Masukan nama pengguna
NARDI (35) seorang Penjudi yang kaya raya dan sangat sayang keluarganya. Di rumah, dia bersama Istrinya LAILA (30), adik perempuan GADIS (20), dan anak perempuan tunggalnya NARA (10). Hari-hari dia disibukkan dengan berbagai kegiatan online yang berhubungan dengan trade atau judi online.
Hingga suatu ketika dia disadarkan atas kematian sobat karibnya karena bunuh diri akibat judi online ; dikejar2 DC sampai semua datanya disebar, sobatnya itu malu dalam kehidupan sosial dan tak punya cara membayar hutang hingga putus asa.
Ini memberi pelajaran pada Nardi, bahwa ternyata segala kekayaan dari hasil judi tak ada artinya, selain itu sobatnya semasa hidup juga sombong, tak pernah berdzakat. Lantas enggan ditahlikan tetangga, karena mati bunuh diri, miris.
Alhamdulillah, ada seorang Ustad muda YANUAR (25) yang mau membantu dengan beberapa kawan yang tergabung sbg anggota remaja mesjid. Yanuar dengan santun memberi pnjelasan bahwa bagaimanapun cara meninggalnya seorang muslim tetap harus diperlakukan sama pada saat meninggal.
Sesampainya di rumah, NARDI masih terbawa suasana sedih memikirkan akhir hayat sobatnya itu. Dan Nardi bertekad mulai sekarang hrus rajin bersedekah. Tetapi orang diskitar rumahhya tak ada yang mau menerima sedekah Nardi karena mereka tahu itu adalah hasil judi.
Nardi kecewa, dan bertambah ketakutan karena malamnya bermimpi sobatnya yang mengalami siksa kubur.
Hal itu terus menghantui Nardi hingga keluarganya heran. Lantas Nardi ingin mendapat pencerahan dari YANUAR. Nardi dianjurkan untuk benar-bener bertaubat, Nardi kemudian bertekad ingin menjual semua harta judinya itu untuk kemashalatan orang banyak. YANUAR setuju asal Nardi benar-benar bertaubat dan masih bisa memulai hidup yang baru.
Gadis dan Laila tercekat marah atas keinginan Nardi ini, bahkan dianggap ikut aliran gak jelas. Tapi Nardi justru menasehati bahwa apa yang dia lakukan justru karena sayang keluarganya dan tak mau lagi memberi mereka uang haram. Seluruh keluarganya akhirnya terdiam.
Hidup benar-benar dimulai dari nol oleh Nardi, semua harta, rumah dan mobilnya sudah dijual dan sebagian besar hasil penjualan disedekahkan. Nardi lalu mengontrak sepetak rumah.
GADIS yang paling tidak terima atas kondisi ini, dia sudah kelas 3 SMA dan sebentar lagi akan kuliah, apes banget dia merasa nasipnya ; padahal sudah berniat untuk kuliah swasta yang mahal dan bawa mobil sndiri. Tapi Nardi berusaha memberi penjelasan, minta maaf karena kondisi ini harus mereka lalui.
LAILA mulai paham dan salut atas tekad Nardi, tapi jadi kesal pada Gadis yang seakan tak tahu diri selama ini sudah dibantu. Gadis dan Laila bertengkar hebat malam itu, Nardi berusaha melerai dan ingin bersikap adil. Satu sisi dia sudah berjanji pada almarhum ayah dan ibunya akan menjaga Gadis smpai berkeluarga, satu sisi dia juga harus bertanggung jwab sbg kepala keluarga.
Keberuntungan akhirnya berpihak karena Yanuar berusaha membantu Nardi mendapatkan bantuan tambahan modal dari lembaga Lazis, tanpa bunga hingga Nardi mampu mengembalikan utk dimanfaatkan kemashalatan umat. Dan di malam itu jdi pertemuan pertama antara Yanuar dengan Gadis.
Nardi memulai usaha kecil2an membuka warung padang kaki lima di dekat terminal, rendang buatan LAILA enak, memang dia keturunan Minang asli. Resep dari Ibunya yang jadi modal.
Awal mula berjualan, dagangan mereka sudah ramai pembeli, tapi diantaranya adalah sopir truk dan preman terminal yang rata-rata karakternya keras dan serampangan. Baru juga jualan, sudah ada yang memaksa berhutang, dan Nardi terpaksa mengiyakan walau Laila tak setuju.
Alhamdulillah setelah beberapa minggu berjualan omset mereka cukup untuk belanja dan simpanan kebutuhan.
Tapi Gadis masih kecewa karena biasanya uang sejumlah itu adalah uang jajannya sehari. Laila akhirnya kembali marah pada gadis karena tdk bersyukur dan menghargai perjuangan kakaknya, Nardi lagi2 berusaha menenangkan tapi Gadis justru tambah kecewa dan ingin pergi kalau saja tak ditahan Nardi.
