Daftar isi
#1
Biografi Para Tokoh
#2
Chapter 1 Bagian 1 De keuze van de prinses
#3
Chapter 1 Bagian 2 De bekentenis van de prinses
#4
Chapter 1 Bagian 3 De terugkeer van de prinses
#5
Chapter 1 Bagian 4 Euer Wille ist mein Befehl, Eure Majestät
#6
Chapter 1 Bagian 5 Persiapan Rencana Menyelamatkan Ibu Pertiwi
#7
Chapter 1 Bagian 6 Pengorbanan
#8
Chapter 2 Bagian 1 Stille Sophie
#9
Chapter 2 Bagian 2 Informatsionnaya voyna
#10
Chapter 2 Bagian 3 Kami Hindia, Kami Indonesia!
#11
Chapter 2 Bagian 4 Tumbangnya Tirani
#12
Chapter 3 Bagian 1 Persiapan Menyambut Era Baru
#13
Chapter 3 Bagian 2 Tibanya Era Baru
#14
Chapter 3 Bagian 3 Setelah Aku Lulus, Maukah Kamu Jadi Pasangan Hidupku?
#15
Chapter 3 Bagian 4 Perdebatan Persetujuan Hubungan Asmara
#16
Chapter 3 Bagian 5 Persiapan Menghadiri Jamuan Makan Malam Di Istana Raja
#17
Chapter 3 Bagian 6 Menghadiri Jamuan Makan Malam Di Istana Raja
#18
Chapter 4 Bagian 1 Persiapan Menuju Pernikahan Dengan Tuan Putri
#19
Chapter 4 Bagian 2 Malam Ijab Qabul Dan Bermesraan
#20
Chapter 4 Bagian 3 Mimpi Buruk Di Luar Nalar
#21
Chapter 4 Bagian 4 Jangan Bersedih, Allah Bersama Kita
#22
Chapter 4 Bagian 5 Jangan Mengira Tak Ada Buaya Di Dalam Air Yang Tenang
#23
Chapter 4 Bagian 6 Menunggu Dalam Ketakutan
#24
Chapter 4 Bagian 7 Pengagalan Serangan Musuh
#25
Chapter 4 Bagian 8 Pembasmian Para Pengkhianat
#26
Chapter 4 Bagian 9 Interogasi Kepada Pengkhianat Yang Ditawan
#27
Chapter 4 Bagian 10 Titah Untuk Mengungkapkan Identitas Sang Dalang Kekacauan
#28
Chapter 5 Bagian 1 God is niet bereid om ons te vernietigen
#29
Chapter 5 Bagian 2 Terungkapnya Identitas Sang Dalang Kekacauan
#30
Chapter 5 Bagian 3 Usaha Untuk Memenggal Kepala Hydra
#31
Chapter 5 Bagian 4 Pengadilan Untuk Sang Dalang Kekacauan
#32
Chapter 5 Bagian 5 Pembelaan Anak Buah Sang Dalang Kekacauan
#33
Chapter 5 Bagian 6 Bantahan Sang Dalang Kekacauan
#34
Chapter 5 Bagian 7 Alibi Gila Sang Dalang Kekacauan
#35
Chapter 5 Bagian 8 Hukuman Untuk Sang Dalang Kekacauan
#36
Chapter 6 Bagian 1 Datangnya Para Utusan Sultan
#37
Chapter 6 Bagian 2 Kisah Kelam Sang Mantan Kandidat Calon Penerus Takhta
#38
Chapter 6 Bagian 3 Perbincangan Antara Sang Kesatria Dengan Sang Tuan Putri
#39
Chapter 6 Bagian 4 Keputusan Para Calon Penerus Takhta
#40
Chapter 6 Bagian 5 Panarimaan Hapunten
#41
Chapter 6 Bagian 6 Penobatan
#42
Chapter 6 Bagian 7 Indië verloren, orde herboren
#43
Chapter 6 Bagian 8 Pemisahan
#44
Chapter 6 Bagian 9 Merdeka Penuh
#45
Epilog
Antara Darah Dan Hati 2: Dream Reality Seri 4
40 dari 45
Chapter sebelum
Chapter 6 Bagian 4 Keputusan Para Calon Penerus Takhta
Chapter berikut
Chapter 6 Bagian 6 Penobatan
#40
Chapter 6 Bagian 5 Panarimaan Hapunten
[1] Bahasa Sunda: A' Adi? Assalamu'alaikum, ini aku Asep—Kakakmu. Kamu masih inget aku 'kan?

