Novel
Novel
Genre → Drama
Tuhan, Boleh Ya, Aku Tidur Nggak Bangun Lagi?
414
Suka
10557
Pembaca
47
Chapter
Mulai membaca
Beli Sekarang
Digital Rp50.000
Telah selesai
Premium
Beli Sekarang
Digital Rp50.000
Mulai membaca
Blurb
Damai Sentosa seharusnya hidup damai seperti namanya. Namun, kedamaian itu direnggut oleh lelaki paling berpengaruh di desa. Semenjak peristiwa itu, saat mau tidur, Damai selalu menyelipkan permohonan untuk nggak bangun lagi. Sayangnya, kendatipun permintaan itu hampir nggak luput setiap hari diselipkan dalam doa, Damai masih bangun dari tidurnya. Damai ingin bercerita tentang nasib dirinya sebagai korban pelecehan, tapi hingga dewasa pun, Damai nggak pernah sanggup. Gila memang, tapi sesungguhnya, di tahun-tahun dia menjalani hidup di Desa Sarang Manis, hal demikian memang tabu dan dianggap aib.



#FalconxKwikku

#berkaryabersamakwikku

#kompetisimenulisKwikku

#terinspirasikisahnyata

#ceritadarihati
#1
Surat Pertama: Lembar Damai Sentosa Untuk Kamu
#2
Surat Kedua: Selepas Kemarau Panjang
#3
Surat Ketiga: Lelaki Itu dan Lelah Hidup
#4
Surat Keempat: Status dan Kaitan-Kaitan Lainnya
#5
Lanjutan Surat
#6
Dan Masih Lanjutan Suratnya
#7
Masih dengan Lanjutan Suratnya
#8
Bagian Pertemuan
#9
Bagian Kedatangan Wartawan
#10
Bagian Forum Diskusi
#11
Bagian dari Surat Kelima dan Surat Keenam
#12
Bagian Surat Kuasa
#13
Bagian di Sungai Alunan
#14
Bagian Selepas Seminggu
#15
Surat Ketujuh: Seperti Ada yang Salah
#16
Bagian Sebuah Kesaksian Penting
#17
Bagian Bincang-Bincang Santai
#18
Bagian Buku Harian Damai
#19
Surat Kedelapan: Dibuka dengan Manis
#20
Masih Bagian Surat Kedelapan: Dilecehkan Monster
#21
Masih Surat Kedelapan: Kini Tentang Ikatan Damai
#22
Masih Surat Kedelapan: Perasaan dengan Getaran Aneh
#23
Masih Surat Kedelapan: Tuntas
#24
Bagian Forum Diskusi, Sesi Pertama yang Masih Tenang
#25
Masih Forum Diskusi, Sesi Kedua dengan Percikan Debat
#26
Masih Forum Diskusi, Sesi Ketiga yang Berisi Suara Ingin Didengar
#27
Bagian yang Pada Akhirnya Sesenggukan
#28
Bagian Sidang Pertama
#29
Bagian Alun-Alun Payung Teduh
#30
Bagian Sidang Kedua
#31
Bagian Sidang Ketiga yang Segera Dimulai
#32
Bagian Sidang Ketiga yang Sudah Dimulai
#33
Bagian Sidang Ketiga yang Memanas
#34
Bagian Sidang Ketiga Atas Kesaksian Haru
#35
Bagian Sidang Ketiga Atas Kesaksian Barzah
#36
Bagian Sidang Keempat Saat Berbagi Perspektif
#37
Bagian Sidang Keempat dalam Bincang-Bincang Kritis
#38
Bagian Sidang Keempat, Ketika yang Sok Suci Bersaksi
#39
Bagian Sidang Kelima, Psikiater Forensik
#40
Bagian Sidang Keenam, Perasaan yang Mengganggu
#41
Bagian Sidang Keenam, Mendalami dari Sudut Pandang Psikolog
#42
Bagian Sidang Ketujuh, yang Salah Mengundang
#43
Bagian Sidang Kedelapan, Cinta yang Tak Seharusnya Ada
#44
Bagian Sidang Kesembilan yang Tak Bisa Dihadiri
#45
Bagian Sidang 10, 11, 12, 13, dan 14
#46
Bagian Sidang Kelima Belas, Putusan Vonis!
#47
Bagian yang Sesungguhnya Terjadi
Kamu harus masuk terlebih dahulu untuk mengirimkan ulasan, Masuk
Belum ada Ulasan
Disukai
414
Dibaca
10.5k
Tentang Penulis
Athar Farha
Menulis untuk bahagia. Begitulah diriku yang bernama asli Aji Saputra.
390
Pengikut
9
Karya