Masukan nama pengguna
“Suara apa itu mbok?”
“Suara pesta jin.”
“Hah? Serius mbok?”
“Iya Tommy. Berjanjilah sama mbok, kalau dengar suara dangdut seperti itu di tengah malam seperti ini, jangan tahu dan jangan mau tahu! Janji?”
“Oke mbok.”
--------------------
“Jalan yuk.”
“Lu gila nes, kerjaan kita masih banyak lagi. Uda gitu tinggal 2 hari lagi!”
“Iye iye deh.”
Tet-tet-tet-tet
“Suara apa itu?” tanya Agnes
“Sepertinya itu suara dangdut!” jawab Marsha.
“Hah, suara dangdut di jam 12 seperti ini. Gak ada otak kali ya!” kata Glen
“Itu suara jin, guys.” Jawab Tommy
“Apa??? Suara jin???” tanya Agnes
“Iya, kata nenek gue dulu. Suara itu namanya suara jin.”
“Ah, gw penasaran. Gue coba kesana kali ya.” Kata Agnes
“Yuk ah.” Sambung Marsha
“Heh, kalau lu kesana dan diculik, gue ga berani tanggung jawab ya!” kata Tommy
Agnes dan Marsha tidak menghiraukan perkataan Tommy dan langsung menuju ke sumber suara.
Tiba-tiba,
*tetetetetetet* *tetetettetet*
Terdapat suatu rombongan orang dewasa, ternyata itu merupakan rombongan pengantin.
Agnes dan Marsha, disusul Glen dan Tommy merasa ketakutan.
“Jam segini mana ada orang acara pengantin sih!” bisik Tommy kepada Glen.
Lalu, Agnes dan Marsha yang ketakutan, ditarik oleh Tommy dan Glen dan bersembunyi di balik pohon besar.
“Awas, kalian jangan bersuara, kalau bersuara kita akan diculik dan dibawa ke dimensi mereka!”
“Mereka tidak mempunyai filtrum, Tom!” kata Glen.
“Berarti memang jelas, mereka bukanlah manusia. Mereka sebangsa jin!”
*KREEEEK*
Tidak sengaja Agnes menginjak ranting pohon dan menimbulkan suara keras.
Semua mata rombongan itu tertuju pada mereka.
“LARIIIII!!!!” teriak Tommy.
Mereka berempat berlari tunggang langgang, namun sayang Marsha terjatuh dan ditangkap oleh gerombolan mereka.
“Shyaaaaaaa…” teriak Agnes.
Mereka semua berhasil masuk ke rumah dengan selamat, hanya Marsha yang tidak selamat.
“Bagaimana ini?? Marsha gimana???” panik Agnes.
“Gue akan segera panggil Mbok gw di Surabaya.”
Nenek Tommy mendengar hal itu, segera mengabari temannya yang mempunyai indera keenam.
Ia mengatakan bahwa Marsha ada di tempat mereka dan sedang dibawah pengawasan raja Jin daerah mereka tinggal.
Mereka pun disuruh untuk mengikuti apa yang teman nenek Tommy katakan.
Malam hari pun tiba, mereka membawa sesajen berupa buah-buahan, rokok, kopi dan dupa di dalam sebuah tampi beras.
Agnes, Tommy dan Glen membakar dupa dan rombongan jin itu datang kembali.
Mereka meminta maaf karena telah mengganggu acara mereka.
Permintaan maaf diterima dan Marsha dibawa kembali kepada mereka.
Akhirnya mereka sadar untuk berjanji selalu mendengarkan nasihat orang tua dan menghormati makhluk lain selain mereka.
THE END.