiat, non semper erat ultricies. Suspendisse ullamcorper luctus eros, eget lobortis sem consectetur eu. Suspendisse potenti. Sed ipsum augue, malesuada vitae orci sed, aliquet volutpat libero. Sed in vehicula magna. Vivamus vehicula porta porta. Praesent et nunc ex.
Aliquam vitae vestibulum lacus. Suspendisse potenti. Suspendisse potenti. Ut id tincidunt nulla. Phasellus mollis semper justo non posuere. Curabitur non lacus interdum, ultrices ex at, commodo nisl. Fusce at eros a ex pretium commodo eget auctor justo. Duis pretium nulla eget diam eleifend scelerisque. Vestibulum eget sem mattis, hendrerit ligula vulputate, tincidunt neque. Aenean massa mi, hendrerit vel diam quis, viverra posuere eros. Praesent rutrum diam eget pellentesque lobortis. Praesent non orci a sem lacinia consequat ac et nulla. Nunc condimentum, metus nec pellentesque blandit, enim justo pretium sapien, et porta nunc lectus non velit.