Preman yang berhutang itu pura-pura lupa ketika ditagih Laila, Nardi ihklas tapi Laila tetap menagih hingga hendak dilecehkan. Saat itulah Nardi benar-benar marah karena harga dirinya sebagai suami. Preman itu dimarahi, tapi malah menantang duel. Dan terjadilah perkelahian berimbas semua dagangan Nardi hancur berantakan, suami istri ini kemudian hanya bisa pasrah menangis menatap dagangan mereka.
Sedangkan Gadis akhirnya tergiur oleh perkataan kawanya untuk menggunakan aplikasi pinjol. Tapi bagaimana bayarnya? Kawannya ini lalu mengajak gadis untuk bekerja freelance sebagai penjaga kafe. Apalagi postur dan wajah cantik Gadis pasti langsung diterima kerja.
Awalnya Nardi tidak setuju atas keputusan Gadis, tapi Laila justru mendukung kemauan Gadis untuk mandiri. Nardipun akhirnya setuju selagi itu tidak mengganggu sekolahnya yang hampir tamat.
Anehnya Gadis menolak menerima uang jajan, katanya untuk memperbaiki warung mereka yang dirusakkan saja, Nardi dan Laila terharu. Padahal gadis sudah mempunyai uang yang cukup dari pinjol, Nardi dan Laila sama sekali tak mengetahui itu.
Malam itu Yanuar bertamu dengan beberapa orang dari kepolisian prihal perusakan warung itu, dan terjadi tatapan singkat antara dia dengan gadis, tapi yanuar buru2 menunduk. Dalam hati Gadis bilang "yanuar memang tampan, soleh, tapi bukan tipe dia lelaki kaku dan kuper seperti Yanuar".
Di meja ruang tamu, Gadis melihat sebuah buku best seller berjudul " Hijrah Itu Asik bukan Kuper", judulnya membuat Gadis penasaran.
Beberapa preman mendatangi lapak Nardi yang sedang diperbaiki. Mereka juga berniat untuk makan beramai2. Ternyata tujuan utama mereka ingin berdamai, karena sudah ada polisi mendatangi mereka. Kepala preman itu malah sangat baik cara bicaranya, dan menawarkan bantuan kredit spaya Nardi bertambah modal. Tentu saja Nardi menolak dengan halus.
Preman itu kemudian membayar dan memberikan bonus atas kerugian yang dialami Nardi, tapi Nardi menolak dan bilang "cukup bayar apa yang kalian makan, dan tolong jangan mengusik dia lagi, karena sehebat apapun manusia pasti akan mati dan membayar apa yg sudah diperbuat selama hidup". Semua preman itu terdiam, lalu pergi.
Gadis sangat senang sekrang, meskipun sepulang sekolah dia bekerja di kafe tapi bisa membeli barang2 yang dia mau, mentraktir kawan-kawanya. Kabar baik juga datang karena bos kafe itu suka dengan energik dan pelayanan gadis, dia diangkat menjadi humas di kafe ini. Kabar itu tentu membuat Nardi dan Laila senang, tapi tetap menitipkan pesan supaya Gadis tetap ingat sekolahnya
Gadis tercekat begitu melihat poster yang baru saja ditempel oleh kryawan kafe, ternyata itu adalah jadwal show stand up sekaligus launching buku "Hijrah itu Asiik bukan Kuper. " yang sudah dia baca. Flashback buku itu membuat dia tersenyum dan juga seperti menemukan ilmu penting di dalamnya, sebuah judul bab tertulis dgn huruf kapital "No !! Riba membawa Bala".
Gadis lalu terlihat kesal dan buru-buru mematikan hpnya yang berdering. Lalu tiba-tiba rautnya cepat sekali berubah menjadi senewen skrg. Gadis juga sering bolos dan lebih memilih bekerja fulltime. Handphonenya jga semakin sering ditelpon orang tak dkenal yg slalu tak dia gubris dgn raut kesal. Lebih parahnya lagi seluruh kawan-kawan Gadis yang kontaknya tersimpan di hp mengeluh karena sering ditelpon untuk membayar hutang Gadis. Gadis benar-benar malu, stress dan tidak ingin bertemu siapa-siapa selain menyibukkan diri dengan kerjanya
Gadis mengendap-endap masuk ke dalam rumah yang ternyata sudah ditunggu Nardi dengan raut tenang, tapi gadis ketakutan. Nardi menyuruh dia makan malam yang sedari tdi sudah disiapkan, lalu Gadis buru-buru sholat. Setelah sholat, ternyata Nardi masih menunggunya, hingga terjadi perbincangan serius antara mereka berdua.