[2] Bahasa Sunda: Udah lama ya, kita enggak ketemu dan bicara sejak hari itu?

[3] Bahasa Sunda: Ada banyak hal yang udah terjadi selama kita enggak ketemu, salah satunya aku udah punya istri dan anak. Terus anakku udah sebesar ini dan dia juga udah nikah, Alhamdulillaah. Seandainya kita masih saling bicara dan ketemu, mungkin kamu bakal sering ketemu sama Karim dan istrimu bisa punya waktu istirahat dari ngerawat kamu karena Karim bakal ikut ngerawat pamannya yang keren dan hebat.

[4] Bahasa Sunda: A' Adi, sebenernya, aku udah tau lama kalau kamu jatuh sakit kena kanker tenggorokan, pengurus keraton yang ngasih tau aku. Tapi waktu aku tau itu, aku ngerasa seneng karena aku ngerasa kalau kamu akhirnya dapet balasan setimpal buat semua perbuatan jahat yang udah kamu lakuin ke aku.

[5] Bahasa Sunda: Tapi anakku minta ke aku buat nyoba maafin semua perbuatan jahat yang udah kamu lakuin ke aku, karena anakku bilang mungkin nyawamu bakal dicabut sebentar lagi. Jadi paling enggak dengan aku maafin kamu, dosa-dosamu ke aku bakal diampuni sama Allah dan kamu enggak bakal dihukum sama Allah di alam yang lain.

[6] Bahasa Sunda: Aku bukan orang yang hatinya lapang selapang hati anakku. Anakku cobaan hidupnya berat, dia pernah difitnah sama seseorang dan fitnah itu hampir ngebuat dia dapet cap kriminal, mendekam dipenjara dan bahkan anakku hampir mati di dalem penjara. Tapi setelah dia menang ngelawan musuhnya dan dikasih kesempatan buat ngebales perbuatan jahat yang udah musuhnya lakuin—dia nolak buat ngelakuin itu dan milih buat ngejalanin hidup yang damai sama orang-orang di sekitarnya yang dia cintai dan sayangi. Sedangkan aku? Aku masih nyimpen dendam sama kamu, padahal cobaan hidup yang aku alami enggak seberat cobaan hidup yang anakku alamin.

[7] Bahasa Sunda: Dan ya, pada akhirnya aku sendiri enggak lebih baik daripada kamu, karena aku sendiri ngerasa seneng waktu tau kamu ditimpa penderitaan sama kayak kamu yang ngerasa seneng setelah ngelakuin semua perbuatan jahat itu ke aku. Tapi aku mau nyoba belajar dan berusaha buat jadi manusia yang lebih baik dari diriku di masa lalu, jadi walaupun kamu enggak pernah minta maaf ke aku, aku bakalan nyoba buat maafin semua perbuatan jahat yang udah kamu lakuin ke aku. Dan aku harap—dengan aku maafin kamu, Allah berkehendak buat ngeringanin penderitaan yang lagi menimpa kamu dan dosa-dosamu diampuni, sama kamu dilindungi dan terhindar dari amarah-Nya dan dari siksaan-Nya dan Allah berkehendak buat masukin kamu ke dalem surga sebagaimana aku yang juga berharap dapet hal yang sama dari Allah.
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)