Nardi agak menghempaskan selembar amplop di hadapan Gadis, yang ternyata isinya adalah surat pemberitahuan dari sekolah bahwa Gadis tidak bisa mengikuti ujian akhir karena sering bolos pada masa pra ujian. Mata Nardi berkaca-kaca dan kecewa, bersamaan dengan Laila yang terbangun dari tidurnya dan sudah tak tahan untuk memarahi Gadis.
Sambil menangis Gadis bilang bahwa dia bolos karena harus kerja. Tapi Nardi malah berbicara dengan nada tinggi bahwa dia masih bisa menbiayai gadis. Tapi Gadis tetap menangis dan bilang perkataan Laila waktu itu membuat dia sadar dan tahu diri untuk Mandiri, bila perlu Gadis ingin berhenti sekolah. Nyaris Nardi ingin menampar gadis tapi segera istighfar. Gadis ketakutan dan kbur dari rumah. Nardi berusaha mengejar, tapi sarungnya tersangkut hingga jatuh telungkup, lalu dibantu Laila bangkit. Saat itu, gadis sudah berlari menjauh.
Pintu kafe terbuka dari luar dan ternyata yang masuk adalah Gadis dengan mata sembab, Gadis menginap di Kafe. Dia tertidur lelap di hamparan karpet lantai setelah lelah menangis.
Nardi yang kelimpungan mencari Gadis, makin senewen saat mendapat telpon dari DC yang menagih hutang Gadis. Nardi jadi tak fokus berjualan hingga membuat Laila ikutan senewen. "Bisa-bisanya Gadis justru menjadi pelaku riba yang dengan penuh pengorbanan dihindari Nardi".
Semua pekerja di Kafe dan Manager Kafe heran melihat raut Gadis yang lusuh, apalagi setelah tahu Gadis menginap di kafe. Tapi Gadis tidak ingin bercerita apa2, berusaha tetap giat walaupun pikiranya kacau.
Begitu terkejutnya Gadis mengetahui yang menjadi pembicara sekaligus komika di kafenya itu adalah Yanuar. Apalagi setelah Gadis tahu Yanuar penulisnya. Ternyata Yanuar adalah ustad muda yang juga berdakwah melalui buku dan stand up komedi spaya dekat dengan generasi usianya. Segala pandangan tentang Yanuar yang diyakini gadis akhirnya berubah total dan mulai terbit rasa kagum. Yanuar pun sama skali tak tahu kehadiran gadis di kafe ini.
Tiba-tiba acara lounching buku ini jdi sedikit rusuh karena kehadiran beberapa pemuda bertampang preman yang mencari Gadis. Sontak manager kafe pun terkejut karena mereka ingin menagih hutang Gadis yang jatuh tempo. Betapa malunya gadis diperhatikan semua pengunjung, dan saat itulah Yanuar baru tahu gadis bekerja di kafe ini dan permasalahan yang terjadi.
Preman itu tetap memaksa Gadis untuk melunasi hutangnya, acara lounching pun jadi terhenti, lalu Yanuar berusaha mengatasi masalah dengan bertanya duduk perkaranya, lalu saat itu juga hutang gadis dibayar dan membuat perjanjian pelunasan.
Gadis sangat berterima kasih atas bantuan Yanuar, yg dengan tulus tersenyum dan sma sekali tidak mengharap ganti rugi.
Nardi menangis dalam sholatnya. Dia berulang kali mngucap istighfar dalam doa selesai sholat. Cobaan apa lagi yang harus dia alami setelah susah payah menghindari uang haram, adik kesayanganya justru membuat dia kecewa dan kini entah dimana keberadaanya.
Gadis datang bersama Yanuar dan langsung bersimpuh memohon maaf. Mendengar cerita Gadis membuat Nardi marah besar dan hampir saja menampar jika tak ditahan Yanuar. Nardi kemudian berjanji akan melunasi hutang dia dan Gadis, tapi Yanuar Ihklas membantu karena dia dan team penulisan buku ini menyisihkan hasil penjualan buku bkerja sama dengan Lazis utk membantu umat terlepas dari riba termasuk bantuan untuk Nardi.
Dan sambil tertawa Yanuar bilang mengenai buku yang tertinggal itu memang sengaja dilakukan Yanuar utk promosi, jadi Gadis adalah pembaca perdananya. Suasana yg tdinya tegang akhirnya cair kembali.
Ending
Gadis tetap mengikuti ujian kelulusan sekolah setelah Yanuar dan Nardi memohon pada pihak sekolah.
Warung Nardi yang sederhana pun semakai ramai pembeli dan ada Gadis yang membantu mereka.
Gadis giat belajar di depan laptop dan terlihat ada tulisan brosur Universitas Terbuka di meja belajarnya.
Keakraban pun mulai terjalin antara Yanuar dan Gadis, meski tetap berjarak secara syariah.
Tamat